Avianti Armand

Avianti Armand: MUSEUM MASA KECIL



 

Data Kumpulan Puisi

 

Judul buku: Museum Masa Kecil

Penulis: Avianti Armand

Penerbit: PT. Gramedia Pustaka
Utama, Jakarta.

Cetakan: I, 2018

Tebal: 147 halaman (39 artikel)

Ilustrasi: Kristin Monica

Desain sampul dan isi: Kristin
Monica

ISBN: 978-602-03-8424-5

 
Akhirnya museum itu dibuka kemarin. Tak banyak yang datang.
Alamatnya agak susah dicari: Hujan, Gelas Susu Ke-3,
satu belokan sebelum pagi. Di dalamnya dideretkan
yang hilang dan yang ditemukan
dari masa kecil.
 
Sepilihan puisi Avianti Armand dalam Museum Masa Kecil
 
GRAVITASI
 
Hari ini kita akan berjalan dan
menjelma gema
badai pasir –
 
Seorang lelaki menyentuhkan ujung
jarinya
ke tanah yang memanggil namanya
dan mengingatkan ia
tentang asal dan takdirnya. Sesudah
itu,
ia akan tinggal.
 
Tapi kita akan terus berjalan.
 
 
 
 
16:29
10.03.2007
 
 
KAKTUS DI JENDELA LANTAI LIMA
 
Kaktus itu membiarkan bunganya
mengering
sekali lagi.
 
Di trotoar seorang lelaki
mendongak
lalu pergi.
 
 
 
 
01:58
29.12.2016
 
 
BUKU ALAMAT
 
Di Rue des Martyrs, ia menemukan
buku alamat itu
tergeletak di bawah tiang lampu –
sedikit basah, sedikit
koyak. Di dalamnya abjad dan
orang-orang berbaris teratur:
 
A – Astronot-astronot yang lupa
cara tersenyum.
B – Berandal-berandal yang baru
belajar berbohong.
C – Calon pengantin yang urung
menikah ketika hujan meteor.
D – Para Dermawan yang biasa
membagikan nasihat gratis di gereja.
Dan seterusnya. Dan seterusnya.
 
Alamatnya? Pertanyaan lucu.
 
Mereka tinggal di dalam buku itu.
 
 
 
                                                            – dari “the Adress Book”, Sophie Calle
 
 
01:06
30.12.2016
 
 
SESUDAH MATAHARI TERBIT
 
Burung-burung terbang menuju
siang.
Suara batu yang menua memenuhi
udara.
 
 
 
 
13:05
27.10.2016
 
 
DI DALAM TEATER
                                                                                –
untuk Frida Kahlo
 
Nona Capulina belum pernah pergi
ke teater,
maka kuceritakan padanya:
 
Di dalam teater selalu tercipta
keajaiban;
Matahari yang menjelma Manusia
(dengan mata di tangannya),
Manusia yang melukis Perempuan
(dengan sebelah kaki kayu),
Perempuan yang merindukan sayap.
 
Manusia itu selalu terbang, Nona
Capulina.
Perempuan itu akan sendirian.
 
Di dalam teater selalu ada yang
menakjubkan;
Manusia yang bermimpi hujan
(dengan air yang tak meresap ke
tanah),
Perempuan yang menjadi langitnya
(kelabu dan berlubang),
Angin yang berubah anak panah
yang menghunjam tubuh Perempuan.
 
Manusia itu selalu kehausan, Nona
Capulina.
Perempuan itu akan menangis.
 
Di dalam teater selalu ada
tragedi
(hal paling aneh yang pernah
diciptakan manusia),
meski di sudut selalu ada tanda
“KELUAR”,
entah ke mana.
 
Jadi begitulah, Nona Capulina.
 
Kuharap jalan keluar itu
menyenangkan.
Dan aku tak ingin kembali.
 
 
 
 
00:21
20.04.2017
 
 
KERANJANG
 
Setiap pagi di jam yang sama kamu
akan melihat seorang
anak laki-laki berdiri di depan
pasar, tepat di bawah lampu
merah. Sebuah keranjang kosong di
tangannya.
 
Ia akan berkeliling mengumpulkan
tawa dari orang-orang
yang dijumpainya. Ia tak akan
pulang sebelum
keranjangnya penuh.
 
“Perlu cukup banyak untuk di
rumahku.” Katanya.
 
 
 
 
                                                                                                Artikel
18-24: dari “Grapefruit –
                                                                A
Book of Instruction and Drawings”, Yoko Ono
 
18:53
24.10.2016
 
 
BERMAIN HUJAN
 
Ketika sedang bermain hujan, aku
menemukan sepasang
tangan yang menggenggam tanganku.
Kurasa, sudah
saatnya pulang.
 
