Blog

Kelebihan Dan Risiko Investasi Properti


Properti penting untuk dijadikan sebagai aset karena berkaitan dengan hak kepemilikan. Sehingga, banyak dokumen-dokumen penting yang perlu diurus.
Properti yang tidak jelas status kepemilikannya rawan mengalami sengketa dan perselisihan di kemudian hari. Hal ini disebabkan karena properti merupakan aset berharga dan mahal, sehingga penting untuk memastikan hak kepemilikannya sesuai hukum.

\"\"

Kelebihan Investasi Properti

Investasi properti tergolong dalam investasi real asset, investasi berupa benda yang berwujud. Investasi tanah atau properti memang sangat populer belakangan ini.

Hal tersebut dapat terjadi dengan timbulnya kelangkaan. Bayangkan saja, tanah yang tersedia tidak akan bertambah. Sedangkan populasi penduduk terus meningkat.

Artinya, permintaan akan tanah dan properti akan lebih tinggi dari persediaannya dan mengakibatkan harganya semakin tinggi.

Beberapa hal inilah yang membuat setiap orang berlomba-lomba berinvestasi tanah dan properti.

Berikut kelebihan investasi properti yang harus Anda ketahui:

1. Hasil Investasi Properti Cenderung Positif

Konsep kelangkaan berperan penting dalam investasi properti.

Dengan demikian, bisa dibilang umumnya imbal hasil investasi properti selalu positif jika Anda cerdas mencari lokasi yang baik.

Terlebih jika investasi dilakukan dalam jangka panjang, Anda bisa memperoleh keuntungan hingga berlipat-lipat.

Sehingga umumnya investasi ini memang dilakukan demi tujuan jangka panjang.

Jika digunakan dalam waktu pendek pun bisa. Umumnya bisa dilakukan dengan beberapa contoh berikut:

  • Memperbaiki bangunannya kemudian dijual dengan harga lebih mahal
  • Membeli tanah untuk kemudian dibangun dan dijual dengan harga lebih mahal.

Namun Anda harus berhati-hati untuk memilih lokasi yang strategis dan jangan pilih lokasi yang kemungkinan besar sulit dijual karena beberapa alasan tertentu.

2. Potensi Pendapatan Pasif dari Investasi Properti

Anda juga bisa memperoleh pendapatan pasif saat berinvestasi properti.

Misalnya saja apabila Anda menunggu masa pensiun dan memutuskan untuk mengontrakan atau menyewakannya.

Di sini Anda memperoleh pendapatan pasif sembari tetap memiliki asset-nya (karena tanah dan bangunan tidak dijual).

Jadi bisa dibilang investasi properti punya keuntungan ganda, di mana selain nilainya yang terus meningkat, Anda juga bisa memperoleh penghasilan pasif selama belum menjualnya.

3. Dapat Dijadikan Agunan

Jika Anda bisa membeli sebuah properti dan menjadikannya agunan untuk meminjam uang demi membeli properti lainnya.

Siklus keuntungannya kurang lebih sama sehingga Anda bisa memperoleh keuntungan atau impas.

Tanah atau properti adalah salah satu agunan yang umumnya bernilai tinggi, sehingga Anda bisa mengharapkan jumlah pinjaman yang besar juga.

4. Tahan Ancaman Inflasi

Pada praktiknya jaman dahulu, pembelian rumah adalah demi memenuhi kebutuhan primer manusia.

Namun kini sudah terjadi perubahan kepentingan di mana properti menjadi salah satu cara untuk menjaga investasi tersebut agar tidak tergerus inflasi.

Artinya, pemilik yakin membeli properti, nilai investasi tidak akan turun seperti nilai mata uang yang tergerus inflasi.

Risiko Investasi Properti

Meskipun memiliki banyak kelebihan, memulai bisnis properti juga tentunya memiliki risiko.

Apabila Anda gagal memperoleh keuntungan, atau lokasi tidak mendukung Anda bisa terjebak dengan properti itu selamanya.

