Jika pada artikel sebelumnya kita sudah membahas tentang apa itu Intoleransi Laktosa, maka pada artikel kali ini kita akan membahas jenis-jenis keju yang aman dikonsumsi bagi mereka yang tidak toleran laktosa. Tentunya ini merupakan kabar baik bagi mereka, karena bukan berarti mereka tidak boleh mengkonsumsi keju sama sekali.
Ada beberapa jenis keju yang mengandung sedikit atau tidak ada laktosa. Pedoman umum yang perlu diingat adalah semakin segar keju, semakin tinggi kandungan laktosanya. Bisa dikatakan bahwa, keju keras yang sudah tua lebih rendah kadar laktosanya dibandingkan keju lunak dan segar.
Menurut ahli intoleransi laktosa
Steve Carper, penulis Milk Is Not For Every Body: Living With Lactose Intolerance, ada 9 keju yang mengandung kurang dari 5 gram gula per sajian, dengan kandungan laktosa sekitar 2 hingga 3 persen. Diantara keju tersebut, ada 1 keju yang jarang kita dengar di Indonesia, yaitu keju Muenster. Ini merupakan keju semi-lunak dari Amerika Serikat. Sisanya akan kita bahas dalam artikel ini.
8 Keju Yang Aman Dikonsumsi Orang Dengan Intoleransi Laktosa
1. Camembert
Ilustrasi Pinterest.com |
Camembert merupakan keju Prancis yang dibuat dari susu sapi yang kaya lemak. Teksturnya lembut dan bermentega, serta memiliki rasa yang ringan. Kulit putih pada keju ini dapat dimakan, dan teksturnya menjadi encer saat matang. Keju ini juga bisa dilelehkannya, dan dijadikan celupan untuk roti, sayur, dan buah.
Keju Camembert memiliki kisaran laktosa 0-1,8%. Jadi, tidak seperti sebagian besar keju lunak yang mengandung terlalu banyak laktosa, Camembert merupakan suatu pengecualian. Hal ini karena proses penuaannya, yang mengurangi jumlah laktosa di dalamnya. Ini menjadikannya aman untuk dikonsumsi bagi mereka yang memiliki intoleransi laktosa, tentunya dalam jumlah normal.
2. Cheddar
Keju yang berasal dari Inggris ini memiliki kisaran laktosa 0-2,1%. Keju Cheddar sangat serbaguna. Ini cocok dipadukan dengan makaroni atau dijadikan sebagai saus keju. Dapat dikatakan keju Cheddar merupakan bahan pokok dunia keju, karena digunakan dalam berbagai hidangan lezat yang tak terhitung jumlahnya.
Rasa keju Cheddar bervariasi dari yang ringan, hingga sangat tajam. Begitu pula dengan warnanya, dari putih pucat sampai jingga. Secara umum, semakin tajam keju Cheddar, semakin lama usianya, dan semakin kuat pula rasanya.
3. Brie
Brie adalah keju Prancis lunak lainnya, dan memiliki hubungan dekat dengan Camembert. Brie memiliki rasa dan penampilan yang sangat mirip dengan Camembert. Meski demikian, Brie memiliki kisaran laktosa yang sedikit lebih tinggi, yakni 0-2%. Ini menjadikannya juga aman untuk dikonsumsi oleh mereka dengan intoleransi laktosa.
Brie terbuat dari susu sapi dengan rasa yang lembut dan memiliki banyak kegunaan, diantaranya dipanggang dalam kue kering, dikonsumsi dengan irisan apel, atau dijadikan cheese platter. Brie biasanya dinikmati saat masih muda (usia 4 hingga 10 minggu).
Keju Brie memiliki sejarah yang cukup panjang, dan bahkan mendapat persetujuan dari keluarga kerajaan. Menurut Old Europe Cheese pada tahun 1815, Kongres Wina mengadakan kontes untuk “Keju Terbaik Di Dunia“, dimana keju Brie menjadi pemenangnya. Ini membuat keju Brie mendapat gelar “Raja Keju“.
4. Parmesan (Parmigiano Reggiano)
Ilustrasi Pinterest.com |
Parmesan merupakan singkatan dari Parmigiano Reggiano, namun kita lebih sering menyebutnya Parmesan. Keju ini sering dipakai dalam spageti, pasta, lasagna dan pizza. Keju parmesan berasal dari Italia, dan yang asli harganya mahal. Parmesan memiliki kisaran laktosa yang bervariasi (0-3,2%), sesuai dengan proses pembuatan dan penuaannya.
