Kita patut bersyukur diberikan malam yang cerah karena dapat menumbuhkan kekhusyukan sehingga kita bisa bergembira dapat membaca sejarah hidup mulia baginda Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi Wasallam. Kita berharapa majelis semacam ini dapat membuka pintu rahmat dan ampunan Allah dan menjadi sarana terkabulnya segala permintaan dengan kecintaan kita kepada Allah dan Rasul-Nya.
Tidak ada rasa senang yang paling agung seperti kesenangan kita terhadap Wujudul Musthafa, Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi Wasallam. Kegembiraan Allah dikumpulkan menjadi satu yaitu kepada Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi Wasallam, maka jika rasa cinta kita berikan kepada Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi Wasallam, maka Allah akan memberikan semua yang kita butuhkan.
Disebutkan dalam maulid, “.. Demikianlah bumi dan langit bergelimang wangi-wangian riang gembira, menanti lahirnya insan termulia”, sungguh merupakan sastra indah yang mengungkapkan bahwa semua yang ada di alam ini menyambut kehadiran Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi Wasallam. Semua mengungkapkan cintanya karena bisa bertemu Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi Wasallam. Lahirnya Beliau membawa perubahan di alam ini, sehingga semua makhluk cinta kepada Beliau. Disebutkan dalam sebuah kata mutiara, “apabila kau perbaiki dzohirmu dengan mengikuti sayyidul a’dzom dan para salaf sholeh, maka Allah akan memperbaiki bathinmu dengan bisa menyaksikan ayat-ayat Allah”. Banyak diantara orang shaleh berharap mempunyai cinta semacam itu. Kita mengenal pengarang Maulid Simthud Durar, Al Habib Ali bin Muhammad bin Husein Al Habsyi R.a, Beliau selalu meminta diberikan kecintaan kepada Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi Wasallam.
Banyak qashidah yang mengaku mengungkapkan kecintaan kepada Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi Wasallam. Lisan kita senang berhiaskan qashidah tersebut, tapi di sisi lain kita juga tidak mau dianggap sebagai pembohong.
“Kita menginginkan cinta itu benar-benar ada di hati kita”
Maka para ulama mengajak kita untuk senantiasa mengikuti apa yang telah Beliau ajarkan, sebagaimana kita mempelajari Syamail. Kita berusaha mengenal pribadi Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi Wasallam untuk diikuti, namun perlu juga kita tambahkan dengan meminta cinta itu kepada Allah. Menumbuhkan cinta itu tak semudah yang kita bayangkan. Para sahabat yang sering duduk bersama Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi Wasallam pun masih meminta doa agar diberikan cinta dalam hatinya. Jadi kita butuh untuk meminta cinta tersebut sebagaimana orang yang istiqomah selalu meminta keistiqomahan tersebut tetap ada pada dirinya.
Disebutkan pula dalam sebuah qashidah bahwa rasa cinta yang muncul di hati sangat penting. Rasa yang membawa kita berjalan jauh dan lisan kita tak pernah bosan menyebut Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi Wasallam. Itulah cinta dalam hati yang harus kita pelihara. Meminta kepada Allah untuk tidak melenyapkan rasa ini. Kita tidak menginginkan untuk saat ini saja bisa berkumpul, tapi seumur hidup bahkan kelak di hari kiamat bisa berkumpul dengan Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi Wasallam.
Kisah yang indah tentang Waraqah bin Naufal yang dibutakan matanya, seketika bisa melihat karena memandang wajah mulia Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi Wasallam. Sementara mata kita terhijab dengan banyak dosa. Mata kita melihat yang semestinya tidak boleh dilihat. Kita ingin mata ini dapat melihat Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi Wasallam walau dalam mimpi. Apalagi jika dapat bertemu langsung.
Setiap kita beruluk salam, malaikat selalu menyampaikan kepada Beliau. Ketika kita Mahallul Qiyam, kita yakini bahwa Beliau hadir di tengah-tengah kita. Bahkan dikisahkan oleh shohibul maulid, bahwa di awal pembacaan Maulid Simthud Durar ini, Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi Wasallam hadir.
Dikatakan oleh para ulama, bahwa dengan terulangnya kebaikan, maka akan muncul cahaya demi cahaya. Kita inginkan cahaya tersebut. Kita berharap ketika kita keluar dari majelis ini, dosa kita diampuni. Hal ini merupakan fitrah manusia, selalu menginginkan yang terbaik. Dikatakan oleh baginda Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi Wasallam , “Di zaman yang akan datang, amal ummatku akan lebih baik 50 derajat dibanding para sahabatku”. Para sahabat bertanya, “Kenapa begitu?”, Rasul menjawab,”Karena di zamanku jika kalian ada permasalahan, maka datang wahyu yang menjawab pertanyaan tersebut, jika ummat yang akan datang, mereka sedikit penolongnya”. Dikatakan dalam hadist lain, bahwa ummat akan datang akan tetap seperti para sahabat, yaitu mendapat apa yang mereka ingnkan, selama lisannya basah berdzikir kepada Allah S.w.t. Ada dua dzikir yang membuat kita, tempat kita, dan orang-orang di sekeliling kita dimuliakan oleh Allah, yaitu Dzikir menyebut Nama Allah S.w.t dan menyebut Nama Rasulullah Muhammad Shallallahu ‘Alaihi Wasallam.
Ada beberapa Pesan Nabi yang dikisahkan dalam sebuah hadist, “Di dalam surga ada kamar-kamar yang beraneka macam warna. Dalam kamar tersebut bisa terlihat bagian luarnya, dan dari luar bisa terlihat bagian dalamnya. Di dalam kamar itu ada kenikmatan yang belum pernah terlihat oleh mata, terdengar oleh telinga, dan tidak pernah dirasakan oleh hati”. Para sahabat bertanya, “Untuk siapa kamar yang indah seperti itu? Maka Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi Wasallam menjawab, ”Ada empat golongan yang akan mendapat kenikmatan tersebut. Pertama, Orang yang senantiasa menyebarkan salam. Kedua, Orang yang memberi makan. Ketiga, orang yang berpuasa. Keempat, Mereka yang sholat saat manusia lain sedang lupa (tertidur). Sahabat bertanya, “siapa yang mampu melakukan hal tersebut?”. Rasul tersenyum dan menjelaskan, “Pertama, jika bertemu dengan saudara maka ucapkan salam, jika itu dilakukan, maka dia telah menyebarkan salam. Kedua, Siapa yang memeberi nafkah keluarganya dengan halal, maka ia telah dikatakan memberikan makan, dengan kata lain, mereka yang bertanggung jawab atas keluarganya dengan harta halal. Ketiga, Orang yang senantiasa berpuasa Ramadhan dan enam hari bulan syawal. Maka ia terhitung berpuasa sepanjang tahun. Keempat, orang yang sholat Isya berjama’ah dan sholat Shubuh berjama’ah, maka dia terhitung melakukan ibadah sepanjang malam”. Semoga kita mendapatkan berkah.
Wallahu a’lamu bishawab
~ Mauidoh Hasanah oleh Al-Habib Ali Haddad bin Idrus Al Habsyi ~ sumber: Majeli Riyadlul Jannah
Terimakasih telah membaca di Piool.com, semoga bermanfaat dan lihat juga di situs berkualitas dan paling populer Aopok.com, peluang bisnis online Topbisnisonline.com dan join di komunitas Topoin.com.