Dalam menghadapi persaingan yang ketat di era globalisasi, perusahaan
perlu mempertahankan aset-aset yang dimilikinya sehingga dapat bertahan dalam menghadapi
persaingan. Salah satu aset perusahaan yang menjadi sorotan perhatian adalah
sumber daya manusia. Manusia menjadi aset yang unik, karena memiliki nyawa,
sehingga diperlukan treatment khusus
untuk menjaga loyalitasnya kepada perusahaan. Tentunya dengan memiliki
loyalitas yang lebih tinggi akan mengurangi keinginan karyawan untuk
meninggalkan perusahaan. Sejalan dengan
hal tersebut, banyak upaya yang dilakukan oleh perusahaan untuk menciptakan
iklim atau lingkungan kerja yang positif sehingga karyawan memiliki keterikatan
yang baik dengan perusahaan. Salah satu cara untuk membuat karyawan memiliki
loyalitas tinggi adalah employee
engagement (Macey & Schneider (2008).
Baca Juga : Membangun Keunggulan Kompetitif Melalui Pengembangan Organisasi
memiliki keterlibatan secara penuh serta antusias terhadap pekerjaan mereka
(Tritch, 2003). Conference Board (Vibrayani,
2012) menyebutkan bahwa engagement pada karyawan adalah sebuah hubungan yang
kuat secara emosional dan intelektual yang dimiliki oleh karyawan terhadap
pekerjaannya, organisasi, manajer, atau rekan kerja yang kemudian akan
memengaruhi karyawan untuk memberikan upaya lebih pada pekerjaannya.
memiliki tiga aspek, yaitu Perasaan (Feeling),
Pemikiran (Thinking), dan Perbuatan (Doing).
komponen: Komponen emosi yaitu berupa dedikasi yang diberikan pada pekerjaan
yang dilakukan oleh karyawan, serta komponen pikiran yaitu berupa keadaan
dimana karyawan larut dalam pekerjaannya sehingga meluangkan hal-hal di
sekelilingnya. Lalu komponen fisik berupa energi yang digunakan untuk
melaksanakan pekerjaan.
(dedikasi), dan Absorpstion (keasyikan)
pada karyawan. Kemudian Sirota mengembangkan survey untuk mengukur tingkat employee engagement karyawan dengan
melihat dua aspek, yaitu apa yang diinginkan karyawan terhadap perusahaan dan
pekerjaannya, serta aspek leadership
(gaya kepemimpinan) yang digunakan di dalam perusahaan.
survey tersebut adalah sebagai berikut :
adil dalam kaitannya dengan kondisi dalam bekerja. Kourdi (2009) menjelaskan
bahwa Equity dapat dilihat dari tiga
aspek yakni fisiologis, ekonomis, dan psikologis.
Kondisi
Kerja (aspek fisiologis)
ini lebih menekankan pada kondisi lingkungan kerja, seperti kenyamanan dan
keamanan yang akan membuat kebutuhan dasarnya dalam bekerja telah terpenuhi.
Kompensasi
(aspek ekonomis)
ini lebih menekankan kepada kompensasi atas apa yang telah dilakukan karyawan,
seperti kompensasi dan tunjangan yang didapatkan.
Rasa
Adil (aspek psikologis)
ini lebih menekan kepada perasaan karyawan tentang keadilan. Karyawan merasa
diperlakukan dengan adil di tempat kerja secara psikologis.
hubungan kekerabatan di lingkungan kerja sejalan dengan itu, membuat karyawan
merasa bersemangat dalam bekerja.
International, untuk menciptakan engagement
pada karyawan, berikut hal yang perlu dilakukan manager :
Menyelaraskan
dengan strategi
Mendorong
kerja sama tim
Mendorong
karyawan untuk berkembang
Memberikan
dukungan dan pengakuan yang sesuai
2. Alur Engagement- Sirota
bahwa untuk mendapatkan engagement
dari karyawan, terlebih dulu karyawan mendapatkan apa yang dicari dari sebuah
perusahaan. Karyawan akan bersemangat dalam bekerja, ketika mendapatkan equity (penerapan keadilan), achievement (pengakuan), dan camaraderie (hubungan kekerabatan). Di
sisi lain, karyawan merasakan leadership
yang baik oleh atasannya. Setelah karyawan mendapatkan apa yang dibutuhkan,
sejalan dengan itu ia merasakan kepuasan dan adanya ikatan terhadap perusahaan.
terikat terhadap perusahaan tempatnya bekerja) adalah berkurangnya turnover, pelanggan merasa puas dan
setia, profitabilitas, dan produktivitas.
Penulis Leo Yullia, M.Psi., Psikolog
Terimakasih telah membaca di Piool.com, semoga bermanfaat dan lihat juga di situs berkualitas dan paling populer Aopok.com, peluang bisnis online Topbisnisonline.com dan join di komunitas Topoin.com.