Topik

Kisah Perjuangan u/ Hadir di Berkshire Hathaway Annual Meeting di Omaha, Amerika Serikat


Beberapa waktu lalu di Twitter, penulis menulis sebagai berikut, ‘Hari
Sabtu,
30 April 2022, jika tidak ada halangan maka saya dan tim akan hadir di
Berkshire Hathaway (BRK) Annual Meeting di Omaha, Nebraska, Amerika Serikat.
Mohon doanya semoga lancar, karena saya sudah menunggu 12 tahun u/ kesempatan
ini.’ Dan salah satu responnya sebagai berikut, ‘Menunggu 12 tahun? Mengapa?
Apakah ada persyaratan khusus untuk mendaftar sebagai peserta Annual
Meeting-nya?’

Nah, perlu diketahui bahwa untuk bisa hadir di BRK AM, maka yang anda
perlukan hanyalah meeting credentials dalam bentuk badge, yang dikalungkan
ke leher dan harus ditunjukkan ke petugas di pintu masuk gedung acaranya. Kemudian
karena setiap pemegang saham BRK akan memperoleh empat buah badge, setiap
tahun, maka si pemegang saham ini seringkali menjual badge yang tidak ia
gunakan di eBay, pada harga yang bervariasi antara $50 – 200 per badge. Jadi jika
anda tidak menjadi pemegang saham BRK, maka anda bisa tetap hadir di acara
meeting-nya dengan cara membeli badge tersebut, lalu ditunjukkan ke petugas.

Badge untuk BRK AM tahun 2019. Sumber: eBay

Sehingga menjawab pertanyaan diatas, maka tidak ada syarat apapun untuk
hadir di BRK AM, kecuali badge itu tadi. Nah, lalu kenapa penulis harus menunggu sampai 12 tahun untuk
bisa hadir disana? Karena bukankah seperti disebut diatas, harga badge­-nya
cuma $50, atau kurang lebih Rp700,000? 

Dan jawabannya adalah, karena biaya untuk berangkat dari Jakarta ke New
York, lalu lanjut terbang lagi ke Kota Omaha, itu tidak murah. Yup,
untuk tiket pesawat, hotel, makan tiga kali sehari, kuota internet dll selama
dua minggu, dihitung dari berangkat dari Jakarta hingga mendarat lagi di
Jakarta, maka totalnya penulis hitung Rp45 juta per orang, itupun kalau
ambilnya pesawat kelas ekonomi, hotel ‘yang penting asal bisa tidur’, dan makan
‘yang penting asal kenyang’. Jadi kalau anda menginginkan perjalanan mewah ala crazy
rich itu, atau perginya mengajak keluarga sekalian plesir ke New York, maka siap-siap untuk merogoh kocek lebih dalam lagi.

Nah, lalu sejak penulis pertama kali beli saham pada bulan Februari 2010,
maka ketika itu saya sudah tahu tentang siapa itu Warren Buffett, dan bahwa Buffett
mengadakan BRK AM di Omaha, Nebraska, Amerika Serikat, pada akhir April atau awal
Mei setiap tahun, di sebuah gedung arena olahraga dan dihadiri oleh setidaknya
40 ribu investor dari seluruh dunia. Dan penulis ketika itu mengetahui juga
bahwa investor-investor saham kawakan di Indonesia, termasuk Bapak Lo Kheng
Hong, beliau sudah beberapa kali hadir di acara BRK AM, untuk bertemu langsung
(meski jarak jauh, tapi minimal satu gedung) dengan Warren Buffett, yang memang
merupakan mahaguru dari semua value investor di seluruh dunia.

