BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah
Komunikasi adalah hal yang sangat penting dalam hidup bermasyarakat.
Komunikasi merupakan sarana penting dalam membantu kita dalam aktivitas
sehari–hari seperti belajar maupun bekerja. Salah satu alat yang
sangat efektif dan efisien
dalam membantu
komunikasi adalah
dengan menggunakan handphone
smartphone. Kegunaan inti dari handphone yang awalnya hanya
mempunyai fitur telepon dan sms, sekarang
sudah berkembang
dalam sisi teknologi dan kebutuhan
manusia. Fitur handphone dapat mengakses dan berbagi informasi dengan media sosial seperti Facebook, Twitter, internet, serta media
navigasi lainnya yang
disajikan dalam smartphone.
Komunikasi merupakan sarana penting dalam membantu kita dalam aktivitas
sehari–hari seperti belajar maupun bekerja. Salah satu alat yang
sangat efektif dan efisien
dalam membantu
komunikasi adalah
dengan menggunakan handphone
smartphone. Kegunaan inti dari handphone yang awalnya hanya
mempunyai fitur telepon dan sms, sekarang
sudah berkembang
dalam sisi teknologi dan kebutuhan
manusia. Fitur handphone dapat mengakses dan berbagi informasi dengan media sosial seperti Facebook, Twitter, internet, serta media
navigasi lainnya yang
disajikan dalam smartphone.
Indonesia adalah
salah satu negara terbesar di Asia
Tenggara dengan pengguna aktif
smartphone terbanyak. Berdasarkan data US
Cencus Bureau pada Januari
2014,
Indonesia memiliki
251.160.124
juta penduduk
yang jumlah
tersebut kalah dengan pengguna handphone yang aktif sebanyak 281.963.665 juta penduduk (vivanews.com, 2015). Ini berarti bahwa
penduduk Indonesia
setengahnya memiliki lebih dari satu ponsel. Faktanya bahwa
ponsel mulai digunakan karena
easy carrying dan telah memiliki kemampuan seperti PC
maupun laptop.
salah satu negara terbesar di Asia
Tenggara dengan pengguna aktif
smartphone terbanyak. Berdasarkan data US
Cencus Bureau pada Januari
2014,
Indonesia memiliki
251.160.124
juta penduduk
yang jumlah
tersebut kalah dengan pengguna handphone yang aktif sebanyak 281.963.665 juta penduduk (vivanews.com, 2015). Ini berarti bahwa
penduduk Indonesia
setengahnya memiliki lebih dari satu ponsel. Faktanya bahwa
ponsel mulai digunakan karena
easy carrying dan telah memiliki kemampuan seperti PC
maupun laptop.
Seiring meningkatnya permintaan konsumen untuk kebutuhan komunikasi via suara dan data yang stabil dan agar memenuhi kuota pemakaian yang besar, pihak penyedia jasa telekomunikasi harus selalu siap dan memiliki teknologi
terbaru agar dapat mengikuti perkembangan dunia
telekomunikasi. Perusahaan telekomunikasi terus melakukan inovasi guna menghasilkan lebih banyak
pendapatan dari tren penggunaan data dari piranti bergerak (mobile monetization). Hal ini terutama
dilakukan dalam bentuk utilisasi fitur-fitur
ponsel cerdas dan
piranti lunak untuk melakukan mobile payment, mobile e-commerce,
dan
mobile advertising. Dengan terpenuhi kuota tersebut maka diharapkan dapat memberikan
tanggapan
positif dari konsumen.
terbaru agar dapat mengikuti perkembangan dunia
telekomunikasi. Perusahaan telekomunikasi terus melakukan inovasi guna menghasilkan lebih banyak
pendapatan dari tren penggunaan data dari piranti bergerak (mobile monetization). Hal ini terutama
dilakukan dalam bentuk utilisasi fitur-fitur
ponsel cerdas dan
piranti lunak untuk melakukan mobile payment, mobile e-commerce,
dan
mobile advertising. Dengan terpenuhi kuota tersebut maka diharapkan dapat memberikan
tanggapan
positif dari konsumen.
