Cara Mendisiplinkan Anak (indahladya.com) |
Cara mendisiplinkan anak dengan baik adalah permasalahan umum yang sering diperbincangkan oleh para orang tua. Tidak sedikit orang tua yang merasa kehabisan cara untuk dapat mendisiplinkan anak dengan tidak menaikkan nada bicara mereka.
Cara mendidik anak dengan kekerasan tidaklah bisa dibenarkan dari segi apapun. Mungkin, anak akan menjadi lebih cepat mematuhi perintah kita. Namun, luka yang kita ukir di hati mereka mungkin akan memberikan efek jangka panjang.
Dampak dari Cara Mendisiplinkan Anak Dengan Kekerasan
Dampak Dari Cara Mendisiplinkan Anak Dengan Kekerasan (indahladya.com) |
Mungkin, kalau prinsip orang jaman dulu sih “anak gak bakal bisa nurut kalau gak dikerasin”. Hingga pada akhirnya melakukan kekerasan secara fisik menjadi hal yang wajar pada saat itu. Namun, seiring berkembangnya ilmu pengetahuan, saya rasa semua orang saat ini sudah sepakat bahwa dampak menampar pipi anak tidak sesederhana yang dibayangkan sebelumnya.
1. Menurunkan Nilaimu Sebagai Orang Tua
Sebagai orang tua, kamu pastinya ingin dipandang sebagai sosok yang berwibawa di mata anak-anakmu, bukan? Namun, nyatanya dengan melakukan kekerasan hanya demi mendisiplinkan anak bukanlah hal yang bisa menaikkan nilaimu sebagai orang tua.
Rasa takut dan rasa hormat adalah dua hal yang sekilas mirip, namun memiliki perbedaan yang cukup mencolok. Apabila kamu menerapkan cara mendisiplinkan anak dengan kekerasan, maka anak akan merespon hal tersebut dengan rasa takut.
Mereka mungkin akan mematuhi semua peraturan yang kamu buat ketika ia masih berada dalam pantauanmu. Namun, ketika kamu tengah lengah dan tidak sempat memantaunya, siapa yang jamin bahwa ia tidak akan melakukan hal yang kamu larang tanpa sepengetahuanmu. Kalau sudah begini, sama saja dengan mendukung anak dalam menyusun strategi untuk berbohong, bukan?
2. Menyebabkan Trauma Jangka Panjang
Cara mendisiplinkan anak dengan kekerasan pastinya akan menyebabkan trauma jangka panjang. Ingatlah bahwa anak sudah memiliki kemampuan untuk merekam ingatan mereka, bahkan sejak mereka kecil.
Ketika kamu sampai melukai fisik mereka, maka mereka akan mengingatmu selamanya sebagai orang yang pernah menyakitinya. Dan jika kamu berharap bahwa dewasa nanti ia akan lupa terhadap apa yang sudah kamu lakukan, maka bersiaplah menerima bahwa harapanmu hanya akan tinggal harapan belaka.
Trauma dari kekerasan, bahkan mungkin sekedar teriakan dengan kata-kata kasar, akan membekas di jiwa sang anak selamanya. Kamu mungkin menganggap hal tersebut hanyalah kekhilafan untuk sekian detik saja. Namun, menyembuhkan luka batin yang terlanjur tertoreh pada jiwa anak tidaklah sesederhana yang kamu bayangkan.
Oleh karena itu, sebelum hal itu terjadi, sebaiknya usahakan untuk tetap menggunakan bahasa dan nada bicara yang baik ya!
3. Menurunkan Tradisi Kekerasan
Anak mungkin bukanlah pendengar yang baik, namun mereka adalah peniru yang ulung. Jadi, apa yang kamu lakukan saat ini pada mereka akan menjadi investasi jangka panjang untukmu ke depannya.
Anak yang dibesarkan dengan cara kekerasan akan menjadi sosok yang mewajarkan kekerasan itu sendiri. Mereka akan berpikir bahwa berteriak dengan nada kasar atau bahkan melukai orang lain adalah hal yang bisa diwajarkan, karena itulah yang ia dapatkan selama ini dari orang tua mereka.
Dan ketika ia dewasa nanti, ia bisa saja melakukan hal yang sama dengan orang lain, atau bahkan dengan anak-anaknya nanti. Jadi, dampaknya memang tidak sesederhana yang kamu bayangkan, bukan?
4. Memukul Anak Tidak Membuatnya Menjadi Disiplin
Masih banyak cara mendidik anak tanpa emosi yang bisa kamu terapkan agar ia menjadi lebih disiplin. Sebagaimana yang sudah dijelaskan sebelumnya, cara mendisiplinkan anak dengan emosi hanya akan menciptakan rasa takut pada anak, bukan rasa segan apalagi rasa hormat. Jadi, masih mau bilang kalau anak tetap harus dikerasin dulu supaya bisa nurut?
Cara Mendisiplinkan Anak Tanpa Emosi
Cara Mendisiplinkan Anak Tanpa Emosi (indahladya.com) |
Setelah mengetahui dampak dari metode mendisiplinkan anak yang salah, maka sudah waktunya bagimu untuk berbenah menjadi orang tua yang lebih baik. 7 metode mendisiplinkan anak di bawah ini mungkin bisa kamu coba terapkan.
