“Bagi kita yang masih awam, harus diakui bahwa khusyu’ ini merupakan perkara yang berat dan sedikit sekali orang yang mampu khusyu’ dalam shalatnya. Bagaimanapun, shalat adalah kewajiban agama, walau ‘belum’ bisa khusyu’ muslim tetap wajib shalat, namun demikian berusahalah kita khusyu’“
Bagaimanakah jika menjalankan shalat tetapi hati sedang tidak tenang, dikarenakan suatu sebab, misalnya sedang berselisih rumah tangga atau dalam kerisauan lainnya, yang akhirnya pikiran bingung, galau dan bahkan melamun?, yang lalu timbullah rasa berat (malas) untuk menjalankan shalat, sebab merasa shalat tidak khusyu’ dikarenakan banyak pikiran tersebut.
Sah, makruh atau batalkah shalat yang demikian itu?
Sebagai lanjutan pengkajian daripada perihal khusyu’ ini, marilah kita menyimak dengan cermat dan perlahan pembahasan berikut..
Khusyu’ Dalam Shalat
“Khusyu’ merupakan kondisi dimana seseorang melakukan shalat dengan memenuhi segala syarat, rukun dan sunnah shalat, serta dilakukan dengan kehadiran hati”
Para ulama selalu menekankan agar kita mengerjakan shalat dengan khusyu’. Apakah yang dimaksud dengan khusyu’ itu? Dan apa pula manfaatnya?
Khusyu’ dalam shalat merupakan perkara yang sangat penting, sebab hal itu merupakan tujuan utama dari shalat yang kita kerjakan. Sesuai dengan firman Allah S.w.t:
“Tunaikanlah shalat untuk mengingat-Ku.” (QS Thaha: 14).
Dalam istilah ahli hakikat, khusyu’ adalah patuh pada kebenaran. Ada yang mengatakan bahwa khusyu’ adalah rasa takut yang terus menerus ada di dalam hati (Kitab At-Ta’rifat, halaman 98).
Lebih jelas lagi, Syekh Alauddin Ali bin Muhammad bin Ibrahim al-Baghdadi mengatakan: “Khusyu’ dalam shalat adalah menyatukan konsentrasi dan berpaling dari selain Allah serta merenungkan segala yang diucapkannya, baik berupa bacaan Al-Qur’an maupun dzikir”. (Tafsir Al-Khazin, Juz V, halaman 32).
Jadi khusyu’ merupakan kondisi di mana seseorang melakukan shalat dengan memenuhi segala syarat, rukun dan sunnah shalat, serta dilakukan dengan tenang, penuh konsentrasi, meresapi dan menghayati ayat juga semua dzikir yang dibaca dalam shalat.
Dengan cara inilah shalat yang kita lakukan setiap hari akan menjadi khusyu’ serta memberikan dampak (implikasi) yang positif pada kehidupan kita. Yakni mencegah manusia dari perbuatan buruk dan kemungkaran.
Allah S.w.t berfirman:
“Sesungguhnya shalat itu dapat mencegah dari perbuatan yang buruk dan mungkar”. (QS Al-Ankabut: 45).
“Celakalah orang yang melakukan shalat tapi hati mereka lupa apa yang ia lakukan”. (QS Al-Ma’un: 5).
Melihat arti pentingnya khusyu’ dalam shalat, Syeikh Ali Ahmad aj-Jurjani berkata bahwa ketika seorang hamba telah mampu melaksanakan shalat dengan khusyu’ berarti ia telah sampai pada tingkat keimanan yang sempurna. Sebagaimana disebutkan dalam kitab karangan beliau, bahwa ”Sesungguhnya khusyu’ dan menghadirkan hati dalam shalat, serta tetangnya anggota (dan melaksanakan sesuai syarat dan rukunnya) merupakan iman yang sempurna.”. (Hikmatut Tasyri’ wa Falsafatuhu, Juz II, halaman 79).
Disamping itu, khusyu’ merupakan syarat diterimanya shalat di sisi Allah S.w.t. Dalam kitab Sullam at-Tauufiq disebutkan, ”Disamping syarat-syarat agar shalat dapat diterima di sisi Allah S.w.t, … harus menghadirkan hati dalam shalat (khusyu’), maka tidak ada pahala bagi seseorang dalam shalatnya kecuali pada saat hatinya datang dalam shalatnya”. (Sullam at-Taufiq, halaman 22).