Seperti di Indonesia sendiri terdapat 3 perusahaan jasa telekomunikasi
teratas, yaitu PT Telekomunikasi Seluler, PT Indosat dan PT XL Axiata (IFT,
teratas, yaitu PT Telekomunikasi Seluler, PT Indosat dan PT XL Axiata (IFT,
2014). Ketiga operator telepon tersebut terlibat dalam persaingan untuk menjadi operator yang
dipercaya masyarakat Indonesia. Berikut data jenis–jenis kartu
telepon GSM yang
diproduksi para operator seluler tersebut tercantum dalam Tabel
1.1
dipercaya masyarakat Indonesia. Berikut data jenis–jenis kartu
telepon GSM yang
diproduksi para operator seluler tersebut tercantum dalam Tabel
1.1
Tabel 1.1. Produk Operator Seluler
Operator Seluler
|
Prabayar
|
Pascabayar
|
Telkomsel
|
simPATI, Kartu As,
Flash, Loop
|
Kartu Halo
|
Indosat
|
IM3, Mentari
|
Matrix
|
XL Axiata
|
Perdana XL, XL-ku, XL
bebas, XL Android, XL BB,
XL Travelers, Axis |
Xplor/XL pascabayar
|
Sumber: www.wikipedia.com (2015)
Pada industri operator seluler ada fenomena yang selalu diwaspadai, yaitu perpindahan pelanggan ke
operator lain (churn rate). Biasanya terjadi karena
dipicu oleh persaingan
tarif yang kian
sengit. Program retensi harus lebih
digiatkan karena churn rate tentu akan berimbas pada
penurunan pendapatan operator.
operator lain (churn rate). Biasanya terjadi karena
dipicu oleh persaingan
tarif yang kian
sengit. Program retensi harus lebih
digiatkan karena churn rate tentu akan berimbas pada
penurunan pendapatan operator.
Persaingan perebutan konsumen sangat dirasakan oleh ketiga operator telepon tersebut. Persaingan yang
ketat memicu timbulnya perang tarif, selanjutnya menimbulkan tingkat pindah layanan (churn rate) yang
tinggi yang
berdampak pada penurunan pangsa pasar. Fakta ini dinyatakan dalam sebuah
artikel data dari Indonesia Finance Today (IFT, 2014) menunjukkan bahwa
Indonesia memiliki tingkat perpindahan pelanggan (churn rate) yang
tinggi yaitu
di atas 10% per
bulan yang merupakan dampak dari persaingan antar
operator seluler yang sudah hypercompetition. Berikut datanya disajikan
pada Tabel 1.2.
ketat memicu timbulnya perang tarif, selanjutnya menimbulkan tingkat pindah layanan (churn rate) yang
tinggi yang
berdampak pada penurunan pangsa pasar. Fakta ini dinyatakan dalam sebuah
artikel data dari Indonesia Finance Today (IFT, 2014) menunjukkan bahwa
Indonesia memiliki tingkat perpindahan pelanggan (churn rate) yang
tinggi yaitu
di atas 10% per
bulan yang merupakan dampak dari persaingan antar
operator seluler yang sudah hypercompetition. Berikut datanya disajikan
pada Tabel 1.2.
Tabel 1.2. Jumlah Pelanggan Dan Pendapatan Operator Seluler (2012–2014)
Operator
|
Pendapatan Data (Miliar)
|
Total Pendapatan (Miliar)
|
Total Pelanggan Data (Juta)
|
||||||
2012
|
2013
|
2014
|
2012
|
2013
|
2014
|
2012
|
2013
|
2014
|
|
Telkomsel
|
10.740
|
14.857
|
18.373
|
71.253
|
77.147
|
82.967
|
7,7
|
54,6
|
60,5
|
XL
|
2.816,67
|
3.718,43
|
4.401,65
|
18.260,14
|
20.969,81
|
21.265,06
|
25,5
|
25,6
|
33,0
|
Indosat
|
2.692
|
2.908,93
|
2.432,87
|
20.529,29
|
22.418,81
|
17.799
|
51,7
|
58,6
|
53,8
|
Sumber: IFT (2014)
Dari Tabel 1.2 dapat dilihat bahwa persaingan antar operator sangat ketat dalam mendapatkan pelanggan.
