Mata adalah organ yang sangat penting. Dalam Al-Qur’an,
mata disebut di banyak ayat. Mulai dari pengingat nikmat agar bersyukur hingga pertanggungjawaban
atas nikmat itu. Berikut ini 10 ayat tentang mata dalam Al-Qur’an:
1. Nikmat mata
وَمَا يَسْتَوِي الْأَعْمَى وَالْبَصِيرُ وَالَّذِينَ آَمَنُوا
وَعَمِلُوا الصَّالِحَاتِ وَلَا الْمُسِيءُ قَلِيلًا مَا تَتَذَكَّرُونَ
Dan tidaklah sama orang yang buta dengan orang yang
melihat, dan tidaklah (pula sama) orang-orang yang beriman serta mengerjakan
amal saleh dengan orang-orang yang durhaka. Sedikit sekali kamu mengambil
pelajaran. (QS. Al Mu’min: 58)
Allah menggunakan perumpamaan orang yang beriman sebagai
orang yang bisa melihat, sedangkan orang yang tidak beriman lagi durhaka
seumpama orang yang buta. Selain memudahkan untuk memahami iman, ayat ini juga
menunjukkan betapa luar biasa nikmat mata.
Mungkin selama ini tidak disadari dan dianggap biasa
saja. Padahal mata adalah rezeki yang sangat besar dan nikmat yang sangat
mahal. Dengan mata, kita bisa melihat indahnya dunia. Kita bisa melihat wajah
anak-anak, istri, dan keluarga tercinta. Mengenali orang-orang di sekitar kita.
Tilawah Al-Qur’an dan membaca buku. Lebih mudah mencari ilmu.
Jangankan saat nikmat mata hilang dengan kebutaan, bahkan
saat nikmat mata berkurang karena sakit saja, kita merasa sangat tidak nyaman. Merasa
sangat kehilangan. Rela mengeluarkan dana besar untuk mengembalikan kesehatan
mata.
Misal ketika seseorang mengalami miopi (rabun jauh), hipermetropi
(rabun dekat), astigmatisme (silinder) atau presbiopi (mata tua). Ia harus
memakai kacamata atau lensa kontak agar bisa melihat dengan jelas. Itu pun masih
terasa memberatkan dan tidak nyaman. Inginnya bebas dari kacamata dan lensa
kontak. Maka ia pun rela mengeluarkan belasan juta per mata untuk operasi lasik. Jika dua mata, biaya operasi lasik bisa
mencapai 25-30 juta.
Demikian pula jika menderita katarak. Ia akhirnya
membayar 8-15 juta untuk operasi katarak per mata. Apalagi kalau penyakit mata
yang lebih parah. Maka, tidakkah kita bersyukur dengan nikmat mata ini?
2. Hanya Allah yang Kuasa menjaga nikmat mata
Nikmat mata yang sangat berharga itu, hanya Allah yang
Kuasa untuk menjaganya.
وَلَوْ نَشَاءُ لَطَمَسْنَا عَلَى أَعْيُنِهِمْ فَاسْتَبَقُوا
الصِّرَاطَ فَأَنَّى يُبْصِرُونَ
penglihatan mata mereka; lalu mereka berlomba-lomba (mencari) jalan, Maka
betapakah mereka dapat melihat(nya). (Yasin: 66)
Ayat ini juga merupakan ayar perumpamaan untuk menjadi
pelajaran. Bahwa orang yang mendapat hidayah itu laksana orang yang bisa
melihat. Sementara orang yang menyimpang dari kebenaran itu laksana orang yang
kehilangan penglihatan. Dan sungguh yang kuasa memberikan penglihatan dan
mencabutnya hanyalah Allah Subhanahu wa Ta’ala.
Karenanya kita perlu bersyukur dan memperbanyak doa
kepada-Nya. Hanya atas kehendak-Nya, kita memiliki penglihatan sempurna. Hanya atas
kehendak-Nya, seseorang mengalami miopi, hipermetropi, astigmatisme, dan presbiopi. Dan hanya
dengan kehendak-Nya pula, seseorang bisa sembuh dari semua kelainan refraksi
itu maupun penyakit mata lainnya.
3. Mata akan dimintai pertanggungjawaban
Bukan hanya harus bersyukur dengan ucapan alhamdulillah,
syukur atas nikmat mata harus mewujud dalam bentuk menggunakan mata untuk
melihat hal-hal yang Allah halalkan, menghindarkan dari pandangan haram, dan
melihat tanda kebesaran Allah.