Karena itu orang yang melaksanakan shalat, tapi hatinya tidak khusyu’, maka seakan-akan ibadah yang dilakukan sia-sia, karena tidak diterima di sisi Allah S.w.t.
Namun begitu, harus diakui bahwa khusyu’ ini merupakan perkara yang berat sekali. Apalagi bagi kita yang masih awam. Sedikit sekali orang yang mampu khusyu’ dalam shalatnya. Kalau kenyataannya seperti itu, maka minimal yang bisa kita lakukan adalah bagaimana khusyu’ itu bisa terwujud dalam shalat kita walaupun hanya sesaat. Sebagaimana yang dikatakan Imam Al Ghazali:
”Maka tidak mungkin untuk mensyaratkan manusia agar menghadirkan hati (khusyu’) dalam seluruh shalatnya. Karena sedikit sekali orang yang mampu melaksanakannya, dan tidak semua orang mampu mengerjakannya. Karena itu, maka yang dapat dilakukan adalah bagaimana dalam shalat itu bisa khusyu’ walaupun hanya sesaat saja.”. (Ihya ’Ulum ad-Din, Juz I, halaman 161).
Kesimpulannya adalah khusyu’ dalam shalat merupakan satu kondisi dimana kita melakukan shalat dengan tenang dan penuh konsentrasi, menghayati dan meresapi arti dan makna shalat yang sedang dikerjakan. Dan itu merupakan perkara yang sangat penting, agar ibadah yang kita laksanakan dapat dirasakan dalam kehidupan nyata, tidak semata-mata formalitas untuk menggugurkan kewajiban.
~ KH Muhyiddin Abdusshomad ~
Untuk memperkaya bahasan ini, kami ketengahkan pula nasehat dan peringatan dari Al Habib Rizieq, yakni mengenai propganda kaum liberal dalam perihal shalat, dimana isu kaum liberal berikut:
~ Al Habib Muhammad Rizieq Syihab ~
Allahumma A’innii ‘Alaa Dzikrika Wa Syukrika Wa Husni ‘Ibaadatik
Artinya: “Ya Allah tolonglah saya agar selalu ingat kepada-Mu, bersyukur kepada-Mu dan baik dalam beribadah kepada-Mu“.
Dari Mu’adz bin Jabal Radhiyallahu ‘Anhu:
Wa ‘an mu’aadz rodhiyallaahu ‘anhu anna rosuulallaahi shallallaahu ‘alaihi wa salama, akhodza biyadihi wa qoola : yaa mu’aadzu, wallaahi, innii la-uhibbuka faqoola : uushiika ya mu’aadzu, laa tada ‘anna fii duburi kulli sholaatin taquulu : allaahumma a’innii ‘alaa dzikrika wa syukrika wa husni ‘ibaadatika.
Artinya: “Dari Mu’adz bin Jabal R.a, bahwasanya Rasulullah S.a.w memegang tangannya sambil bersabda: “Hai Mu’adz, demi Allah aku sungguh sayang padamu“. Kemudian Beliau bersabda lagi: “Aku berpesan kepadamu, janganlah kamu tinggalkan pada tiap-tiap sehabis shalat untuk membaca: Allahumma A’innii ‘Alaa Dzikrika Wa Syukrika Wa Husni ‘Ibaadatik (Ya Allah tolonglah saya agar selalu ingat kepada-Mu, bersyukur kepada-Mu dan baik dalam beribadah kepada-Mu).“. (HR Abu Dawud dan An-Nasa’i).
Demikianlah, apa yang telah kami sampaikan, semoga dapat menjadi bahan renungan bagi kita untuk dapat ditarik hikmahnya serta menjadi pengetahuan bagi kita untuk dapat diambil pelajarannya, juga sebagai ikhtiar kita agar semakin mendekatkan diri kita kepada Allah S.w.t dan Rasul-Nya S.a.w.
~ Wallahu Waliyyuttaufiq wal Hidayah, Wassalam ~
Terimakasih telah membaca di Piool.com, semoga bermanfaat dan lihat juga di situs berkualitas dan paling populer Aopok.com, peluang bisnis online Topbisnisonline.com dan join di komunitas Topoin.com.