Dongeng anak – Cerita dongeng tentang asal usul nyamuk pertama kali. dongeng bergambar untuk anak sebelum tidur. Mari kita baca cerita dongengnya.
Dahulu kala, di sebuah perkampungan ada seorang petani yang sedehana dengan bersama istrinya yang sangat cantik. Mereka ber dua tingal di rumah yang sedehana dan hidup mereka pun bergantung kepada hasil tani. Sipetani selalu bekerja keras setiap hari di ladang, akan tetapi siistri kerjanya hanya bersolek saja bahkan siistri tidak mempedulikan akan rumah tangganya.
Dongeng anak |
Dongeng Lainnya :
Dalam hidup yang serba sederhana, rupanya sang istri tidak puas dengan keadaan hidup mereka. Dia merasa selayaknya suaminya itu berpenghasilan besar agar supaya Ia bisa merawat kecantikannya. Karena si Petani sangat menyayangi istrinya ia pun bekerja lebih keras untuk memnuhi tuntutan si istri. Akan tetapi sekeras apapun ia bekerja, tetap saja si petani itu tidak bisa memenuhi kebutuhan istrinya, karena selain istrinya suka minta di belikan obat-obat kecantikan yang harganya mahal, Si istri juga suka minta di belikan pakaian yang bagus – bagus yang berharga mahal juga.
Si istri petani pun akhirnya jatuh sakit karena Dia hanya sibuk mengurusi penampilan dan kecantikannya saja, dan tidak memperhatikan kesehatannya. hari demi hari siistri sakitnya makin parah saja dan pada akhirnya Siistri petani itu meningal dunia. Terlihat si suami sangat begitu sedih, sepanjang hari ia terus saja menangisi istrinya yang kini sudah terbujur kaku tanpa daya. Karena ia sangat menyayanginya, si petani pun tidak mau menguburkan tubuh istri yang sangat dicintainya itu. Dan dia pun berfikir dan berniat untuk menghidupkan nya kembali.
Pada Esok harinya si petani malang itu menjual semua miliknya untuk membeli sebuah sampan. Untuk di gunakan menyusuri sungai menuju tempat yang diyakininya sebagai tempat persemayaman para dewa-dewa. “Pasti para dewa mau menghidupkan kembali istriku”, begitu yang ada dipikiran nya. Walau pun dia tidak begitu tahu persis dimana tempat persemayaman para dewa itu, petani itu terus saja mengayuh sampannya sampai akhirnya sampan itu pun tersangkut karena kabut tebal yang menghalangi pandangannya.
Ketika kabut menguap, terlihat samar dihadapannya berdiri sebuah gunung yang sangat tinggi, yang puncak gunung itu sampai menembus awan. Dia berpikir disinilah tempat tinggal para dewa dewa. Dan dia pun lalu mendaki gunung yang sangat tinggi itu dengan membawa jasad istrinya.
Didalam perjalanannya si petani itu bertemu dengan seorang lelaki tua.
“Kau pasti dewa penghuni khayangan ini,” seru sipetani kepada si lelaki tua itu. Dan Dia pun menjelaskan panjang lebar tentang maksud kedatangannya ketempat itu. Lelaki tua menjawab sambil tersenyum ” sungguh, kau adalah suami yang baik sekali. Akan tetapi, apa gunanya jika meng hidupkan kembali istrimu? ” tanya lelaki tua itu.
“Dia sangat berarti bagiku, dan dia lah yang membuat aku bersemangat. Maka tolong hidupkan lah istriku kembali,” Jawab sipetani dengan penuh harap.
Lalu lelaki tua itu menganggukan kepalanya dan berkata, “Baiklah kalu itu kemauan mu, akan aku turuti permintaan mu itu. Sebagaimana sebagai balasan atas kerjakeras mu selamaini, aku akan memberimu rahasia bagaimana caranya menghidupkan kembali istri mu. Sekarang kau tusuk ujung jarimu, lalu kau teteskan 3 tetes darah mu ke mulutnya. Dan niscaya istrimu akan hidup kembali, dan jika istri mu macam-macam, kau ingatkan dia bahwa dia hidup dari tiga tetes darah mu.”
Dan sipetani pun langsung dengan segera melaksanakan pesan dari lelaki tua tadi. Dan ajaib, istrinya benar – benar hidup kembali. Dan tanpa berpikir panjang, sipetani pun membawa pulang istrinya. Tapi sang istri tahu , bahwa selain sampan yang dinaiki mereka berdua, kini si suaminya pun tidak punya apa-apa lagi karena semuanya sudah ia jual. Lalu bagaimana dan dengan apa suaminya bisa memenuhi untuk merawat kecantikannya.
Setelah lama perjalanan menyusuri sungai, lalu sampai lah si petani dan istrinya itu disebuah pelabuhan yang begitu ramai. Sipetani pun turun dari sampannya dan pergi kepasar untuk membeli bekal perjalanan mereka. Kebetulan disebelah sampan mereka bersandar sebuah perahu yang sangat indah milik saudagar kaya yang sedang bersinggah juga di tempat itu. Si saudagar pun melihat kecantikan si istri sipetani itu, si saudagar pun jatuh cinta dan membujuk perempuan cantik itu agar ikut bersamanya.
“Seandainya kalau kau mau ikut bersamaku, aku berjanji apa pun yang kau minta akan aku berikan,” kata sang saudagar.
Dan siistri petani itu tergoda, akhirnya Dia pun pergi ikut dengan sang saudagar kaya itu. Sepulangnya daripasar si petani terkejut bukan main, karena istrinya tidak ada di sampannya. Dia pun mencari istrinya kesana kemari, akan tetapi sia-sia.
Dongeng Lainnya :
Singkat cerita, Setahun sudah berlalu. Sipetani pun akhirnya bertemu dengan istrinya. Akan tetapi istrinya menolak untuk kembali kepadanya. Sipetani pun lalu teringat kepada dewa di gunung khayangan itu. Sipetani pun berkata kepada istrinya, “Sungguh, sungguh kau tidak tahu berterima kasih. Asal kau tahu, bahwa kau bisa hidup kembali karena kau minum tiga tetes darah ku.”
Istrinya pun tertawa mengejek, “Jadi, aku harus mengembalikan tiga tetes darah mu? baiklah….” Sang istri pun menusuk salah stu ujung jarinya dengan maksud memberi tiga tets darahnya kepada suaminya. Namun, begitu tetes darah ketiga menitik dari jari nya, tiba-tiba wajah nya menjadi pucat, dan tubuhnya pun menjadi lemas, dan hingga akhirnya jatuh mati tak berdaya.
Setelah si istri mati, dia pun menjelma menjadi seekor nyamuk. Nah sejak itu, disetiap malam nyamuk jelmaan wanita cantik itu berusaha menghisap darah manusia, dengan harapan agar Dia bisa kembali ke wujudnya semula.
Tag :
cerita dongeng, kisah dongeng anak, dongeng anak, dongeng anak terbaru, dongeng anak sebelum tidur, cerita nyamuk, dongeng nyamuk, cerpen nyamuk, dongeng nyamuk pertama, asal usul nyamuk pertama kali, cerita rakyat, dongeng bergambar
Terimakasih telah membaca di Piool.com, semoga bermanfaat dan lihat juga di situs berkualitas dan paling populer Aopok.com, peluang bisnis online Topbisnisonline.com dan join di komunitas Topoin.com.