Band Dewa 19

Biografi Band Dewa 19



Biografiku.com. Pada
tahun 1986, empat siswa SMPN 6 Surabaya mulai merenda mimpi – mimpi
indah menjadi musisi terkenal. Dengan kemampuan pas – pasan mereka
mengibarkan bendera DEWA. Nama ini bukan sekedar gagah – gagahan,
melainkan akronim dari nama mereka berempat : Dhani Manaf [Keyboard,
Vokal], Erwin Prasetya [Bass], Wawan Juniarso [Drum], dan Andra Junaidi
[Gitar]. Waktu itu kegilaan mereka pada musik sudah terlihat. Tidak
jarang masing – masing terpaksa bolos sekolah, sekedar untuk bisa
ngumpul dan genjrang – genjreng memainkan alat musik. Rumah Wawan di
jalan Darmawangsa Dalam Selatan No. 7, yang terletak di salah satu sudut
komplek Universitas Airlangga, menjadi markas mereka karena disana
terdapat seperangkat alat musik walaupun seadanya namun Dewa bisa
berlatih sepuasnya. Yang membedakan Dewa dengan grup Surabaya lainnya
ketika itu adalah warna musik yang mereka mainkan. Kalau grup lain gemar
membawakan aliran heavy metal milik Judas Priest atau Iron Maiden, Dewa
muncul dengan lagu – lagu milik Toto yang lebih ngepop. Hanya semuanya
berubah ketika Erwin yang doyan jazz mulai memperkenalkan musik fudion
dari Casiopea. Andra dan Dhani yang semula manteng di jalur rock,
akhirnya ikutan juga. Format musik Dewa pun perlahan – lahan bergeser,
bahkan mereka bukan


cuma memainkan lagu – lagu Casiopea, tapi juga karya dari musisi jazz
beken lainnya seperti Chick Corea atau Uzeb. Dhani, Erwin, dan Andra
lantas berangan – angan ingin seperti Krakatau atau Karimata, dua
kelompok jazz yang lagi kondang saat itu. Ini membuat Wawan murung,
penggemar berat musik rock ini merasa warna Dewa sudah keluar jalur.
Akhirnya Wawan memutuskan keluar pada tahun 1988 dan bergabung dengan
Outsider yang antara lain beranggotakan Ari Lasso. Setahun kemudian
menyeberang ke Pythagoras. Posisi Wawan di Dewa lantas digantikan kakak
kelasnya, Salman. Nama Dewa pun berubah menjadi Down Beat, diambil dari
nama sebuah majalahjazz terbitan Amerika.

Untuk kawasan Jawa Timur dan sekitarnya, nama Down Beat cukup dikenal terutama setelah berhasil merajai panggung



festival. Sebut saja
Festival Jazz Remaja se-Jawa Timur, juara I Festival band SLTA ’90 atau
juara II Jarum Super Fiesta Musik. Sementara itu Pythagoras pun berhasil
jadi finalis Festival Rock Indonesia yang digelar promotor Log
Zhelebor. Tapi bagi keempat cowok yang secara psikologis masih dalam
pencarian jati diri itu, jazz ternyata juga hanya sebuah persinggahan.
Begitu nama Slank
berkibar impian mereka pun berubah. Wawan Juniarso segera dipanggil
kembali untuk menghidupkan Dewa dan Ari Lasso ikut bergabung. Nama Dewa
kembali tegak, bedanya kali ini pakai embel – embel 19 semata karena
rata – rata usia pemainnya 19 tahun. Seperti halnya Slank, Dewa 19 pun
mencampuradukkan beragammusik jadi satu : pop, rock, bahkan jazz,
sehingga melahirkan alternatif baru bagi khasanah musik Indonesia saat
itu. Teman sekelas Wawan, Harun rupanya tertarik oleh konsep tersebut
dan segera mengucurkan dana Rp. 10 juta untuk memodali teman – temannya
rekaman. Tapi karena di Surabaya tidak ada studio yang memenuhi syarat,
mereka terpaksa ke Jakarta padahal jumlah dana tadi jelas pas – pasan.
Walhasil mereka harus ngirit habis – habisan, segala hal dikerjakan
sendiri termasuk mengangkat barangdan sebagainya. Tapi disini
musikalitas mereka teruji.

Album perdana, 19 rampung cuma 25 shift saja. Termasuk luar biasa buat
ukuran musisi daerah yang baru saja menginjak rimba ibukota. Dengan
master di tangan, Dhani gentayangan dari satu perusahaan rekaman satu ke
perusahaan rekaman lain pakai bus kota, sementaraErwin, Wawan, Andra
dan Ari menunggu hasilnya di Surabaya. Sempat ditolak sana – sini,
master itu akhirnya dilirik oleh Jan Djuhana dari Team Records, yang
pernah sukses melejitkan Kla Project.Di luar dugaan, angka penjualan
album 19 meledak di

pasaran, setelah melewati angka 300.000 kopi, pihak BASF mengganjar
mereka dengan dua penghargaan sekaligus. Masing – masing untuk kategori
Pendatang Baru Terbaikdan Album Terlaris 1993. Dalam pembuatan album
Format Masa Depan diwarnai oleh hengkangnya Wawan Juniarso karena tidak
adanya kecocokan diantaranya.

Setelah itu dalam pembuatan album berikutnya Dewa menggunakan additional
music untuk drummernya yang antara lain : Ronald dan Rere. Setelah
album Terbaik – Terbaik selesai, masuklah Wong Aksan menempati posisi
drummer. Namun setelah menyelesaikan pembuatan album Pandawa Lima, pada
tanggal 04 Juni 1998 Wong Aksan dikeluarkan dari Dewa 19, sebab pukulan
dram Aksan dinilai mengarah kemusik jazz dan sebagai gantinya masuklah
Bimo Sulaksono (mantan anggota Netral).

referensi :biografiku.com 

Terimakasih telah membaca di Piool.com, semoga bermanfaat dan lihat juga di situs berkualitas dan paling populer Aopok.com, peluang bisnis online Topbisnisonline.com dan join di komunitas Topoin.com.


Comments

Paling Populer

To Top