وَلَا تَقْفُ مَا لَيْسَ لَكَ بِهِ عِلْمٌ إِنَّ السَّمْعَ
وَالْبَصَرَ وَالْفُؤَادَ كُلُّ أُولَئِكَ كَانَ عَنْهُ مَسْئُولًا
Dan janganlah kamu mengikuti apa yang kamu tidak mempunyai
pengetahuan tentangnya. Sesungguhnya pendengaran, penglihatan dan hati,
semuanya itu akan diminta pertanggungan jawabnya. (QS. Al Isra: 36)
4. Mata bisa menjerumuskan ke neraka
Sebagaimana mata bisa mengantarkan ke surga, ia juga bisa
menjerumuskan ke neraka. Mengantarkan ke surga jika nikmat mata disyukuri dan
digunakan untuk kebaikan yang berpahala. Menjerumuskan ke neraka jika digunakan
untuk memandang yang haram dan menutup mata dari tanda-tanda kekuasaan Allah
Subhanahu wa Ta’ala.
وَلَقَدْ ذَرَأْنَا لِجَهَنَّمَ كَثِيرًا مِنَ الْجِنِّ وَالْإِنْسِ
لَهُمْ قُلُوبٌ لَا يَفْقَهُونَ بِهَا وَلَهُمْ أَعْيُنٌ لَا يُبْصِرُونَ بِهَا
وَلَهُمْ آَذَانٌ لَا يَسْمَعُونَ بِهَا أُولَئِكَ كَالْأَنْعَامِ بَلْ هُمْ
أَضَلُّ أُولَئِكَ هُمُ الْغَافِلُونَ
Dan sesungguhnya Kami jadikan untuk (isi neraka Jahannam)
kebanyakan dari jin dan manusia, mereka mempunyai hati, tetapi tidak
dipergunakannya untuk memahami (ayat-ayat Allah) dan mereka mempunyai mata
(tetapi) tidak dipergunakannya untuk melihat (tanda-tanda kekuasaan Allah), dan
mereka mempunyai telinga (tetapi) tidak dipergunakannya untuk mendengar
(ayat-ayat Allah). Mereka itu sebagai binatang ternak, bahkan mereka lebih
sesat lagi. Mereka itulah orang-orang yang lalai. (QS. Al A’raf: 179)
5. Mata yang mudah menangis karena Allah
Salah satu tanda lembutnya hati adalah mata mudah
menangis karena Allah. Menangis saat teringat dosa, menangis membayangkan neraka,
menangis karena tersentuh kebaikan dan nikmat-Nya.
وَإِذَا سَمِعُوا مَا أُنْزِلَ إِلَى الرَّسُولِ تَرَى أَعْيُنَهُمْ
تَفِيضُ مِنَ الدَّمْعِ مِمَّا عَرَفُوا مِنَ الْحَقِّ يَقُولُونَ رَبَّنَا
آَمَنَّا فَاكْتُبْنَا مَعَ الشَّاهِدِينَ
Dan apabila mereka mendengarkan apa yang diturunkan
kepada Rasul (Muhammad), kamu lihat mata mereka mencucurkan air mata disebabkan
kebenaran (Al Quran) yang telah mereka ketahui (dari kitab-kitab mereka
sendiri); seraya berkata: “Ya Tuhan kami, kami telah beriman, maka
catatlah kami bersama orang-orang yang menjadi saksi.” (QS. Al Maidah: 83)
Mudah menangis karena Allah ini juga merupakan salah satu
tanda keimanan sebagaimana ayat tersebut.
6. Mata yang menangis karena terhalang dari amal
Tanda lembutnya hati dan tanda keimanan yang lain adalah
mudah menangis karena terhalang dari amal. Bentuk penyesalan akibat tidak bisa beramal.
وَلَا عَلَى الَّذِينَ إِذَا مَا أَتَوْكَ لِتَحْمِلَهُمْ قُلْتَ لَا
أَجِدُ مَا أَحْمِلُكُمْ عَلَيْهِ تَوَلَّوْا وَأَعْيُنُهُمْ تَفِيضُ مِنَ
الدَّمْعِ حَزَنًا أَلَّا يَجِدُوا مَا يُنْفِقُونَ
dan tiada (pula) berdosa atas orang-orang yang apabila
mereka datang kepadamu, supaya kamu memberi mereka kendaraan, lalu kamu
berkata: “Aku tidak memperoleh kendaraan untuk membawamu”. Lalu
mereka kembali, sedang mata mereka bercucuran air mata karena kesedihan,
lantaran mereka tidak memperoleh apa yang akan mereka nafkahkan. (QS. At
Taubah: 92)
7. Mata adalah bahasa yang paling jujur
Seseorang bisa berbohong dengan lisannya, tetapi matanya
tidak bisa memperagakan secara sempurna. Saat seseorang bersedih, matanya juga
menangis atau minimal berkaca-kaca. Bahkan untuk kesedihan yang besar dan
berlangsung lama, kondisi mata bisa terpengaruh secara signifikan.
