Beberapa waktu lalu penulis nge-tweet sebagai
berikut, ‘Sebagai investor saham, mencapai seratus juta pertama itu berat, dan
mencapai satu miliar pertama itu lebih berat lagi! Tapi setelah itu maka
kesananya akan jauh lebih ringan.’ Dan yang penulis maksud ‘seratus juta’ dan
‘satu miliar’ disini adalah nilai aset bersih kita di saham dalam Rupiah, yang
terkumpul dari 1. Akumulasi
profit dari dividen dan capital gain/kenaikan harga saham
baik itu yang sudah direalisasikan/sahamnya sudah dijual kembali atau belum, atau 2. Hasil kita nyetor dana lagi ke sekuritas, atau kombinasi keduanya.
Dan seperti yang saya tebak, tweet itu
menerima beragam tanggapan. Ada yang membacanya sebagai motivasi, tapi ada juga
yang skeptis karena menganggap itu terlalu mengawang-awang. Karena memang
jangankan satu miliar, seratus juta Rupiah sekalipun merupakan angka yang
sangat besar bagi kebanyakan orang, dan tampak sangat sulit untuk bisa dicapai. Dan memang di twit-nya saya sudah jelas bilang, ‘Mencapai seratus juta itu
berat!’ Karena bagi investor yang benar-benar mulai dari nol seperti yang saya
alami dulu (modal awal kita cuma Rp5 juta), maka betul bahwa itu berat sekali,
apalagi pada tahun 2010 lalu sama sekali belum ada konten-konten edukasi saham
yang sekarang bisa dengan mudah kita peroleh dari YouTube, Instagram dll. Jadi
mau gak mau kita harus belajar serba otodidak.
Nah, tapi pada bagian ‘Setelah itu (maksudnya
setelah nilai aset pecah 1 M) maka kesananya akan jauh lebih ringan’, maka bagi
investor pemula memang sulit untuk membayangkannya, selain karena modalnya juga
belum ada 1 miliar. Tapi biar penulis kasih contoh riil terkait hal ini. Pada
awal tahun 2020 lalu, penulis untuk pertama kalinya mempublikasikan kinerja
portofolio investasi Avere Investama secara bulanan melalui program Ebook
Market Planning, dimana disitu penulis membuat satu rekening
khusus dengan modal awal Rp991 juta, atau biar gampang kita bulatkan Rp1
miliar, yang saya sebut rekening
cermin, karena merupakan cerminan dari rekening utama yang berisi dana jauh lebih
besar. Pada rekening cermin ini, kami tidak menyetor lagi dan juga tidak
menarik dana, sehingga naik turunnya nilai porto yang Rp1 miliar tadi
sepenuhnya ditentukan oleh keuntungan atau kerugian yang dihasilkan dari
kegiatan investasi yang kami lakukan.
Dan pada akhir tahun 2020, nilai porto tumbuh
menjadi Rp1,073 juta, yang mencerminkan kinerja
profit +8.3% termasuk dividen untuk tahun 2020. Kemudian lanjut pada akhir tahun
2021, nilai porto kembali tumbuh menjadi Rp1,330 juta, yang mencerminkan kinerja
profit +23.9% termasuk dividen untuk tahun 2021.
Lanjut hingga akhir Mei 2022 barusan, nilai
porto tumbuh lagi menjadi Rp2,025 juta, alias Rp2 miliar lebih sedikit, yang
mencerminkan kinerja profit +52.3% termasuk dividen untuk tahun 2022 sampai
dengan bulan Mei (Januari – Mei 2022). Sehingga jika dirata-ratakan, kinerja
profit kami sejauh ini adalah +32% per tahun. Namun jika diakumulasikan sejak
awal tahun 2020, maka kami sukses mencapai profit total +100% atau lebih
dari dua kali lipat (nilai porto tumbuh dari 1 menjadi 2 miliar) dalam
waktu dua tahun lima bulan, sudah termasuk loss ketika market crash
di bulan Maret 2020, yakni masa-masa awal pandemi ketika IHSG anjlok dari 6,300 sampai 3,900-an. Karena
ingat kami mulainya sejak awal tahun 2020, yakni ketika IHSG di posisi 6,300.
Nah, pencapaian diatas mungkin terdengar
biasa-biasa saja karena jangka waktunya juga tidak sebentar, yakni hampir dua
setengah tahun. Tapi sekarang coba anda perhatikan lagi: Jika kami di Avere
bisa mempertahankan kinerja yang sudah dicapai tersebut, yakni melipat gandakan
uang 1 miliar menjadi 2 miliar dalam waktu dua setengah tahun, maka dalam dua
setengah tahun berikutnya, nilai porto yang 2 miliar barusan akan menjadi 4
miliar. Kemudian dalam dua setengah tahun berikutnya lagi akan menjadi 8
miliar. Dan dua setengah tahun setelah itu? 16 miliar!
Sehingga secara keseluruhan, uang Rp1
miliar itu akan menjadi Rp16 miliar dalam waktu sepuluh tahun,
sekali lagi dengan asumsi kita bisa mempertahankan kinerja profit yang
sudah dicapai sampai sejauh ini, yakni dengan rata-rata profit +32% per tahun. In
fact, profit sebesar itu juga sebenarnya kurang realistis untuk bisa
dicapai secara konsisten, karena normalnya semakin besar dana kelolaan maka
semakin sulit juga untuk dihasilkan keuntungan. Jadi jika kita ambil target
profit yang lebih konservatif, misalnya +26% per tahun, maka hasilnya tetap
akan luar biasa karena uang 1 miliar tadi akan menjadi 10 miliar, alias
tumbuh sepuluh kali lipat, juga dalam waktu sepuluh tahun.
