investasi

Berapa Minimal Uang Untuk Membeli Saham? Disertai Contoh !


 

Pada postingan kali ini saya ingin menjawab pertanyaan yang sering ditanyakan oleh calon investor pemula. Pertanyaan yang dimaksud adalah berapa minimal uang untuk membeli saham atau berapa modal awal untuk investasi saham? Jawabannya : tidak atas batas minimal modal uangnya. Yup, benar sekali. Namun, jika ditanya berapa lembar minimal untuk investasi saham, maka memang ada batasnya yaitu minimal beli 1 lot. 

Oya, 1 lot sama dengan 100 lembar. Nah, berapa harga 1 lot saham? Tergantung kepada harga saham yang mau dibeli. Umumnya, harga saham mulai dari rentang Rp 5.000 hingga Rp 7.000.000 an per 1 lot. Perkiraan ini diambil dari harga saham termurah hingga termahal. Terus, apakah bisa membeli 1 lembar saham saja? Tidak bisa ya guys, seperti yang disinggung diawal minimal pembelian saham itu 1 lot/100 lembar. 

Namun, jika ditanya apakah bisa beli saham 100 ribu? Bisa banget, kamu tinggal pilih saham yang harganya Rp 1.000 per lembar sehingga harga 100 lembarnya pas Rp 100.000 sesuai modal kamu. Secara umum, modal investasi saham juga tergantung pada budget diri sendiri. Suka-suka kamu guys, mau berapa. Mau Rp 10.000.000 boleh, mau Rp 5.000.000 juga boleh, bisa Rp 1.000.000, boleh Rp 500.000, bisa Rp 50.000 dan sebagainya. 

Lantas apakah kalau kita membeli saham harus bayar tiap bulan? Tidak ya guys, tidak ada biaya administrasi bulanan seperti tabungan. Bahkan kamu bisa beli saham sekali saja kemudian dibiarkan setahun. Kecuali kamu mau nabung saham setiap bulan ya harus beli setiap bulan. Kembali ke topik berapa minimal uang untuk membeli saham. Agar teman-teman pemula lebih mudah memahami, maka saya buatkan dalam bentuk studi kasus. Tak hanya itu, saya juga membuat ulasan secara menyeluruh supaya mendapatkan gambaran utuh. Nah, yuk baca informasi di bawah ini sampai akhir. 


Studi Kasus 1

Hanifah baru saja membuka akun saham di sekuritas A. Pendafataran dilakukan secara online, gratis dan tanpa ada minimal setoran. Berhubung masih sangat awam soal investasi dan ingin belajar sambil praktik, maka dia mengisi rekening sahamnya sebesar Rp 750.000 untuk membeli saham perdana. Alokasi dana ini atas inisiatifnya sendiri, bukan ditetapkan pihak sekuritas. Dengan modal awal investasi Rp 750.000 tersebut, Hanifah memutuskan membeli 4 saham yaitu ADRO 200 lembar, JPFA 100 lembar, KLBF 100 lembar dan LSIP sebanyak 100 lembar. Pembelian ini sudah melalui riset terlebih dahulu. 

Sekitar tiga bulan kemudian setelah dia membeli, saham ADRO melesat naik hingga 30 % sehingga dia sangat termotivasi belajar saham. Kemampuan analisa sahamnya makin terasah dan mengalami peningkatan dibanding awal dulu. Hanifah pun secara bertahap terus menambah kepemilikan modalnya. Dari yang awalnya Rp 750.000 kemudian naik secara bertahap menjadi Rp 1.000.000, Rp 2.000.000, Rp 4.000.000, Rp 6.000.000 hingga belasan juta. 


Studi Kasus 2 

Hanif memutuskan membuat akun saham tambahan di sekuritas baru, sebut saja di sekuritas M. Sebelumnya dia sudah punya akun saham di sekuritas lain dan mulai aktif jual beli saham sejak duduk di bangku perkuliahan. Ketika membuat akun di sekuritas baru, pihak sekuritas menetapkan minimal setoran awal Rp 25.000.000. Hanif pun menyetujui syarat ini. Baginya tidak masalah berapapun, bahkan setelah akun aktif nantinya dia berencana menambah modal hingga Rp 50.000.000.  

Setoran awal Rp 25.000.000 tersebut, kemudian dia belikan ke saham ITMG. Harga saham ITMG pada waktu itu Rp 2.490.000 per lot sehingga Hanif mengeluarkan modal Rp 24.900.000 untuk membeli 10 lot. Menurut analisanya harga saham ITMG sedang diskon dan akan berpotensi naik ke depannya. 