 
 
 
15:52
24.10.2016
 
 
PELAN-PELAN
 
Ia memecahkan pagi jadi kepingan
bening aneka bentuk. Ia
akan menjualnya dengan harga
pantas bagi siapa pun yang
berjanji berjalan pelan-pelan
saja hari ini. Kemarin.
Juga besok.
 
 
 
 
01:59
25.10.2013
 
 
MALAM
                                                                                                –
untuk Ibu
 
Seperti ini aku akan mengingat
malam:
 
Ayahku terbang setelah gelap
dengan deru besi seperti derap
dan ia belum akan pulang
sampai aku pergi nanti
 
Kata ibuku:
Kehilangan adalah jarak
          yang
terlalu jauh.
 

 
Adikku takut pada bayangannya,
maka kami
meninggalkannya di luar.
 
Tapi menjelang tidur, bayangan
itu kesepian
dan meraih jendela –
 
          Tok.
Tok. Tok.
 
Di bawah selimut, kami
bersembunyi.
“Apa dia akan mengambilku?” tanya
adikku.
 
          Tok.
Tok. Tok.
 
“Tidak.”
 
“Apakah ia akan menciumku?”
 
          Tok.
Tok. Tok.
 
“Ia akan menciummu.”
 
 

 
Tidur, Ibu.
 
Malam sudah menyimpan yang ingin
kita lupakan. Juga rahasia
yang melahirkan kita.
 
 
 
 
 
21:17
13.12.2016
 
 
MENUNGGU
 
Dari balik tikungan muncul
tiranosaurus
“Tahukah kamu jalan menuju
museum?”
“Ya. Ya. Ya.” Anak itu
mengangguk-angguk
Di tanah ia menggambar
beberapa panah, angka 12,
sepotong pizza, balon,
dan tanda silang.
Tiranosaurus mengucapkan terima
kasih.
Sebelum berlalu, anak itu
bertanya,
“Mau apa di sana?”
Jawab Tiranosaurus, “Aku akan
menunggumu.”
“Sampai kapan?”
“Sampai kamu cukup umur
mengunjungiku.”
 
“Kamu akan datang, bukan?”
 
 
 
 
21:16
18.10.2016
 
 
TERBANG
 
Angin meniup semua topi yang ada
di kota: ke taman,
ke kolam, ke atas pohon, melewati
pagar, pasar,
hutan, menyusuri sungai, menuruni
bukit.
Sambil mengepak-ngepakkan sayap,
anak-anak
mengikuti dengan gembira ke mana
pun topi mereka
terbang.
 
 
 
 
01:59
25.10.2016
 
 
JARAK KE BULAN
 
Karena kepergian adalah
perjumpaan dengan yang lain,
aku tak akan sedih.
 
Tanyakan padaku tentang Mare
Imbrium
lautan hujan yang mengeringkan
mata.
 
Jangan tanya berapa jarak ke
bulan
Aku telah pergi terlalu lama
 
 
 
 
11:01
10.03.2017
 
 
Tentang Avianti
Armand
Avianti Armand selain menulis juga
bekerja sebagai arsitek dan kurator pameran arsitektur. Bukunya yang lain: Perempuan Yang Dihapus Namanya (menerima
anugerah Khatulistiwa Literay Award tahun 2011), Negeri Para Peri, Arsitektur Yang Lain, Kereta Tidur, Accupunto,
Studio Talk: Home, Ketukangan: Kesadaran Material, Tropicality: Revisited

dan Buku Tentang Ruang.
 
 
Catatan Lain
          Tulis Avianti di sampul belakang buku:
Museum Masa Kecil menyimpan dan
menghadirkan “benda-benda” yang pernah tinggal atas sekadar lewat di masa
kanak-kanak saya; seperti cerita-cerita sebelum tidur, kelas menggambar,
perbincangan tentang jarak ke bulan, kartu pos, kaktus di lantai lima, buku
alamat, bermain hujan, ketakutan menjadi tua, juga kematian.//Sebuah museum,
buat saya, menyerupai peta bintang: artikel-artikel di dalamnya adalah
konstelasi yang dipakai para pejalan jauh untuk mencapai satu tempat di muka
bumi, di satu waktu. Tapi jika peta yang baik membawamu ke tujuan, musem yang
baik akan membuatmu “tersesat”.
            Di halaman awal, ada 4
baris kutipan Jorge Luis Borges: “We are our memory,/we are that
chimerical/museum of shifting shapes,/that pile of broken mirror.” Oya, buku
koleksi Muhammad Irwan Aprialdy ini, dibikin sengaja tanpa sampul umumnya buku.
Hanya kertas biasa. Sama seperti kertas dalam isi buku. Makanya dikasih binder
klip oleh pemilik buku. Buku ini juga tanpa daftar isi.


Terimakasih telah membaca di Piool.com, semoga bermanfaat dan lihat juga di situs berkualitas dan paling populer Aopok.com, peluang bisnis online Topbisnisonline.com dan join di komunitas Topoin.com.


Comments

Paling Populer

To Top