Jadi sejak tahun 2010 itulah, penulis juga ingin berangkat ke Omaha dan ikut
hadir di acaranya. Tapi masalahnya, duitnya dari mana untuk bayar tiket pesawat
dll? Secara penulis cuma punya Rp5 juta di rekening sekuritas, dan itu sudah merupakan seluruh kekayaan yang penulis miliki ketika
itu. However, penulis ketika itu sudah bisa membayangkan bahwa jika saya
bisa fokus dan konsisten di saham ini, maka dalam waktu 5 – 10 tahun kemudian, nilai
aset saya akan tumbuh signifikan dan pada akhirnya saya akan punya cukup uang
untuk ketemu Warren Buffett di Omaha. Jadi harapan saya waktu itu cuma satu:
Semoga WB panjang umur, karena pada tahun 2010 tersebut, umur WB sudah mencapai
80 tahun.

Waktu kemudian berlalu. Hingga pada tahun 2014, nilai porto akhirnya
tembus Rp1 milyar pertama, tapi dari uang segitu tentunya masih berat jika
diambil Rp45 juta cuma untuk terbang ke Omaha, apalagi penulis
ketika itu masih belum punya beberapa aset-aset dasar seperti mobil dan rumah.
Memang saya ketika itu sudah ada rumah di Jakarta yang dibeli seharga Rp235
juta di tahun 2011, tapi ukuran rumahnya terlalu kecil, jadi saya masih berencana
untuk membangun satu rumah lagi yang lebih besar di Bandung. Beruntung, semesta
mendukung dimana saham cuan terus dan alhasil nilai porto juga naik terus,
hingga pada tahun 2016 saya akhirnya beli mobil, dan tahun 2017 mulai membangun
rumah
di Cimahi
. Jadi setelah merasa tidak lagi punya ‘utang’, sedangkan nilai
porto juga sudah jauh lebih besar dimana saya tidak lagi merasa berat untuk
keluar Rp45 juta, maka pada tahun 2017 inilah penulis mulai serius berencana
untuk berangkat ke Omaha.

Namun seperti yang kita ketahui, untuk bisa ke Amerika Serikat maka
kita butuh visa, dimana setelah saya googling, katanya untuk tembus visa
Amerika ini paling sulit dibanding visa negara lainnya. Jadi agar visa itu
tembus, maka kita sebaiknya sudah pernah beberapa kali berkunjung ke
negara-negara lain dulu, minimal di Kawasan Asia Tenggara. Maka jadilah pada
tahun 2017 tersebut, setelah membuat paspor di bulan Februari, saya kemudian
menghabiskan waktu untuk bepergian ke Malaysia, Singapura, Hong Kong, dan
Jepang, dilanjut tahun 2018 pergi ke Korea Selatan dan Thailand. Hingga pada
tahun 2019, saya untuk pertama kalinya mengajukan visa, dalam hal ini visa
Schengen, lalu pergi lebih jauh berpetualang ke Eropa, pada bulan April.

Penulis di Arc de Triomphe, Paris, bulan April 2019

Sehingga barulah pada April 2019 itu, penulis cukup percaya diri untuk
mengajukan visa Amerika, dan rencananya akan langsung pesan tiket pesawat untuk hadir di
Omaha di bulan Mei-nya. Sayangnya, dan penulis agak menyesal kenapa saya baru
menyadari ini belakangan, ternyata kita tidak bisa pergi dadakan ke Omaha seperti
itu, melainkan harus dipersiapkan sejak jauh hari. Hal ini karena pada event
BRK AM itu, maka Kota Omaha, yang notabene merupakan kota kecil di Amerika Serikat,
akan didatangi oleh puluhan ribu investor dari seluruh dunia. Sehingga kalau
kita baru pesan tiket pesawat dan hotel pada bulan April tersebut, maka pasti
gak akan dapet karena sudah habis semua, dan kalaupun ada maka harganya digetok
sangat mahal. Dan memang setelah tanya-tanya ke teman yang sudah pernah hadir lebih
dulu kesana, maka penulis disarankan untuk mempersiapkan segala sesuatunya
minimal sejak 6 bulan sebelum tanggal acaranya itu sendiri.

