Sebagian ulama yang mensyarah kitab burdah menyebutkan sebab Imam Al-Bushiri menyusun Burdahnya yang terkenal adalah karena beliau mengidap penyakit lumpuh yang membuat separuh tubuhnya cacat (Syekh Al-Bushiri tersebut di atas adalah seorang imam dan ulama ahli bahasa Arab) sehingga beberapa saudaranya dari ulama bahasa Arab datang mengunjunginya, dan setelah orangorang itu pergi, Imam Al-Bushiri mengadu kepada saudaranya bahwa dia telah ditimpa musibah. dengan penyakit yang membuatnya terbaring di tempat tidur, dan para dokter tidak mampu mengobatinya.
Saudaranya berkata kepadanya: “Anda adalah salah seorang ulama ahli bahasa dan penyair Arab. Mengapa Anda tidak membuat syair yang memuji Rasulullah SAW, dan meminta pertolongan dengan itu kepada Allah Yang Maha Mulia.
Syekh Al-Bushiri berkata kepadanya: “Apakah kamu meyakini hal ini (Syair memuji Rasulullah SAW) bermanfaat dan berguna untuk penyakit saya ini?”
Saudaranya berkata kepadanya: “Tidak ada seorang pun yang mendekat kepada Allah Yang Maha Mulia dan kepada Nabi Muhammad Kekasih Allah Yang memberikan Syafa’at kembali dalam keadaan kecewa, dan tidak ada seorang pun yang meminta syafa’at (pertolongan) kepadaNya kecuali permintaannya dikabulkan.”
Maka Syekh Al-Bushiri merangkai syair Burdahnya pada malam itu, dan di malam yang sama bermimpi melihat Nabi Muhammad SAW dalam tidurnya, mendatanginya dan mengusapkan tangan yang mulia padanya, dan menurut sebuah riwayat, Nabi Muhammad menyelimuti Imam Al-Bushiri dengan mantelnya (selimut = burdah), dan di pagi harinya beliau sembuh dari penyakitnya.
Dan dalam suatu riwayat ketika beliau menyusun Al-Burdah, pada saat sampai pada perkataan:
فمبلغ العلم فيه أنه بشر
Puncak dari pengetahuan adalah bahwasannya Nabi Muhammad SAW adalah seorang manusia
Syekh tidak dapat menyelesaikan bait tersebut, lalu beliau melihat Nabi Muhammad SAW, keluarganya, dan para sahabatnya melengkapi bait tersebut dengan mengatakan :
وأنه خير خلق الله كلهم
Dan beliau adalah makhluk terbaik dari semua makhluk Allah swt
Syarat Terkabulnya Qasidah Burdah
Syekh Umar bin Ahmad Afandi al-Kharbutiy al-Hanafiy dalam pengantar kitabnya ‘Ashidatu asy-Syuhdah fi Syarhi Burdah mengungkapkan: “Di antara syarat bisa terkabulnya membaca kasidah Burdah adalah membaca beberapa bait kemudian disambung dengan bacaan:
مَوْلآيَ صَلِّ وَسَلِّمْ دَائِمًا أَبَدًا # عَلَى حَبِيْبِكَ خَيْرِ اْلخَلْقِ كُلِّهِمِ
Bukan dengan lainnya karena kalau tidak, maka jangan mengharap bacaannya bisa memberi efek positif dan terkabulkan. Hal itu pernah terjadi pada al-Imam al-Ghaznawiy.
Setiap malam al-Ghaznawiy membaca kasidah Burdah berharap bisa bertemu dengan Baginda Nabi meski dalam mimpinya namun setelah malam demi malam ia lalui, al-Ghaznawiy tidak kunjung bersua dengan Baginda Nabi.
Sadar jika usaha sia-sia al-Ghaznawiy pergi mengadu pada Syaikh al-Kamil (istilah guru besar dalam sebuah thariqoh kaum sufi).
