Pada bulan Juli 2023 lalu saya bersama teman komunitas mengunjungi suku Baduy yang berada di Banten. Ini merupakan perjalanan kedua saya namun dengan teman dan kendaraan yang berbeda. Jika dahulu berangkat menggunakan mobil, tahun ini menaiki kereta api dari stasiun Tanah Abang.
Perjalanan yang ditempuh selama dua jam tiga puluh menit membuat saya bisa beristirahat sambil menikmati pemandangan dari balik jendela. Kami sampai di Stasiun Rangkasbitung sekitar jam 09.00 lalu melanjutkan perjalanan dengan mobil menuju terminal Cibuleger.
Sampai di Cibuleger sekitar jam 10.00 beristirahat sebentar lalu memasuki perkampungan Baduy luar dengan jalan kaki. Sepanjang perjalanan saya melihat warga banyak yang berjualan kain tenun, makanan, gelang dan cinderamata di depan rumah mereka.
Kehidupan suku Baduy sangat tenang dan damai karena disini sudah diputuskan oleh pemerintah untuk tidak mendapatkan sinyal telekomunikasi. Sehingga para turis atau wisatawan bisa leluasa berinteraksi baik dengan alam maupun manusia.
Suku Baduy merupakan salah satu suku tradisional yang masih bertahan sampai sekarang. Nilai adat, tradisi dan budaya masih dipegang teguh dari orang tua sampai anak-anak sehingga pola hidup mereka berbeda dengan masyarakat umumnya. Kebanyakan suku Baduy bekerja sebagai petani, peternak dan pemandu wisata.
Sedangkan bagi para perempuan biasanya selain mengurus rumah tangga juga bertenun yang menghasilkan kain khas suku Baduy dengan warna-warna yang cerah. Melihat lingkungan sekitar yang bisa menghasilkan produk kerajinan yang bisa dijual, Narman seorang pemuda asal Baduy yang tinggal di Kampung Morengo, Desa Kanekes, Kecamatan Leuwidamar, Kabupaten Lebak, berusia 31 tahun berinisiatif memasarkan produk setelah melihat pameran suku Baduy yang diadakan oleh pemerintah daerah.
Sejak 2016 Narman mendirikan Baduy Craft yang menggandeng 25 orang pengrajin. Awalnya menggunakan media sosial instagram dalam memasarkan produk berupa tas, gelang, kalung, kain batik, kain tenun dan lainnya. Lalu menambah media pemasaran dengan membuka akun di marketplace tokopedia dan bukalapak.
Bukan hal yang mudah untuk memasarkan produk karena Narman harus berjalan kaki belasan kilometer untuk mendapatkan sinyal internet, lalu harus belajar otodidak bagaimana menggunakan internet untuk berjualan. Tidak hanya itu Narman mendapat teguran dari kepala suku karena dikhawatirkan aktivitas yang dilakukan bisa merusak budaya yang sudah dijaga.
Karena memulai sendiri, hampir semua proses dikerjakan sendiri dari membuat akun, membuat konten, membalas chat pembeli, mengirim produk sampai mengawasi pembuatan produk agar kualitasnya baik. Pernah ada pesanan dengan jumlah besar namun Narman kesulitan karena produksi masih sedikit dan kualitasnya berbeda dari yang diharapkan sehingga harus memutar otak agar bisa memenuhi permintaan konsumen.
Perlahan tapi pasti respon pemuda dan masyarakat sekitar menyambut baik karena bisa menyalurkan hobi dan memiliki pemasukan selain dari bertani. Narman juga aktif mengikuti pameran bertema budaya Nusantara agar semakin banyak orang tahu hasil kerajinan suku Baduy.
Saat pendemi datang, masalah kembali muncul yaitu pembelian berhenti karena orang tidak bekerja ke kantor dan semua event baik indoor maupun outdoor dilarang. Dua tahun Narman tidak bisa berjualan dan tidak mendapatkan pemasukan. Kini setelah pandemi berakhir perlahan-lahan Narman bangkit lagi dengan mempelajari algoritma media sosial.
Perkembangan media sosial kini semakin dinamis sehingga kita semua perlu beradaptasi supaya bisa menggunakan untuk sesuatu yang bermanfaat. Narman pun sedang berusaha agar bisa menjangkau segmen yang lebih luas namun tetap memperhatikan nilai budaya suku Baduy. Seringkali ia melihat konten viral di tiktok namun tidak sesuai dengan adat dan budaya maka ia memilih konsep yang berbeda.
sumber : kompas.id
Inisiatif serta konsistensi Narman dalam membantu perekonomian suku Baduy membuahkan hasil penghargaan dari PT Astra yaitu Satu Indonesia Awards tahun 2018 kategori kewirausahaan. Apresiasi ini menjadi motivasi juga pembuka jalan agar Baduy Craft lebih dikenal masyarakat Indonesia dan menjadi inspirasi anak muda untuk melestarikan budaya lokal.
Budaya lokal Indonesia merupakan identitas kita sehingga perlu terus dilestarikan hingga generasi selanjutnya. Perjuangan Narman membuat saya semangat belajar karena di tengah keterbatasan fasilitas bisa menghasilkan kreativitas yang bisa membantu masyarakat. Apalagi saya yang tinggal di kota besar dengan kemudahan internet seharusnya bisa lebih produktif lagi.
sumber : instagram @baduycraft
Semangat belajar Narman yang tinggi bisa menjadi inspirasi bahwa walaupun tidak mendapatkan pendidikan formal di bangku sekolah bukan berarti tidak belajar. Narman terus belajar dengan rajin membaca buku, melihat video tutorial di youtube dan mempelajari bagaimana menggunakan media sosial untuk meningkatkan perekonomian warga.
Inovasi terus dilakuan Narman dengan mempromosikan paket wisata agar banyak turis yang datang dan membeli produk dari Baduy Craft. Selain itu ia sedang mempersiapkan konsep di media sosial agar lebih kekinian di kalangan generasi muda. Harapan Narman dengan inovasi yang dilakukan bisa mengurangi agar masyarakat tidak perlu meninggalkan suku Baduy dalam jangka waktu lama untuk mendapatkan penghasilan. Mereka bisa mendapatkan penghasilan dengan melestarikan budaya dan tinggal bersama keluarga di Baduy
Terimakasih telah membaca di Piool.com, semoga bermanfaat dan lihat juga di situs berkualitas dan paling populer Aopok.com, peluang bisnis online Topbisnisonline.com dan join di komunitas Topoin.com.