Alhasil pada tahun 2019 tersebut, tepatnya setelah pulang dari Eropa, penulis
baru sekedar bikin visa Amerika saja, dan Alhamdulillah langsung diterima. Beberapa
bulan kemudian tepatnya pada bulan November, penulis akhirnya pesan
tiket pesawat dan akomodasi untuk hadir di BRK AM berikutnya, yang dijadwalkan
digelar pada hari Sabtu, 2 Mei 2020. Saya sendiri terus terang sangat excited
ketika itu, karena setelah menunggu selama genap 10 tahun, akhirnya saya
bisa mengikuti jejak Bapak Lo Kheng Hong untuk juga ‘diwisuda’ sebagai value
investor di Omaha, Amerika Serikat.

Tiket pesawat Jakarta – New York untuk keberangkatan 26 April 2020, yang saya pesan namun terpaksa dibatalkan

Tapi manusia hanya bisa berencana, Tuhan pula yang menentukan. Yup,
seperti yang kita ketahui, pada tahun 2020 tersebut tepatnya di bulan Maret,
wabah virus Corona atau Covid-19 yang awalnya hanya terjadi di China, pada akhirnya
menyebar ke seluruh dunia termasuk Indonesia, dan Pemerintah di seluruh dunia
kemudian memberlakukan lockdown, termasuk penerbangan internasional juga
dibatalkan semuanya, dan otomatis acara BRK AM yang seperti disebut diatas dijadwalkan digelar pada tanggal 2 Mei 2020, dibatalkan dan diganti menjadi meeting
online,
dimana WB tetap berbicara di dalam gedung acaranya di
Omaha dan disiarkan ke seluruh dunia, tapi sekarang gedung itu kosong tanpa dihadiri
oleh audiens, sama sekali. Penulis sendiri ketika itu tentu saja sangat kecewa,
bukan karena saya sudah keluar biaya Rp40 jutaan dan sebagian besar diantaranya
hangus begitu saja, tapi karena saya khawatir karena WB saat itu sudah berusia
90 tahun. Jadi bagaimana kalau tahun depan annual meetingnya sudah tidak ada
lagi, bukan karena pandeminya masih ada tapi karena WB sudah pensiun?? Dan sayangnya
satu tahun kemudian, pada acara BRK AM tahun 2021, ternyata wabah covid-nya benar
masih ada. Sehingga meski WB masih sehat wal’afiat, tapi annual meeting-nya
sekali lagi digelar secara online.

Namun beruntung untuk tahun 2022 ini, ternyata Opa Warren masih segar
bugar. Kemudian setelah melihat perkembangan pandeminya dan juga setelah diizinkan
oleh Pemerintah setempat, maka beliau akhirnya kembali menggelar ‘woodstock for
capitalists’
tepatnya pada hari Sabtu, 30 April 2022. Jadi ya sudah:
Setelah menunggu 10 plus 2 tahun, saya dan tim Avere Investama akhirnya jadi ke Omaha. Mohon
doanya semoga semuanya lancar sampai kembali ke tanah air 🙏
😊

Apa pentingnya ketemu Opa Warren?

Sebagian dari anda mungkin akan mengernyitkan dahi ketika di atas penulis
bercerita bahwa saya harus mengeluarkan biaya yang cukup besar, dan harus meluangkan
waktu hingga 2 minggu hanya untuk mendengarkan WB ngomong, sedangkan video
beliau ketika berbicara di annual meeting-nya bisa dengan mudah ditemukan di
YouTube. Intinya, buat apa? Apa untungnya kalau kita repot-repot pergi jauh seperti
itu?