Maka dari
itu,
pihak operator berusaha
Maka dari
itu,
pihak operator berusaha
semaksimal mungkin mengikuti tren pasar dalam memenuhi kebutuhan pelanggan.
Dengan semakin beragamnya operator
telekomunikasi di Indonesia,
ketergantungan pelanggan pada
suatu operator
menjadi
rendah sehingga
switching costpelanggan menjadi ikut rendah. Hal ini menyebabkan tingkat
persaingan yang
semakin tinggi dimana operator besar (incumbent) melakukan berbagai strategi untuk
menarik subscriber baru sambil
mempertahankan
subscriber lama, mulai
dari product offering
yang menarik sampai
dengan
pricing strategy yang mengakibatkan tingginya churn
rate (tingkat
perpindahan
pelanggan) pada operator telekomunikasi.
telekomunikasi di Indonesia,
ketergantungan pelanggan pada
suatu operator
menjadi
rendah sehingga
switching costpelanggan menjadi ikut rendah. Hal ini menyebabkan tingkat
persaingan yang
semakin tinggi dimana operator besar (incumbent) melakukan berbagai strategi untuk
menarik subscriber baru sambil
mempertahankan
subscriber lama, mulai
dari product offering
yang menarik sampai
dengan
pricing strategy yang mengakibatkan tingginya churn
rate (tingkat
perpindahan
pelanggan) pada operator telekomunikasi.
Selain itu menurut Asosiasi Telepon Seluler (ATSI)
seperti dikutip pada
RiauBisnis.com
(2015),
tingkat
perpindahan
kartu perdana (sim
card)
di
Indonesia cukup tinggi disebabkan oleh penetrasi yang dilakukan oleh operator
telah mendekati
100% dari jumlah
penduduk. Diketahui
juga komposisi pelanggan
terbesar masih dikuasai oleh Telkomsel (91
juta), Indosat (37,7
juta) dan XL (35,2
juta).
seperti dikutip pada
RiauBisnis.com
(2015),
tingkat
perpindahan
kartu perdana (sim
card)
di
Indonesia cukup tinggi disebabkan oleh penetrasi yang dilakukan oleh operator
telah mendekati
100% dari jumlah
penduduk. Diketahui
juga komposisi pelanggan
terbesar masih dikuasai oleh Telkomsel (91
juta), Indosat (37,7
juta) dan XL (35,2
juta).
Menurut Indonesian Development Monitoring Research, churn rate di Indonesia bisa mencapai 26% dalam setahun, sementara yang terjadi di Asean rata-rata hanya 15%. Oleh karena itu, brand
experience,
menjadi isu penting bagi
setiap operator untuk menekan
churn rate–nya (Marketing.co.id, 2015)
experience,
menjadi isu penting bagi
setiap operator untuk menekan
churn rate–nya (Marketing.co.id, 2015)
Berdasarkan penelitian yang
dilakukan oleh Manuadi (2011) bahwa
ketatnya persaingan bisnis telekomunikasi yang berdampak pada penurunan tarif,
dilakukan oleh Manuadi (2011) bahwa
ketatnya persaingan bisnis telekomunikasi yang berdampak pada penurunan tarif,
menyebabkan tingginya tingkat pindah layanan. Mengapa
penurunan tarif berdampak pada tingkat pindah layanan? Karena akibat ketatnya persaingan antar
operator, operator berusaha
agar harga
jual mereka
ditekan sehingga
menjangkau masyarakat, sehingga
biaya dalam line
telepon atau sambungan data pun ikut ditekan yang menyebabkan koneksi yang sedikit lebih lambat, hal ini
sudah tentu jarang memuaskan pelanggan yang membutuhkan koneksi yang cepat.
penurunan tarif berdampak pada tingkat pindah layanan? Karena akibat ketatnya persaingan antar
operator, operator berusaha
agar harga
jual mereka
ditekan sehingga
menjangkau masyarakat, sehingga
biaya dalam line
telepon atau sambungan data pun ikut ditekan yang menyebabkan koneksi yang sedikit lebih lambat, hal ini
sudah tentu jarang memuaskan pelanggan yang membutuhkan koneksi yang cepat.