1. Menyesuaikan Usia Anak
Cara mendisiplinkan anak paud dan cara mendisiplinkan anak balita tentunya akan berbeda jauh jika dibandingkan dengan anak yang sudah memasuki usia remaja. Oleh karena itu kamu perlu melakukan pendekatan dengan menyesuaikan usia anak.
Anak usia remaja biasanya cenderung tidak menyukai suatu peraturan yang terlalu mengikat, apalagi jika kamu sampai men-judge proses yang selama ini tengah ia usahakan. Begitupun dengan anak balita sampai usia sekolah dasar, mereka mungkin cenderung menolak peraturan yang tidak didasari dengan alasan yang masuk akal.
2. Memberikan Alasan dan Konsekuensi dari Setiap Peraturan
Masih berhubungan dengan poin sebelumnya, anak biasanya akan lebih mudah untuk menerima peraturan yang telah ia pahami alasan dan konsekuensinya sendiri. Berikan penjelasan pada anak bahwa jika ia tidak membereskan mainannya selesai mereka bermain, maka kamar akan menjadi berantakan sehingga ia akan menjadi tidak nyaman dengan suasana kamar tersebut.
Kamu juga bisa memberikan alasan bahwa merapikan kembali mainan ke tempatnya sesuai digunakan adalah salah satu bentuk rasa syukur, sehingga membuatnya berterima kasih pada Sang Pencipta dengan cara merawat mainan yang telah ia miliki saat ini.
3. Membangun Diskusi Dua Arah
Kamu perlu menyadari bahwa anak juga bisa kamu libatkan dalam diskusi dua arah. Berikan waktu luang untuk berbicara mengenai keinginanmu agar anak menjadi lebih disiplin dalam suatu aspek, misalnya ketika harus membereskan maianannya setelah selesai digunakan.
Ketika mereka sudah memahami alasannya, maka tanyakan apa yang menjadi kesulitannya pada saat itu. Bisa jadi anak akan mengungkapkan bahwa ia tidak suka membereskan mainannya sendiri. Nah, kalau sudah saling memahami seperti ini, kamu akan jauh lebih mudah untuk membuat mereka mau mendisiplinkan diri dengan menemani mereka ketika membereskan mainannya, bukan?
4. Menjadi Contoh yang Baik
Orang tua adalah role model bagi seorang anak. Biasanya anak akan lebih mudah menirukan hal yang biasa orang tua mereka lakukan. Jadi, kalau kamu menginginkan anakmu menjadi lebih disiplin dalam membereskan kamarnya misalnya, kamu bisa coba dengan mencontohkan kebiasaanmu yang membereskan rumah di setiap harinya. Dan kamu juga bisa ikut melibatkan mereka loh dalam kegiatan beres-beres ini, menyenangkan bukan?
5. Memberikan Reward dari Proses yang Anak Capai
Memberikan hadiah sebagai bentuk penghargaan terhadap apa yang sudah dilakukan anak dengan baik bisa saja dibenarkan loh. Hanya saja hal yang perlu menjadi catatan disini, yaitu yang kita hargai dan puji adalah prosesnya, bukan hasilnya. Katakan pada anakmu bahwa kamu bangga karena ia telah mencoba untuk menjadi lebih disiplin selama ini.
Meskipun hasilnya mungkin tidak serapi dengan hasil ketika kamu yang membereskannya, tapi apresiasilah mereka agar mereka tahu bahwa mereka memiliki orang tua yang sangat mendukung anak-anaknya. Hal ini juga bisa membangun kedekatan anak dan orang tua loh, jadi meminimalisir cekcok sana sini kan? Hehe.
6. Memahami Keterbatasan Anak
Sebagai orang tua yang baik, kita juga butuh memahami apa yang menjadi keterbatasan anak selama ini. Kamu perlu memvalidasi perasaan mereka ketika anak sudah berusaha untuk jujur.
Dengan saling terbuka satu sama lain, maka tentunya akan lebih mudah bagimu untuk mencarikan solusi agar anak mau berusaha untuk menjadi lebih disiplin, bukan?
7. Melibatkan Pasangan untuk Menjadi Orang Tua yang Kompak
Seringkali ketidakkompakan antara suami dan istri bisa memicu kegagalan selama proses mendisiplinkan anak ini loh. Kamu perlu memberi pengertian pada pasanganmu bahwa saat ini kamu ingin anakmu bisa membereskan kamarnya sendiri.
Dengan menjadi orang tua yang kompak, maka anak tidak lagi berusaha mencari pembenaran dari salah satu orang tua mereka. Karena pada akhirnya mereka memahami bahwa ini adalah peraturan yang dibuat oleh kedua orang tua mereka, bukan hanya karena peraturan mama atau sekedar peraturan papa.
Tips Mendisiplinkan Anak (indahladya.com) |
Nah, setelah mengetahui beberapa trik di atas, jadi gimana? Sudah siap untuk menerapkan cara mendisiplinkan anak dengan baik? Sharing pengalamanmu selama mendisiplinkan anak di kolom komentar ya!
Baca Juga :
Menjaga Kesehatan Mental Anak Selama Pandemi
Faber Castell Creative Art Series, Cara Cerdas Tingkatkan Kreativitas Anak
Orang Tua Rasa Sahabat
Terimakasih telah membaca di Piool.com, semoga bermanfaat dan lihat juga di situs berkualitas dan paling populer Aopok.com, peluang bisnis online Topbisnisonline.com dan join di komunitas Topoin.com.