Kalau anda lihat foto-foto atau video trader
profesional di internet, entah itu trader saham, crypto, komoditas, atau lainnya,
maka biasanya mereka memiliki satu set desktop komputer dengan lebih
dari satu monitor besar. Dan memang penulis sendiri kalau mampir ke kantor
sekuritas, maka para broker disana, terutama yang senior, mereka bekerja di
depan meja dengan satu set komputer dengan dua, tiga, bahkan empat monitor
terpisah, belum termasuk ponsel dan tablet. Karena memang jika pekerjaan anda
adalah memantau pergerakan pasar setiap saat selama jam trading dari pagi
sampai sore, plus melayani klien/nasabah dan mengeksekusi transaksi jual beli
saham, maka anda akan butuh banyak monitor.
***
Ebook
Investment Planning berisi kumpulan 30 analisa saham
pilihan edisi terbaru Kuartal II 2023 sudah terbit, dan sudah bisa
dipesan
disini. Tersedia diskon selama IHSG masih dibawah 7,000, serta gratis tanya
jawab saham/konsultasi portofolio, langsung dengan penulis.
***
Namun demikian jika anda bukan trader atau broker, melainkan investor seperti penulis yang sama sekali gak ngeliatin naik turunnya saham sepanjang hari, maka kita tidak butuh setup canggih
dan ribet seperti itu. Yang kita perlukan cukup satu buah laptop yang bisa
dibawa kemana-mana, sehingga dalam hal ini kita bisa bekerja menganalisa dan
transaksi dimana saja (gak harus di rumah), dan tentunya
koneksi internet, dimana koneksi internet ini bisa juga diperoleh dari ponsel yang anda miliki dengan cara tethering. Nah, jadi sejak penulis pertama kali membeli
saham di tahun 2010 lalu, maka saya sudah punya laptop ini, ketika itu laptop
standar office biasa saja seharga Rp4 jutaan. Sebab ketika itu aplikasi online
trading (OLT) juga hanya ada di windows sehingga untuk transaksi maka
kita harus buka laptop, jadi belum bisa lewat aplikasi di ponsel seperti
sekarang. Kemudian untuk menganalisa laporan keuangan dll juga lebih enak di
laptop, karena layar ponsel terlalu kecil.
Ilustrasi ‘trading setup’. Sumber www.falcontradingsystems.com |
Dan seiring berjalannya waktu, saya beberapa
kali ganti laptop. Hingga terakhir pada tahun 2018 lalu saya membeli laptop gaming
dengan processor i7 seharga Rp17 juta, yang terbilang canggih ketika itu,
dan ternyata itu kemudian menjadi investasi yang sangat baik karena tidak hanya
kita bisa mengerjakan pekerjaan menganalisa, tapi juga bisa untuk main video
game, office, nonton film dan siaran langsung sepakbola, webinar, dan
mendengarkan lagu. Intinya berbeda dengan laptop sebelumnya yang cuma bisa buat
ngetik doang, laptop saya yang sekarang ini sangat serba bisa, dan saya merasa
bahwa biaya yang dikeluarkan sangat sepadan dengan manfaat yang diperoleh
selama 5 tahun ini.
Nah, jadi kepada investor pemula saya
menyarankan untuk juga memiliki laptop seperti itu. Atau kalau laptop gaming
terlalu mahal maka laptop biasa juga oke, asal layarnya cukup besar (idealnya 14
inch) sehingga bisa digunakan untuk menganalisa. Penulis sendiri sebenarnya
hampir tidak pernah transaksi saham lewat OLT di laptop ataupun di ponsel,
malah di ponsel tidak ada aplikasi apapun yang berhubungan dengan saham kecuali
Yahoo Finance, melainkan saya biasanya telpon broker kalau mau beli atau jual saham tertentu. Namun ketika saya membaca laporan keuangan dan mempelajari
sebuah emiten hingga sedetil-detilnya, sehingga akhirnya diperoleh kesimpulan
soal apakah sahamnya layak invest atau tidak, termasuk berapa harga beli yang
murah serta target harganya berapa, maka mutlak saya hanya bisa mengerjakan semuanya via laptop karena sekali lagi, layar ponsel termasuk keyboard-nya terlalu
kecil.
Tapi alangkah kagetnya saya ketika banyak
investor/trader mengaku bahwa mereka selama ini menganalisa dan transaksi saham hanya via
ponsel saja. Karena untuk menganalisa saham maka data dari pihak ketiga seperti
RTI juga sudah sangat lengkap, plus pada aplikasi OLT untuk transaksi itu
sendiri juga tersedia tools yang lengkap untuk kebutuhan analisa
teknikal, fundamental, dan lainnya. Atau lebih praktis lagi, tinggal ikut
grup-grup lalu lihat saham apa yang lagi ramai/direkomendasikan. Jadi ya gak
usah lagi baca laporan keuangan, laporan tahunan dll seperti yang rutin
dikerjakan investor/fund manager profesional. Mereka bilang, jika bisa sesimpel
itu lalu kenapa dibikin ribet?
Terkait hal ini maka penulis merasa perlu
berkomentar sebagai berikut.
Pertama, betul, investasi saham itu tidak
perlu dibikin ribet. Penulis sendiri selama ini hanya pakai satu laptop saja,
dan tidak punya setup komputer canggih dengan 6 monitor besar seperti
yang dimiliki para trader influencer itu. Satu laptop itu sudah lebih dari
cukup untuk saya gunakan sehari-hari, untuk pekerjaan menganalisa saham itu
sendiri, termasuk untuk berburu saham multibagger. Dan karena laptop itu bisa
dibawa pakai tas ransel maka saya juga bisa tetap bekerja meski sedang berada
di luar kota, atau luar negeri.