وَتَوَلَّى عَنْهُمْ وَقَالَ يَا أَسَفَى عَلَى يُوسُفَ وَابْيَضَّتْ
عَيْنَاهُ مِنَ الْحُزْنِ فَهُوَ كَظِيمٌ
Dan Ya’qub berpaling dari mereka (anak-anaknya) seraya
berkata: “Aduhai duka citaku terhadap Yusuf”, dan kedua matanya
menjadi putih karena kesedihan dan dia adalah seorang yang menahan amarahnya
(terhadap anak-anaknya). (QS. Yusuf: 84)
8. Mata itu responsif
Mata merupakan salah satu organ yang sangat responsif. Ia
akan bereaksi secara alami terhadap apa yang dilihatnya. Saat melihat hal yang mengejutkan
atau mencekam, secara otomatis mata akan terbelalak.
وَلَا تَحْسَبَنَّ اللَّهَ غَافِلًا عَمَّا يَعْمَلُ الظَّالِمُونَ
إِنَّمَا يُؤَخِّرُهُمْ لِيَوْمٍ تَشْخَصُ فِيهِ الْأَبْصَارُ
Dan janganlah sekali-kali kamu (Muhammad) mengira, bahwa
Allah lalai dari apa yang diperbuat oleh orang-orang yang zalim. Sesungguhnya
Allah memberi tangguh kepada mereka sampai hari yang pada waktu itu mata
(mereka) terbelalak, (QS. Ibrahim: 42)
9. Jangan melihat dengan pandangan iri dan tatapan
dengki
Salah satu kiat menjadi bahagia adalah menghindarkan mata
dari pandangan iri dan tatapan dengki. Terutama terhadap kenikmatan duniawi
yang Allah berikan kepada seseorang sebagai cobaan.
وَلَا تَمُدَّنَّ عَيْنَيْكَ إِلَى مَا مَتَّعْنَا بِهِ أَزْوَاجًا
مِنْهُمْ زَهْرَةَ الْحَيَاةِ الدُّنْيَا لِنَفْتِنَهُمْ فِيهِ وَرِزْقُ رَبِّكَ
خَيْرٌ وَأَبْقَى
Dan janganlah kamu tujukan kedua matamu kepada apa
yang telah Kami berikan kepada golongan-golongan dari mereka, sebagai bunga
kehidupan dunia untuk Kami cobai mereka dengannya. Dan karunia Tuhan kamu
adalah lebih baik dan lebih kekal. (QS. Thaha: 131)
Baca juga: 5 Hal yang Membatalkan Wudhu
10. Buta hati lebih berbahaya dari buta mata
Ada yang lebih berbahaya dari penyakit mata; penyakit
hati. Ada yang lebih berbahaya dari buta mata; buta hati.
أَفَلَمْ يَسِيرُوا فِي الْأَرْضِ فَتَكُونَ لَهُمْ قُلُوبٌ
يَعْقِلُونَ بِهَا أَوْ آَذَانٌ يَسْمَعُونَ بِهَا فَإِنَّهَا لَا تَعْمَى
الْأَبْصَارُ وَلَكِنْ تَعْمَى الْقُلُوبُ الَّتِي فِي الصُّدُورِ
maka apakah mereka tidak berjalan di muka bumi, lalu
mereka mempunyai hati yang dengan itu mereka dapat memahami atau mempunyai
telinga yang dengan itu mereka dapat mendengar? Karena sesungguhnya bukanlah
mata itu yang buta, tetapi yang buta, ialah hati yang di dalam dada. (QS. Al
Hajj: 46)
Demikian 10 ayat tentang mata dalam Al-Qur’an. Sebenarnya
ada 20 lebih ayat tentang mata. Namun, semoga 10 ayat ini saja sudah
mengentakkan kesadaran kita tentang nikmat mata hingga pertanggungjawabannya. Wallahu
a’lam bish shawab. [Muchlisin BK/Tarbawia]
Terimakasih telah membaca di Piool.com, semoga bermanfaat dan lihat juga di situs berkualitas dan paling populer Aopok.com, peluang bisnis online Topbisnisonline.com dan join di komunitas Topoin.com.