Dan itu bahkan dengan asumsi kita tidak setor
dana lagi ke RDN dsekuritas! Jadi jika kita masih bekerja dan masih rutin menyetor,
bahkan meski cuma seratus atau dua ratus ribu sekalipun tapi asal rutin setiap bulan, maka
hasilnya akan lebih luar biasa lagi. Kemudian ilustrasi diatas adalah untuk
jangka waktu 10 tahun saja, tapi hasilnya sudah sedemikian besarnya. Jadi
bisakah kamu bayangkan bagaimana hasilnya setelah 20 tahun? Dan memang kalau kita mulai dengan modal Rp1 miliar tanpa nyetor lagi, dan konsisten profit 26% per tahun, maka setelah 20 tahun,
kita akan punya Rp100 miliar lebih. Ini bukan mengawang-ngawang lho, memang rumus
matematikanya begitu.
Ilustrasi hasil investasi dengan modal awal Rp1 miliar, profit konsisten 26% per tahun, selama 20 tahun. |
Tapi Pak Teguh, kalau mulainya dari 1 M, maka
seperti kata Ustadz Yusuf Mansur, dari mana duitnyaaa? Lah, yang bilang kamu
harus langsung mulai pake 1 M siapa? Mau mulainya cuma dari 10 juta juga
rumusnya sama kok, dimana kalau kita bisa profit konsisten 26 – 32% per tahun,
maka duit itu akan jadi Rp100 – 160 juta dalam waktu 10 tahun ke depan, dan
kalau ditambah kita rutin nyetor ke sekuritas maka hasilnya akan lebih cepat
lagi! Mungkin hanya dalam waktu 5 – 7 tahun saja aset kamu akan tumbuh 10 kali
lipat menjadi 100 juta. Dan itu artinya? Yup, dalam waktu 5 – 7 tahun
berikutnya, maka duit 100 juta itu akan kembali tumbuh 10 kali lipat menjadi 1
miliar.
Sehingga secara keseluruhan dalam waktu 10 –
15 tahun sejak kamu mulai berinvestasi untuk pertama kalinya, maka mencapai aset
1 M itu tidak mustahil, bahkan meski mulainya dengan modal receh. Kami disini
sudah membuktikannya. Hanya
memang sekali lagi, seperti yang juga saya sampaikan di tweet-nya, untuk
mencapai 100 juta pertama itu berat karena akan butuh waktu bertahun-tahun, dan
untuk mencapai 1 miliar pertama bahkan lebih berat lagi karena selain butuh
waktu bertahun-tahun, maka kali ini biasanya psikologisnya lebih ‘ngeri’ karena
kita sekarang gak main duit kecil lagi. Udah ratusan juta cuy!
Meski demikian setelah
kita melewati itu semua, termasuk sudah melewati satu periode market crash dimana
IHSG anjlok dan saham-saham yang kita pegang ARB berjilid-jilid tapi kita mampu
untuk tetap bertahan, maka barulah setelah kesananya akan jauh lebih mudah
terutama karena mental kita juga sudah lebih kuat, sehingga 1 miliar
kedua, 1 miliar ketiga, dan seterusnya akan tiba-tiba muncul begitu saja di
rekening. Dan pada titik inilah, menjadi full time investor tidak lagi
sekedar impian. Believe me.
Terakhir, kenapa pembahasan yang sebenarnya
sangat menarik di atas tidak cukup menarik bagi investor dan trader saham
kebanyakan? Well, karena seperti yang dikatakan Warren Buffett, ‘Because nobody wants to get rich
slow’. Sebenarnya,
menjadi miliarder dari saham itu tidak mustahil, tapi hanya sedikit yang mau
menjalani prosesnya hingga belasan tahun untuk mencapai itu. Sebagian besar
orang maunya ya beli saham hari ini minggu depan sudah cuan, atau kalau bisa
besok langsung ARA, dan tahun depan sudah jadi sultan. Dan kenyataannya diluar
sana ada banyak sekali orang-orang yang menawarkan cara cepat kaya, profit 25 – 35% per hari setiap hari entah itu di
saham, binomo, robot trading dst. Alhasil alih-alih sukses trading for living,
yang ada justru tekor. Dan ini sebenarnya fenomena yang normal,
memang dari dulu sifat manusia itu cenderung maunya serba instan, dan selamanya
akan selalu begitu.
Namun demikian jika kita bisa menjadi satu dari sedikit
investor yang mau bersabar menjalani proses, alon-alon asal kelakon, maka
sekali lagi, menjadi miliarder dari saham itu tidak mustahil. Believe me!
Untuk minggu depan kita akan bahas satu saham properti yang berpotensi
menjadi multibagger.
***
Ebook
Investment Planning berisi kumpulan 30 analisa saham
pilihan edisi terbaru Kuartal I 2022 sudah terbit! Dan sudah bisa
dipesan
disini. Gratis tanya jawab saham/konsultasi portofolio, langsung dengan
penulis.
Dapatkan postingan terbaru dari blog ini via email
Terimakasih telah membaca di Piool.com, semoga bermanfaat dan lihat juga di situs berkualitas dan paling populer Aopok.com, peluang bisnis online Topbisnisonline.com dan join di komunitas Topoin.com.