Sebenarnya besar tidaknya risiko bergantung pada toleransi risiko Anda, oleh karena itulah sebagian berani berinvestasi properti dan sebagian lagi memilih instrumen investasi lainnya.

Berikut  risiko investasi properti sebelum Anda memilih untuk berinvestasi:

1. Beban Perawatan (Management Burden)

Pemilik atau investor properti tak dapat membiarkan investasinya berjalan dengan hasil yang meningkat terus menerus, tanpa memastikan properti tersebut dalam keadaan baik.

Dia juga mesti mengeluaran biaya tambahan guna merawat kondisi bangunan agar income dari sewa bisa meningkat.

2. Investasi Properti Padat Modal (High Capital Investment)

Investasi properti pun dapat dikatakan sebagai investasi yang bersifat padat modal (capital intensive).

Karena semakin besar modal yang ditanamkan dalam properti, relatif semakin besar pula hasil yang didapatkan investasi properti tersebut.

3. Keterjangkauan Investasi (Affordability Investment)

Dalam bisnis properti, harga mencerminkan kondisi penawaran dan permintaan.

Harga properti ditetapkan berdasarkan sifat-sifat pasar lokal serta tren yang memengaruhi permintaan dan penawaran properti.

Ada satu perbedaan signifikan antara menilai properti dan saham, yaitu  affordability.

Affordability tidak menjadi isu dalam saham, karena transaksi pembelian saham dilakukan secara tunai.

Sebaliknya, transaksi properti biasanya merupakan pembelian leverage yang melibatkan pembiayaan dari bank.

4. Biaya Transaksi yang Tinggi (High Cost Transaction)

Untuk berinvestasi di sektor properti, Anda harus mengeluarkan biaya yang lebih tinggi dibanding berinvestasi di sektor lain.

Biaya-biaya tersebut berupa pajak, antara lain: PPH (5% yang dikenakan bagi penjual) dan BPHTB (5% yang dikenaan bagi pembeli).

5. Waktu Lama untuk Membeli (Time Consuming Acquisition)

Membeli properti yang sesuai keinginan tidak bisa dalam tempo singkat, bisa dalam hitungan minggu atau bulan.

Hal ini juga dijelaskan dalam sifat properti yang tidak likuid (lack of liquidity).

Bahkan seorang pakar properti dari Amerika Serikat mengatakan, carilah 100 properti, pilih tiga yang terbaik, untuk mendapatkan satu properti yang diinginkan.

6. Terbatasnya Pengetahuan (Lack of Knowledge)

Pengetahuan yang terbatas disebabkan karena properti yang bersifat lokal (localized).

Harga sebuah rumah di satu tempat, belum tentu sama dengan di tempat lain. Hal ini membuat investor harus jeli dan membuat survei terhadap di lokasi incarannya.

7. Penyusutan Bangunan (Building Depreciation)

Investasi properti yang berbasis pada tanah dan bangunan, walaupun dari tahun ke tahun meningkat—akibat harga tanah yang meningkat akibat kelangkaan—namun bangunan di atasnya secara teoritis memiliki umur.

Hal ini berbeda dengan tanah yang memiliki umur panjang alias abadi.

Secara teoritis, bangunan dapat berumur 20, 30, atau 40 tahun, tergantung fungsi, kualitas, dan standar kekokohan bangunan (konstruksi).

8. Hancur Bila Terjadi Bencana Alam (Physical Hazard)

Dibandingkan dengan investasi lain, investasi properti memiliki risiko kehancuran tanah dan bangunan yang bisa disebabkan gempa, tanah longsor, tsunami dan lain-lain.

Namun, hal ini sebenarnya dapat diatasi dengan asuransi, sehingga secara praktis kehancuran akibat bencana dapat dihilangkan dengan biaya tambahan untuk membayar premi asuransi. SUMBER


Terimakasih telah membaca di Piool.com, semoga bermanfaat dan lihat juga di situs berkualitas dan paling populer Aopok.com, peluang bisnis online Topbisnisonline.com dan join di komunitas Topoin.com.


Comments

Paling Populer

To Top