Parmesan tergolong jenis keju keras, dan biasanya berumur cukup lama. Sebagian besar Parmesan yang ada di pasaran telah kehilangan banyak laktosa selama proses produksinya. Keju parmesan juga aman untuk dikonsumsi bagi mereka yang memiliki intoleransi laktosa.
5. Keju Swiss
Keju Swiss dikenal berwarna kuning pucat, dengan banyak lubang di dalamnya. Lubang ini tercipta selama proses produksi keju. Ini karena bakteri yang digunakan menghasilkan senyawa karbon dioksida, yang dalam jangka waktu lama, menciptakan gelembung dalam keju.
Keju Swiss memiliki tekstur yang kokoh, dan merupakan keju yang serbaguna. Keju ini biasa digunakan sebagai isian sandwich atau disajikan bersama ayam panggang. Keju ini memiliki kekerasan sedang, dengan kisaran laktosa 0-3,4%.
6. Gouda
Ilustrasi Pinterest.com |
Gouda merupakan keju yang berasal dari Belanda. Ada 2 jenis keju Gouda yang bisa kita temui, yaitu Gouda biasa, dan Gouda yang diasapi dan sudah tua. Gouda biasa memilki tekstur kenyal, padat, dan kulitnya berlapis lilin. biasanya berwarna merah cerah, atau bahkan jingga atau kuning. Sementara versi tua memiliki kulit berwarna hitam.
Kandungan laktosa dalam Gouda sekitar 0-2,2%. Gouda dapat dibuat dari susu sapi, kambing, atau domba yang dipasteurisasi atau tidak dipasteurisasi. Jenis paling umum dijual di Supermarket terbuat dari susu sapi yang dipasteurisasi. Gouda bisa sedikit manis, dan karenanya cocok untuk dipanggang, atau dijadikan bagian dari cheese platter.
7. Blue cheese
Ilustrasi Pinterest.com |
Keju Blue dikenal luas karena rasanya yang sangat kuat. Ini sebagian besar disebabkan oleh garis-garis biru atau hijau yang tersebar di seluruh bagian tubuhnya. Keju Blue tergolong keju asin yang cocok digunakan untuk salad dan biji-bijian, atau dapat juga digunakan untuk membuat saus keju celup.
Sebagian besar jenis keju Blue sangat rendah laktosa, dengan kisaran laktosa 0-2,5%. Karena keju Blue memiliki banyak sekali kombinasi rasa, ini menjadikannya keju serbaguna bagi mereka dengan intoleransi laktosa.
8. Provolone
Ilustrasi Pinterest.com |
Keju provolone memiliki kisaran laktosa 0-2,1%. Ini juga tergolong keju yang aman untuk dikonsumsi oleh orang yang tidak toleran terhadap laktosa. Keju provolone biasa digunakan dalam sandwich, casserole, dan pizza.
Jadi, apa yang harus diperhatikan saat membeli keju? Karena laktosa merupakan gula susu, kita bisa memperhatikan jumlah gula total yang tertera dalam kemasan. Jika jumlahnya 1 gram atau kurang, maka berarti keju tersebut memiliki cukup rendah atau tidak ada laktosa. Itu artinya cocok untuk mereka yang memiliki intoleransi laktosa.
Ada juga penelitian yang menunjukkan bahwa kebanyakan orang dengan intoleransi laktosa dapat mentolerir hingga 12 gram laktosa, atau setara dengan 250 mL susu tanpa gangguan pencernaan. Bahkan dosis yang lebih besar dapat ditoleransi, apabila dikonsumsi dengan makanan lain atau dibagi dalam beberapa porsi kecil sepanjang hari.
Referensi :
https://www.realsimple.com/cheese-can-eat-lactose-intolerant
https://www.tastingtable.com/types-of-cheese-that-are-safe-for-lactose-intolerance/
Terimakasih telah membaca di Piool.com, semoga bermanfaat dan lihat juga di situs berkualitas dan paling populer Aopok.com, peluang bisnis online Topbisnisonline.com dan join di komunitas Topoin.com.