Perpindahan pelanggan pengguna jasa
layanan telekomunikasi merupakan
salah satu masalah yang sering
terjadi secara kompetitif di antara operator di
Indonesia. Persaingan antar operator untuk menarik pelanggan dengan berlomba
menyediakan program promosi ditengarai sebagai salah
satu
penyebabnya selain persoalan jaringan dan kualitas layanan yang disediakan atau dijanjikan oleh operator kepada pelanggan.
layanan telekomunikasi merupakan
salah satu masalah yang sering
terjadi secara kompetitif di antara operator di
Indonesia. Persaingan antar operator untuk menarik pelanggan dengan berlomba
menyediakan program promosi ditengarai sebagai salah
satu
penyebabnya selain persoalan jaringan dan kualitas layanan yang disediakan atau dijanjikan oleh operator kepada pelanggan.
Akibat dari besarnya tuntutan pelanggan
terhadap jasa telekomunikasi
yang handal
dan
memenuhi kebutuhan
pelanggan,
akhirnya dapat menyebabkan perilaku beralih antar
satu operator
dengan operator
lainnya untuk mencari
pemenuhan kebutuhan tersebut. Perilaku berpindah (Switching Behavior) dapat dinyatakan sebagai proses yang setia pada satu layanan dan akhirnya beralih ke layanan lain, karena ketidakpuasan atau masalah lain. Bahkan jika konsumen
setia kepada merek tertentu, tetapi merek tersebut akhirnya
tidak memenuhi
kebutuhannya,
konsumen akan beralih
ke merek pesaing.
terhadap jasa telekomunikasi
yang handal
dan
memenuhi kebutuhan
pelanggan,
akhirnya dapat menyebabkan perilaku beralih antar
satu operator
dengan operator
lainnya untuk mencari
pemenuhan kebutuhan tersebut. Perilaku berpindah (Switching Behavior) dapat dinyatakan sebagai proses yang setia pada satu layanan dan akhirnya beralih ke layanan lain, karena ketidakpuasan atau masalah lain. Bahkan jika konsumen
setia kepada merek tertentu, tetapi merek tersebut akhirnya
tidak memenuhi
kebutuhannya,
konsumen akan beralih
ke merek pesaing.
Menurut Satish et
al.,(2011)SwitchingBehavior adalah perilaku konsumen di mana perilaku konsumen berbeda berdasarkan tingkat kepuasan konsumen
al.,(2011)SwitchingBehavior adalah perilaku konsumen di mana perilaku konsumen berbeda berdasarkan tingkat kepuasan konsumen
dengan penyedia
atau perusahaan. Perilaku switchingbehaviourdapat diartikan
sebagai proses menjadi setia kepada satu layanan dan akhirnya beralih ke
layanan lain, karena
ketidakpuasan atau tidak terpenuhinya harapan konsumen terhadap produk tersebut.Konsumen akan dengan mudah beralih pindah ke merek pesaing
dan menanggalkan loyalitasnya terhadap merek
terdahulu.
atau perusahaan. Perilaku switchingbehaviourdapat diartikan
sebagai proses menjadi setia kepada satu layanan dan akhirnya beralih ke
layanan lain, karena
ketidakpuasan atau tidak terpenuhinya harapan konsumen terhadap produk tersebut.Konsumen akan dengan mudah beralih pindah ke merek pesaing
dan menanggalkan loyalitasnya terhadap merek
terdahulu.
Perpindahan ini dapat disebut juga
sebagai migrasi konsumen. Penelitian
mengenai perpindahan ini telah banyak dilakukan.