3 Faktor Yang Mempengaruhi Modal Pembelian Saham

Dari studi kasus yang saya contohkan diatas, dapat ditarik benang merah bahwa sebenarnya berapa minimal uang untuk membeli saham dipengaruhi oleh berbagai hal. Secara umum, besar kecilnya modal awal sangat dipengaruhi oleh sekuritas yang dipilih, berapa harga perlembar dan berapa jumlah yang mau dibeli. Maka tidak heran jika kita melihat orang berbeda-beda jumlah investasinya.  

1. Pilihan Sekuritas dan Deposit. Ada banyak sekuritas yang tersedia di tanah air. Mulai dari lokal hingga international. Mulai dari yang pendaftarannya masih manual offline hingga yang pengajuannya bisa 100 % online. Mulai dari yang setoran awal 0 rupiah hingga yang mewajibkan deposit puluhan juta rupiah. Pada kasus 1 di atas, Hanifah tidak dikenakan biaya setoran minimal karena memang memilih sekuritas yang tidak mewajibkan setoran awal. Berbeda dengan kasus 2 dimana Hanif membuka akun di sekuritas yang menetapkan setoran minimal dan menyetujuinya. Nah, sekarang pilihannya tergantung teman-teman sendiri mau memilih sekuritas yang mana. 

2. Harga Saham. Selain pilihan sekuritas, harga saham juga ikut mempengaruhi besar kecilnya modal yang akan kamu keluarkan untuk membeli saham. Mayoritas saham memiliki harga berbeda satu sama lain. Ada yang harganya Rp 5.000/lot, Rp 10.000/lot, Rp 50.000/lot, Rp 100.000 /lot hingga jutaan per lotnya. Misalnya, per artikel ini dibuat harga saham UNTR 23.000/lembar atau Rp 2.300.000 per lot. Contoh lain saham ANTM yang harganya berada di Rp 2.030/lembar atau Rp 203.000/lot. Nah, kalau teman-teman mau beli saham UNTR maka harganya Rp 2.300.000/lot. Sebaliknya, kalau mau beli saham ANTM harganya Rp 203.000/lot. Beda pilihan saham, sudah jelas beda harganya bukan?

3. Jumlah Pembelian. Selain harga saham, faktor yang mempengaruhi besar kecil uang untuk membeli saham adalah kuantitas. Saya kembali mengambil contoh dari poin sebelumnya. Uang yang dikeluarkan untuk membeli saham UNTR 1 lot lebih sedikit dibanding dengan 2 lot, 3 lot dan seterusnya. Kalau membeli 1 lot UNTR hanya perlu menyiapkan uang Rp 2.300.000 tetapi kalau mau membeli 10 lot, maka jumlah uang yang dibutuhkan adalah Rp 23.000.000. 
Selain tiga faktor tersebut, juga tidak terlepas dari kemampuan keuangan teman-teman sendiri. Budget investasinya ada berapa sih? Begitu juga setiap pembelian akan dikenakan biaya seperti fee broker dan bea materai jika mencapai batas tertentu. Namun, bea materai hanya dikenakan untuk pembelian di atas Rp 10.000.000. Sementara itu, fee broker saat membeli saham tergantung broker atau sekuritas, umumnya berkisar 0,1- 0,2 % dari transaksi. Biasanya fee ini sudah diberlakukan otomatis dimana langsung ditambahkan pada harga pembelian saham. 


***

Secara sederhana jika ketiga faktor tersebut di atas sudah dikerucutkan, maka teman-teman akan mendapatkan gambaran. Sudah bisa mengetahui sendiri berapa kira-kira uang yang akan digunakan. So, sebelum membeli saham, cobalah buat rancangan terlebih dahulu berdasarkan ketiga poin diatas. Teman-teman akan lebih terarah. 

Bagaimanapun investasi itu tidak boleh asal, butuh riset dan ilmu. Sebab investasi memiliki resiko apalagi saham yang merupakan high risk meski high return. Nah, semoga artikel ini dapat menjawab pertanyaan calon investor tentang berapa minimal uang untuk membeli saham. Semoga sudah tidak penasaran lagi ya guys. []

Terimakasih telah membaca di Piool.com, semoga bermanfaat dan lihat juga di situs berkualitas dan paling populer Aopok.com, peluang bisnis online Topbisnisonline.com dan join di komunitas Topoin.com.


Comments

Paling Populer

To Top