“Wahai Syaikh! Apa kiranya yang menjadi penyebab bacaanku tidak membuah hasil?”
“Mungkin kau tidak memenuhi syarat-syarat yang anjurkannya”. Jawab Syaikh al-Kamil.
Al-Ghaznawiy berkata: “Sudah Syaikh, aku sudah penuhi semua syarat-syaratnya”.
Syaikh al-Kamal kemudian menelitinya, termasuk cara al-Ghaznawiy membaca kasidah Burdah. Akhirnya didapat sebuah kesimpulan, bahwa al-Ghaznawiy tidak memenuhi salah satu syarat yang dianjurkan yaitu tidak membaca shalawat yang dibaca penulisnya saat membaca kasidah Burdah karena Syaikh al-Bushiri tidak pernah meninggalkan bacaan:
مَوْلآيَ صَلِّ وَسَلِّمْ دَائِمًا أَبَدًا # عَلَى حَبِيْبِكَ خَيْرِ اْلخَلْقِ كُلِّهِمِ
Di setiap akhir bait yang dibacanya.
Alasan Syaikh al-Bushiriy selalu mengulang-ulang bait ini diakhir setiap bait karena Beliau sangat senang membaca separuh kalimat akhir bait yang ditulis Baginda Rasulullah disamping rasa cinta yang sempurna yang dimiliki Syaikh al-Bushiriy.
Alhasil, Sejarah penyusunan bait tersebut di latar belakangi bentuk tabarruk atau harapan meluapnya berkah dari Syaikh al-Bushiri pada separuh terakhir bait, dan rasa cinta yang mendalam pada Baginda Nabi Muhammad .
Manfaat-Manfaat Dan Keistimewaan Burdah Almadih (Secara Umum)
Syekh Abdu As-Salam Al-Marraksyi RA, berkata:
- Barang siapa membacakan puisi Al-Burdah karya Imam AlBusiri pada orang sakit, maka Allah SWT akan menyembuhkannya kecuali waktu kematiannya sudah tiba.
- Atau membacakannya pada anak maka akan selamat dari ganggguan jin, was-was, Ummu Subyan (jin penggangu anak anak), dan penyakit serta mara bahaya lainnya.
- Dan tidaklah seorang musafir membawanya di dalam atau di atas barang bawaannya, kecuali ia aman dari kesulitan perjalanan dan kerugian perdagangan.
- Secara umum, dibacakan ketika kesulitan, wabah penyakit, epidemi, gerhana, dan hal-hal sulit lainnya datang.
Kami telah mencobanya dan menemukan manfaatnya yang besar, karena ini adalah “Harta terpendam dan rahasia indah dalam memuji junjungan dan pemimpin kami Nabi Muhammad SAW.
Para pendahulu yang shaleh dulu sangat menaruh perhatian beliau-beliau untuk membacanya, termasuk dari mereka Al-Habib Aidarus bin Alawi Alaydrus, dan kedua putranya Abdullah dan Umar, yang tidak lalai membacanya pada hari Jum’at di Masjid AlSaqqaf setelah shalat subuh, setelah membaca wiridan.
Syekh Ibrahim Al-Dasuki berkata: Melazimkan membaca AlMudhariya (Al-Burdah) pada malam Jum’at adalah salah satu sebab bermimpi Nabi Muhammad SAW.
Para pembesar ulama telah menyebutkan manfaat dan keistimewaan-keistimewaan Al-Burdah sampai terlalu banyak untuk disebutkan, bahkan manfaat dan keistimewaan masingmasing baitnya.
Semoga Allah memberi manfaat kepada penulisnya, pembacanya, dan semua orang shaleh di dunia dan akhirat .Aamiin.
Terimakasih telah membaca di Piool.com, semoga bermanfaat dan lihat juga di situs berkualitas dan paling populer Aopok.com, peluang bisnis online Topbisnisonline.com dan join di komunitas Topoin.com.