Chang et al., (2011) dalam
penelitiannya menyatakan kegagalan layanan dan kegagalan pemulihan layanan dapat mengarah pada
perilaku beralih pelanggan dalam industri jasa. Kemudian dalam penelitian Bansal et al., (2005)
digunakan model migrasi PPM (Push–Pull- Mooring), yang meneliti pengaruh keinginan dan perilaku berpindah dengan
mengelompokkan variabel–variabel independen ke
dalam tiga kelompok effects,
yang terdiri dari push
effects (efek pendorong), pull effects (efek penarik), dan mooring effects (efek penghambat). Pada penelitiannya
terlihat bahwa faktor
pendorong, penarik, dan penghambat berpengaruh signifikan secara langsung
terhadap perilaku switching
behavior dan
beberapa moderasi
yang signifikan terhadap
niat beralih (switching
intention).
sebagai migrasi konsumen. Penelitian
mengenai perpindahan ini telah banyak dilakukan.
Chang et al., (2011) dalam
penelitiannya menyatakan kegagalan layanan dan kegagalan pemulihan layanan dapat mengarah pada
perilaku beralih pelanggan dalam industri jasa. Kemudian dalam penelitian Bansal et al., (2005)
digunakan model migrasi PPM (Push–Pull- Mooring), yang meneliti pengaruh keinginan dan perilaku berpindah dengan
mengelompokkan variabel–variabel independen ke
dalam tiga kelompok effects,
yang terdiri dari push
effects (efek pendorong), pull effects (efek penarik), dan mooring effects (efek penghambat). Pada penelitiannya
terlihat bahwa faktor
pendorong, penarik, dan penghambat berpengaruh signifikan secara langsung
terhadap perilaku switching
behavior dan
beberapa moderasi
yang signifikan terhadap
niat beralih (switching
intention).
Berdasarkan fenomena di atas mendorong peneliti untuk melakukan
penelitian tentang perilaku
switching
behavior mahasiswa S1 di Fakultas
Ekonomi dan Bisnis USU
Medan.
Dari
hasil observasi awal peneliti, proses perpindahan antar satu operator GSM dan operator GSM lain sangat cepat dilakukan oleh mahasiswa
S1 Fakultas Ekonomi dan Bisnis USU Medan. Para
penelitian tentang perilaku
switching
behavior mahasiswa S1 di Fakultas
Ekonomi dan Bisnis USU
Medan.
Dari
hasil observasi awal peneliti, proses perpindahan antar satu operator GSM dan operator GSM lain sangat cepat dilakukan oleh mahasiswa
S1 Fakultas Ekonomi dan Bisnis USU Medan. Para
mahasiswa
tersebut melakukan perilaku switching behaviortidak serta hanya karena harga, tetapi juga karena faktor lain yang
membuat perputaran dalam
penggunaan kartu telepon yang sangat besar. Peneliti ingin mengetahui penyebab perpindahan pelanggan pada
jasa operator telekomunikasi dengan model migrasi konsumen Push–Pull-Mooring. Berdasarkan fenomena di atas, peneliti
bermaksud untuk meneliti dengan judul “Pengaruh Push–Pull–Mooring (PPM)Terhadap Switching Behavior Pengguna
Operator
GSM
Melalui Switching Intention (Studi Kasus Pada Mahasiswa
S1 Fakultas Ekonomi dan Bisnis USU
Medan).”
tersebut melakukan perilaku switching behaviortidak serta hanya karena harga, tetapi juga karena faktor lain yang
membuat perputaran dalam
penggunaan kartu telepon yang sangat besar. Peneliti ingin mengetahui penyebab perpindahan pelanggan pada
jasa operator telekomunikasi dengan model migrasi konsumen Push–Pull-Mooring. Berdasarkan fenomena di atas, peneliti
bermaksud untuk meneliti dengan judul “Pengaruh Push–Pull–Mooring (PPM)Terhadap Switching Behavior Pengguna
Operator
GSM
Melalui Switching Intention (Studi Kasus Pada Mahasiswa
S1 Fakultas Ekonomi dan Bisnis USU
Medan).”
1.2 Perumusan Masalah
Berdasarkan uraian
di atas, maka perumusan masalah penelitian
ini adalah sebagai
berikut
:
di atas, maka perumusan masalah penelitian
ini adalah sebagai
berikut
:
1. Bagaimana pengaruh push effects terhadap switching intention mahasiswa
S1
Fakultas Ekonomi dan Bisnis USU
Medan pada
3 produk operator
GSM di Indonesia ?
