review album

Melancholic Bitch – re-anamnesis: Gagasan-gagasan Semesta



Melancholic Bitch kembali merilis rekaman, re-anamnesis di tahun ini setelah Balada Joni dan Susi pada 2009. Album re-issue dengan gagasan-gagasan unik yang dirangkai dengan komposisi serta
eksperimen yang lebih megah.
 re-anamnesis merampung 11 lagu ditambah 3remix. Patron dasar britpop dengan perpaduan unsur-unsur gitar yang kental permainan Jonny
Greenwood melumuri keseluruhan lagu.
 
Entah mengapa mereka
selalu terpikirkan lirik-lirik dan gagasan yang kelewat kritis dalam lagunya.
Lagu pertama “Departemental Deities and
Other Versus (general summary)” cocok dijadikan
 soundtrackintim dalam film mafia gembong narkoba. Meskipun lagu ini
menceritakan tentang hal lebih relijius namun penggambaran liriknya sangatlah
apik dengan naratif manusia prasejarah yang tidak tahu arah tujuan, bahkan
tidak menginginkan kehidupan kekal. Lagu pembuka dengan gagasan nilai yang
seakan memandu keduabelas lagu lainnya dalam
 re-anamnesis.
Selanjutnya adalah “Sepasang Kekasih yang
Pertama Bercinta di Luar Angkasa” yang lagunya dibuat Melancholic Bitch dan
pernah dipopulerkan Frau dalam album
 Starlit Carousel. “Off Her Love Letter”, lagu manis dengan pembawaan lebih
romantis layaknya bermain di cafe tahun ‘50-an di L.A.. Penambahan vokal
perempuan merdu membuat suasana teduh dengan akhir lagu yang tidak terduga
membuat klimaks.
 
Lagu ini benar-benar
memanfaatkan suasana dengan baik dengan pilihan
 sound yang menambah suasana dapat dinikmati dengan seksama.
Apalagi ditambah
gempuran lagu “On Genealogy of Melancholia” menandakan bahwa lirik sastrawi
sangatlah penting untuk mengedukasi pendengar terhadap diksi-diksi baru. Coba
simak “Tentang Cinta”, begitu lirik yang hampir repetitif namun tetap membuat
mengernyitkan dahi. Sepertinya riset bahasa memang kelebihan Melancholic Bitch
dalam menunjukkan kreativitas bermain kata dengan harmoni yang sangat tidak
dipaksakan tentunya.
Gagasan filsafat postmodern juga ada dalam “Debu Hologram”
yang seakan mereka semua memang jebolan sekolah filsafat. Gagasan Derrida
tentang keberadaan benar-benar dituangkan dengan permainan apa yang masa depan
dengan apa yang klasik.
 
Seperti melakukan
musikalisasi puisi namun dimainkan di acara panggung besar. Seakan sekejab
menjadi seniman serba bisa ketika melakukan itu semua. Hal tersebut dilanjutkan
dengan gagasan Derrida tentang bahasa pada lagu “Requiem” dengan penambahan
gagasan Foucault tentang konsep Panoptikon. Namun, pada akhirnya semua tetap
bisa dijalani ketika bersama-sama; revolusi. Meski hanya berdua. Perpaduan
bagus apa yang idealita dengan apa yang realita.
“Kartu Pos Bergambar
Jembatan Golden Gate, San Fransisco” benar membawa suasana nostalgia dan
membuat orang sedang merindu.
 Kembali dengan konsep musikalisasi puisi yang lebih terkonsep dengan
kemegahan tersendiri. Berikutnya adalah “Kita Adalah Batu” yang dibawakan lebih
emosional dengan distorsi khas Jonny Greenwood. Permainan efek-efek gitar yang
mengisi setelah vokal selesai bercerita ini memang sangat menyiratkan Radiohead
yang kental.
Variasi lagu-lagu
dalam album sangatlah beragam, dari yang melankolis, klasik, bahkan sampai
elektrik dan modern. Sedangkan “The Street” gaya bernyanyinya sedikit lebih
 blues. Pada trek keduabelas diremix menjadi dubstep. Bottlesmoker meremix “Tentang Cinta” dengan sound elektronik yang dipadu nuansa lebih ceria dan hidup. Seperti
halnya “Requiem Reprise” yang dibawakan lebih kelam dengan
sound minimalis namun menyiratkan kesakitan.

Terimakasih telah membaca di Piool.com, semoga bermanfaat dan lihat juga di situs berkualitas dan paling populer Aopok.com, peluang bisnis online Topbisnisonline.com dan join di komunitas Topoin.com.


Comments

Paling Populer

To Top