Dan jawabannya adalah, selama dua belas tahun terakhir ini, penulis sadar
betul bahwa saya tidak sendirian dalam belajar investasi saham, melainkan saya,
baik secara langsung maupun tidak langsung, dibimbing, diajari, dan dimentori
oleh tokoh-tokoh investor yang memang lebih kenyang asam garam di dunia
persilatan pasar modal. Dan salah satu tokoh investor tersebut adalah, tentu
saja, Warren Buffett. Jadi ketika saya pada hari ini merasa sudah cukup mahir
dalam berinvestasi di saham, dan juga sudah punya aset yang jauh lebih besar
dibanding dulu ketika saya pertama kali mulai, maka tentu saja saya merasa berhutang
budi. Jadi entah bagaimana caranya, saya ingin sekali untuk sekedar bilang ‘Thank
you’ ke Opa Warren, malah kalau bisa sungkem dan cium tangan beliau langsung,
sama seperti penulis rutin pulang mudik untuk sungkem ke Ayah dan Ibu penulis
di kampung.

Nah, tapi karena penulis belum se-crazy rich Justin Sun, yang diperkirakan memiliki kekayaan $200 juta sehingga ia berani bayar
$4.6 juta atau setara Rp64 milyar untuk dinner bareng Opa Warren selama
3 jam, maka saya memilih untuk sekedar hadir di Omaha saja, terutama setelah
saya sejak awal mengetahui bahwa ternyata WB sangat happy untuk hadir sebagai
pembicara di BRK AM, ditemani oleh sahabat lamanya Charlie Munger, untuk
bercerita tentang perjalanan Berkshire Hathaway itu sendiri dan menjawab
pertanyaan-pertanyaan yang diajukan audiens. Ada banyak foto-foto di internet
yang menunjukkan bagaimana WB tersenyum lebar ketika dikelilingi oleh puluhan ribu
fans-nya, dan energinya dalam menjawab semua pertanyaan investor selama 7 jam (just
remember,
WB sudah 90 tahun) menunjukkan bahwa ia benar-benar happy selama
acara meeting tersebut. Dengan kata lain, jika penulis hadir disana dan
bergabung dengan puluhan ribu investor lainnya untuk duduk dan mendengarkan WB
berbicara, maka itu akan membuat WB happy, tak peduli meski WB tentu
saja tidak kenal siapa itu Teguh Hidayat.

WB main pingpong bareng Bill Gates, di acara BRK AM tahun 2015. Sumber: Bloomberg, Getty Images

Sehingga, balik lagi ke pertanyaan diatas, apa pentingnya hadir di BRK AM?
Maka jawabannya adalah sebagai bentuk ucapan terima kasih ke WB, dan tentunya kalau
bagi investor aliran value investing seperti penulis, merupakan suatu
kehormatan jika bisa bertemu dan satu gedung dengan sang guru besar (meski dari
jarak jauh). Kemudian disana juga kita akan ketemu banyak sekali investor-investor
kawakan lainnya dari seluruh dunia, yang juga merupakan murid WB, dan memang penulis sudah janjian untuk bertemu dengan beberapa dari mereka. Sehingga penulis
tidak meragukan bahwa itu akan menjadi pengalaman yang luar biasa, yang akan bisa
penulis ceritakan ke anak nanti, bahwa papanya gini-gini juga pernah loh satu
gedung dengan Warren Buffett yang legendaris itu 😁. Intinya sih, saya
sangat-sangat excited! Jadi sekali lagi semoga semuanya berjalan
lancar, Aamiin!

Anyway, ada usulan saham atau sektor apa yang kita bahas minggu depan?

***

Ebook Market Planning (EMP) edisi Maret 2022 berisi
update analisa pasar/IHSG, rekomendasi saham bulanan, dan info jual beli saham,
sudah terbit! Anda bisa 
memperolehnya disini, gratis konsultasi/tanya jawab
saham untuk member.

Ebook
Investment Planning
berisi kumpulan 30 analisa saham
pilihan edisi terbaru Kuartal IV 2021 sudah terbit, dan sudah bisa
dipesan
disini
. Gratis tanya jawab saham/konsultasi portofolio, langsung dengan
penulis.

Dapatkan postingan via email

Terimakasih telah membaca di Piool.com, semoga bermanfaat dan lihat juga di situs berkualitas dan paling populer Aopok.com, peluang bisnis online Topbisnisonline.com dan join di komunitas Topoin.com.


Comments

Paling Populer

To Top