S1
Fakultas Ekonomi dan Bisnis USU
Medan pada
3 produk operator
GSM di Indonesia ?
2. Bagaimana pengaruh pull
effects terhadap switching intention mahasiswa S1 Fakultas Ekonomi dan Bisnis USU
Medan pada
3 produk operator
GSM di Indonesia?
effects terhadap switching intention mahasiswa S1 Fakultas Ekonomi dan Bisnis USU
Medan pada
3 produk operator
GSM di Indonesia?
3. Bagaimana pengaruh mooring effects terhadap switching intention mahasiswa S1 Fakultas Ekonomi dan Bisnis USU Medan pada 3 produk operator GSM
di Indonesia?
di Indonesia?
4. Bagaimana pengaruh push Effects terhadap switching behavior mahasiswa S1 Fakultas Ekonomi
dan Bisnis USU
Medan melalui
switching intention pada 3
produk operator GSM
di Indonesia ?
dan Bisnis USU
Medan melalui
switching intention pada 3
produk operator GSM
di Indonesia ?
5. Bagaimana pengaruh pull Effects terhadap switching behavior mahasiswa S1
Fakultas Ekonomi dan
Bisnis USU Medan
melalui switching
intention pada 3
produk operator GSM
di Indonesia ?
Fakultas Ekonomi dan
Bisnis USU Medan
melalui switching
intention pada 3
produk operator GSM
di Indonesia ?
6. Bagaimana
pengaruh mooring Effects dalam memoderasi push effects
dengan switching intention mahasiswa S1 Fakultas Ekonomi dan Bisnis USU
Medan
pada 3 produk operator GSM
di Indonesia ?
pengaruh mooring Effects dalam memoderasi push effects
dengan switching intention mahasiswa S1 Fakultas Ekonomi dan Bisnis USU
Medan
pada 3 produk operator GSM
di Indonesia ?
7. Bagaimana
pengaruh mooring
Effects dalam memoderasi pull effects dengan switching intention mahasiswa S1 Fakultas Ekonomi dan Bisnis USU
Medan
pada 3 produk operator GSM
di Indonesia ?
pengaruh mooring
Effects dalam memoderasi pull effects dengan switching intention mahasiswa S1 Fakultas Ekonomi dan Bisnis USU
Medan
pada 3 produk operator GSM
di Indonesia ?
8. Bagaimana pengaruh switching intention terhadap switching behavior mahasiswa S1 Fakultas Ekonomi dan Bisnis USU Medan pada 3 produk operator GSM
di Indonesia ?
di Indonesia ?
1.3 Tujuan Penelitian
Tujuan dari penelitian
ini adalah untuk:
ini adalah untuk:
1. Untuk mengetahui
dan
menganalisis pengaruh push effects terhadap switching intention mahasiswa S1 Fakultas Ekonomi dan Bisnis USU Medan pada 3 produk operator
GSM di Indonesia ?
dan
menganalisis pengaruh push effects terhadap switching intention mahasiswa S1 Fakultas Ekonomi dan Bisnis USU Medan pada 3 produk operator
GSM di Indonesia ?
2. Untuk mengetahui dan
menganalisis pengaruh
pull effects terhadap switching intention mahasiswa S1 Fakultas Ekonomi dan Bisnis USU Medan pada 3 produk operator
GSM di Indonesia?
menganalisis pengaruh
pull effects terhadap switching intention mahasiswa S1 Fakultas Ekonomi dan Bisnis USU Medan pada 3 produk operator
GSM di Indonesia?
3. Untuk mengetahui dan menganalisis
pengaruh mooring effects terhadap switching intention mahasiswa
S1
Fakultas Ekonomi dan Bisnis USU Medan pada 3 produk operator
GSM di Indonesia?
pengaruh mooring effects terhadap switching intention mahasiswa
S1
Fakultas Ekonomi dan Bisnis USU Medan pada 3 produk operator
GSM di Indonesia?
