Tulis Gerald M. Loeb di buku The Battle for Investment Survival:
I am inclined to favor doing one’s major forecasting from the tape or, to put in another way, from the price movement. This to me is elemental and necessary to success. Thus, once convinced the market is headed up, I should tend to follow the strongest of the active issues—those reacting the least in weakness and rallying the most in strength.
Saya cenderung mengutamakan prediksi pasar dari pergerakan harga (saham). Untuk saya, ini adalah hal yang mendasar dan diperlukan untuk sukses. Karena itu, begitu saya yakin pasar akan naik, saya akan mengikuti saham terkuat dari saham-saham yang aktif—yaitu yang turun paling sedikit saat koreksi dan naik paling banyak saat rally.
—###$$$###—
Di pos “Beli Saham Apa?” saya menganjurkan anda untuk membeli saham yang naik/uptrend.
Masalahnya, saat market atau sektor sedang uptrend, banyak saham yang naik. Dari sekian banyak yang naik, saham mana yang sebaiknya dibeli? Rasa-rasanya sih kurang bijaksana kalau SEMUA saham naik tersebut anda beli.
Nah, Gerald M. Loeb menganjurkan agar anda membeli saham yang paling kuat: yang naiknya paling banyak saat market rally dan turunnya paling sedikit saat koreksi.
Jadi, semisalkan saham-saham batu-bara sedang naik, anda sebaiknya memilih membeli emiten batu-bara yang (persentase) naiknya paling tinggi saat rally dan (persentase) turunnya paling sedikit saat koreksi.
Pos-pos yang berhubungan:
[Pos ini ©2022 oleh Iyan terusbelajarsaham.blogspot.com. Hak Cipta dilindungi Undang-Undang.]
Terimakasih telah membaca di Piool.com, semoga bermanfaat dan lihat juga di situs berkualitas dan paling populer Aopok.com, peluang bisnis online Topbisnisonline.com dan join di komunitas Topoin.com.