Namun disisi lain jika kita terlalu menyederhanakan,
menganggap bahwa ‘Analisa baca laporan keuangan dll itu tidak perlu, karena
data RTI sudah lengkap’, maka penulis kira itulah perbedaan mendasar antara
investor profesional/full time dan investor pemula paruh waktu. Poinnya disini
adalah, jika anda selama ini berinvestasi saham dengan cara seperti itu dan
hasilnya cuan, maka silahkan teruskan, dan anda dengan demikian tidak perlu
laptop. Namun jika selama ini ternyata hasilnya justru rugi, atau profit
tapi profitnya kecil dan tidak mampu mengalahkan kinerja IHSG, maka pertimbangkan
untuk membeli satu unit laptop yang khusus untuk tujuan mengerjakan analisa
saham, dan setelah itu luangkan waktu minimal 1 – 2 jam setiap harinya untuk
berlatih menganalisa layaknya fund manager profesional, yakni dengan membaca
laporan keuangan dll, bisa malam hari sebelum tidur. Dan betul, awalnya bakal susah
untuk membiasakan diri dan disiplin meluangkan waktu seperti itu, apalagi jika
anda masih sibuk kerja dari pagi sampai sore, dan makanya penulis menyebutnya ‘latihan’. Tapi nanti
lama-lama anda akan terbiasa.
Okay Pak Teguh, tapi bukankah baca PDF laporan
keuangan di ponsel juga bisa? Betul bisa, tapi saya sudah mencobanya dan
ternyata saya tidak bisa fokus karena itu tadi layarnya terlalu kecil,
dan biasanya ujung-ujungnya saya malah pindah dari kursi buat rebahan di sofa terus
buka medsos Instagram dan Twitter. Beda ceritanya ketika saya buka laptop untuk
screening laporan keuangan, menghitung valuasi saham, termasuk juga untuk
menulis artikel ini, maka saya bisa fokus dan alhasil 2 jam selesai. Dan barulah
setelah itu saya matikan laptopnya, lalu rebahan di sofa buat nonton YouTube di
ponsel.
Sehingga balik lagi, jika anda selama ini
bisa membaca laporan keuangan dan menggali informasi tentang suatu emiten hingga
sedetil-detilnya hanya dengan menggunakan ponsel, maka anda tidak butuh laptop.
Namun jika anda juga mengalami seperti yang penulis alami, yakni tidak bisa
fokus, maka belilah laptop, satu aja gak usah banyak-banyak.
Saran Gadget Untuk Investor Saham
Kedua, terkait jenis dan merk laptopnya, maka adakah merk laptop tertentu
yang Pak Teguh sarankan? Well, penulis tidak akan menyebut merk laptop saya saat ini
karena nanti dianggap endorse. Namun inilah yang bisa saya sampaikan: Bagi
investor pro, laptop itu seperti kasur untuk tidur, alias tampak sepele dan
harganya juga tidak seberapa jika dibanding harga mobil, misalnya, padahal fungsinya
amat sangat penting. Alhasil, seperti halnya penulis keluar uang lebih dari
Rp20 juta hanya untuk satu buah kasur, tapi itu kemudian menjadi investasi yang
sangat baik karena saya bisa tidur nyenyak 8 jam setiap hari, maka saya juga dulu
sengaja beli laptop high end dengan harga 3 kali lipat dibanding laptop
office biasa, karena merasa bahwa ini merupakan barang super-penting yang akan
saya pakai setiap hari. Dan seperti yang saya ceritakan di atas, di kemudian
hari laptop itu terbukti sangat worth it, dan mungkin turut
berkontribusi terhadap profit
yang kami hasilkan di pasar modal selama ini, sejauh ini. Saking worth
it-nya maka penulis sendiri ketika menulis artikel ini baru saja beli satu
lagi laptop gaming dengan merk yang sama, namun dengan model terbaru serta lebih
canggih dengan processor i9, seharga Rp30 jutaan, yang belum saya gunakan tapi nanti
akan saya unboxing jika laptop yang sekarang sudah pensiun.
Sehingga jika anda juga akan membeli laptop,
atau ganti laptop baru, maka saran penulis adalah jangan perhitungan. Belilah
laptop dengan spesifikasi terbaik yang anda punya cukup budget untuk membelinya, and trust me, itu
akan menjadi salah satu investasi terbaik yang pernah anda miliki, selain rekening
portofolio saham itu sendiri. Kemudian lihat dampaknya terhadap profit yang
anda hasilkan dari saham, beberapa tahun dari sekarang.
***
Ebook
Investment Planning berisi kumpulan 30 analisa saham
pilihan edisi terbaru Kuartal II 2023 sudah terbit, dan sudah bisa
dipesan
disini. Tersedia diskon selama IHSG masih dibawah 7,000, serta gratis tanya
jawab saham/konsultasi portofolio, langsung dengan penulis.
Dapatkan postingan terbaru dari blog ini via email. Masukkan alamat email anda di kotak dibawah ini, lalu klik subscribe
Terimakasih telah membaca di Piool.com, semoga bermanfaat dan lihat juga di situs berkualitas dan paling populer Aopok.com, peluang bisnis online Topbisnisonline.com dan join di komunitas Topoin.com.