4. Untuk mengetahui
dan
menganalisis
pengaruh push
Effects terhadap switching behavior mahasiswa
S1
Fakultas Ekonomi dan Bisnis USU Medan melalui switching intention pada 3 produk operator GSM di Indonesia.
dan
menganalisis
pengaruh push
Effects terhadap switching behavior mahasiswa
S1
Fakultas Ekonomi dan Bisnis USU Medan melalui switching intention pada 3 produk operator GSM di Indonesia.
5. Untuk mengetahui dan menganalisis pengaruh pull Effects terhadap switching behavior mahasiswa
S1
Fakultas Ekonomi dan Bisnis USU Medan melalui switching intention pada 3 produk operator GSM di Indonesia.
S1
Fakultas Ekonomi dan Bisnis USU Medan melalui switching intention pada 3 produk operator GSM di Indonesia.
6. Untuk
mengetahui dan menganalisis pengaruh mooring Effects dalam memoderasi
push
effects dengan switching intention mahasiswa S1
mengetahui dan menganalisis pengaruh mooring Effects dalam memoderasi
push
effects dengan switching intention mahasiswa S1
Fakultas Ekonomi dan Bisnis USU Medan pada 3 produk operator GSM
di Indonesia.
7. Untuk mengetahui dan menganalisis mooring Effects dalam memoderasi
pull effects dengan switching intention mahasiswa S1 Fakultas Ekonomi
dan Bisnis USU Medan
pada 3 produk
operator GSM
di Indonesia.
pull effects dengan switching intention mahasiswa S1 Fakultas Ekonomi
dan Bisnis USU Medan
pada 3 produk
operator GSM
di Indonesia.
8. Untuk mengetahui dan menganalisis switching intention terhadap
switching behavior mahasiswa
S1
Fakultas Ekonomi dan Bisnis USU Medan pada 3 produk operator
GSM di Indonesia ?
switching behavior mahasiswa
S1
Fakultas Ekonomi dan Bisnis USU Medan pada 3 produk operator
GSM di Indonesia ?
1.4
Manfaat Penelitian
Manfaat Penelitian
1. Bagi
peneliti
peneliti
Penelitian
ini bermanfaat untuk menambah wawasan
dan pengetahuan dengan menghubungkan
dan meneliti teori yang ada sesuai fenomena yang terjadi di antara
peneliti dan pengaplikasian ilmu yang diperoleh untuk masyarakat.
ini bermanfaat untuk menambah wawasan
dan pengetahuan dengan menghubungkan
dan meneliti teori yang ada sesuai fenomena yang terjadi di antara
peneliti dan pengaplikasian ilmu yang diperoleh untuk masyarakat.
2. Bagi operator telekomunikasi, penelitian ini bermanfaat untuk menjadi
informasi bagi para
operator
telekomunikasi untuk tetap menjaga kualitas jasa operator dan
memenuhi keinginan
para pelanggannya.
informasi bagi para
operator
telekomunikasi untuk tetap menjaga kualitas jasa operator dan
memenuhi keinginan
para pelanggannya.
3. Hasil penelitian ini dapat memberikan manfaat secara teoretis dan praktis
bagi para mahasiswa
Sarjana Fakultas Ekonomi
dan Bisnis Universitas Sumatera
Utara
dan
memperkaya penelitian ilmiah di Magister Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas
Sumatera Utara.
bagi para mahasiswa
Sarjana Fakultas Ekonomi
dan Bisnis Universitas Sumatera
Utara
dan
memperkaya penelitian ilmiah di Magister Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas
Sumatera Utara.
4. Hasil penelitian
ini
diharapkan
dapat
dijadikan
bahan
referensi
bagi peneliti selanjutnya yang
ingin mengkaji masalah yang sama atau yang
berkaitan pada masa yang akan
datang.
ini
diharapkan
dapat
dijadikan
bahan
referensi
bagi peneliti selanjutnya yang
ingin mengkaji masalah yang sama atau yang
berkaitan pada masa yang akan
datang.
Terimakasih telah membaca di Piool.com, semoga bermanfaat dan lihat juga di situs berkualitas dan paling populer Aopok.com, peluang bisnis online Topbisnisonline.com dan join di komunitas Topoin.com.