Radar ( Radio Detection And Ranging) merupakan salah satu bentuk penginderaan jauh dengan sistem aktif. Beberapa fungsionalitas dari radar sistem aktif ini diantaranya adalah Radar Imaging System yang menghasilkan citra radar, Scatterometers, dan altimeter. Prinsip dasar dari radar ini adalah pemancaran dan penerimaan balikan sinyal. Energi gelombang pendek dipancarkan dari sensor. Energi tersebut akan bergerak menuju obyek. Sebagian sinyal yang mengenai obyek tersebut akan berbalik dan kembali ditangkap oleh sensor radar tersebut. Beberapa informasi yang dicatat dari pantulan sinyal yang tertangkap oleh sensor tersebut diantaranya magnitude, fase sinyal, interval waktu antara saat sinyal dipancarkan dan saat sinyal tertangkap kembali, polarisasi, frekuensi efek Doppler. Pemancaran sinyal dan penangkapan sinyal biasanya dilakukan oleh sebuah pemancar yang sama pada sensor radar.
Dua tipe radar yang sering digunakan adalah RAR (Real Aperture Radar) dan SAR (Synthetic Aperture Radar). Real Aperture Radar juga sering disebut dengan SLAR (Side Looking Airborne Radar). Kedua tipe ini sebenarnya adalah sistem radar dengan pemancaran sinyal searah yang biasanya menggunakan pesawat terbang. Perbedaan pokok antara sistem RAR dan SAR adalah pada arah azimutnya. Real Aperture Radar memiliki resolusi azimut yang ditentukan oleh lebar sapuan (beamwidth), sehingga resolusi azimutnya proporsional dengan jarak antara radar dengan targetnya. Synthetic Aperture Radar menggunakan pemrosesan sinyal untuk mensintesiskan beberapa rangkaian rekaman pantulan sinyal yang tertangkap sensor.
Citra radar memiliki karakteristik yang secara mendasar berbeda dengan berbagai citra yang diperoleh secara obtis seperti citra satelit ataupun foto udara. Karakteristik ini terkait dengan teknik yang digunakan dalam pengambilan citra radar dan juga pada konsep radiometri. Citra radar yang tercetak menjadi bentuk hardcopy akan nampak sangat berbeda dengan citra yang dihasilkan dari citra satelit lain ataupun pandangan mata manusia.
Bayangan pada citra radar terkait dengan kemiringan pancaran energi gelombang mikro dari sistem radar, bukan karena faktor geometri sudut pancaran matahari. Tingkat keabu-abuan (greyscale) pada citra radar terkait dengan kekuatan relatif gelombang mikro yang dipencarbalikkan oleh elemen bentang lahan. Intensitas nilai pencarbalikan sinyal akan berragam tergantung pada kekasaran bentang lahan dan kemiringan lahan. Sinyal radar terutama terkait dengan kondisi geometris area yang menjadi target. Parameter yang digunakan dalam analisis citra radar adalah rona, tekstur, bentuk, struktur, dan ukuran.
Rona pada citra radar adalah intensitas rata-rata dari sinyal yang terpencarbalikkan. Sinyal yang tinggi akan dimunculkan dengan rona yang cerah, sedangkan sinyal rendah akan dimunculkan dengan rona gelap.
Tekstur pada citra radar terkait dengan distribusi spasial dari resolusi sel. Terdapat tiga golongan tekstur pada citra radar ini yaitu tekstur mikro, tekstur meso dan tekstur makro.
Bentuk dapat didefinisikan sebagai bentuk spasial yang terkait dengan kontur yang relatif konstan atau batas-batas obyek secara sederhana. Beberapa obyek seperti jalan, jembatan, landasan pesawat terbang, dan lain-lain dapat dikenali dari bentuknya.
Struktur adalah susunan obyek secara spasial yang meliputi seluruh wilayah dengan konfigurasi yang berulang.
Ukuran obyek ini digunakan sebagai elemen pengenal secara kualitatif pada citra radar. Ukuran dari obyek yang dikenali pada citra memberikan pemahaman relatif tentang skala dan berbagai dimensi dari obyek-obyek yang lain (Akhyar, 2013).
Terimakasih telah membaca di Piool.com, semoga bermanfaat dan lihat juga di situs berkualitas dan paling populer Aopok.com, peluang bisnis online Topbisnisonline.com dan join di komunitas Topoin.com.