Topik

PENGARUH WORK-TO-FAMILY CONFLICT DAN STRES KERJA TERHADAP KOMITMEN ORGANISASI DENGAN KEPUASAN KERJA SEBAGAI VARIABEL INTERVENING PADA PT. PELABUHAN INDONESIA I (PERSERO) MEDAN


BAB
I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Sumber daya manusia adalah faktor yang
menentukan keberhasilan suatu
perusahaan dan menentukan
nasib perusahaan
kedepannya untuk
mengembangkan
usaha dan mampu bersaing
secara global. Sehingga diharapkan setiap pegawai
memiliki komitmen yang
kuat untuk memberikan prestasi terbaik bagi organisasi
ataupun perusahaan
tempatnya bekerja.
Komitmen pegawai merupakan salah satu kunci yang turut menentukan
berhasil atau tidaknya organisasi untuk mencapai tujuannya. Pegawai yang
memiliki komitmen pada
organisasi biasanya
mereka
menunjukkan sikap kerja
yang penuh perhatian terhadap tugasnya, mereka sangat memiliki tanggung
jawab
untuk melaksanakan tugastugas serta sangat loyal terhadap intansi tempatnya
bekerja.                 Dengan     komitmen    seseorang     akan    menyatakan     tekad    untuk
melaksanakan sesuatu. Dalam komitmen terkandung keyakinan, pengikat yang
akan menimbulkan energi untuk melakukan terbaik. Secara
nyata, komitmen berdampak kepada performansi kerja sumber daya manusia dan pada akhirnya juga  sangat
 berpengaruh
 terhadap  kinerja  suatu
 organisasi  atau  perusahaan. Karena
itu
peran sumber daya manusia, khususnya jajaran manajemen dari lini dasar sampai lini puncak harus
mampu berperan sebagai penggerak untuk mewujudkan
misi dan tujuan organisasi.



Pegawai  yang  memiliki
 komitmen  tinggi  terhadap  organisasi
 dapat dilihat
dari keinginan kuat untuk tetap
menjadi anggota tersebut, kesediaan
untuk berusaha sebaik mungkin demi kepentingan organisasi, kepercayaan
terhadap
organisasi dan penerimaan yang kuat terhadap nilainilai dan tujuan organisasi.
Adanya komitmen organisasi yang
tinggi pada pegawai akan membuat pegawai
terhindar dari perilakuperilaku keorganisasian yang negatif misalnya membolos,
mangkir, pindah kerja keperusahaan lain, meninggalkan jam kerja dan lain sebagainya.
Menurut  Kaswan  (2012:293), komitmeorganisasi 
adalah  merupakan ukuran
kesediaan
karyawan
bertahan dengan
sebuah perusahaan di waktu yang akan datang. Sedangkan
menurut Panggabean (2004:135),
komitmen adalah kuatnya pengenalan dan keterlibatan seseorang dalam organisasi tertentu.
Kepuasan
 kerja  karyawan  merupakan  salah
 satu
 aspek 
penting  yang perlu diperhatikan oleh pimpinan untuk meningkatkan kualitas para karyawan,
apabila kepuasan kerja terpenuhi maka karyawan akan cenderung memiliki semangat yang tinggi didalam bekerja. Menurut Noe, dkk dalam Kaswan (2012:284), menyatakan kepuasan kerja sebagai perasaan senang yang dihasilkan dari persepsi bahwa
pekerjaannya memenuhi atau memungkinkan pemenuhan
nilainilai penting pekerjaannya. Sedangkan menurut Fathoni
(2006), bahwa
kepuasan kerja adalah sikap emosional yang
menyenangkan
dan
mencintai pekerjaan.
Konflik antara
pekerja dan keluarga
dapat terjadi baik pada
wanita maupun
pria. Menurut penelitian Apperson, dkk dalam Buhali dan Margaretha



(2013:16), menemukan
bahwa ada beberapa tingkatan konflik
peran antara pria dan wanita, bahwa wanita mengalami konflik
peran pada tingkat yang lebih tinggi dibandingkan pria. Hal ini dikarenakan wanita memandang
keluarga merupakan suatu
kewajiban utama mereka dan harus mendapatkan perhatian yang lebih dibandingkan  pada  peran
 pekerja  mereka.
 Sedangkan
 menurut  Martins  et
 al
, dalam (Amelia
2010:202), work-tofamily conflict suatu
keadaan yang terjadi ketika pekerjaan              seseorang    mempengaruhi                        atau    mengganggu    kehidupan
keluarganya.
Stres dapat diartikan sebagai sesuatu yang
membuat kita mengalami
tekanan mental atau beban kehidupan, suatu kekuatan yang
mendesak atau
mencekam, mengganggu keseimbangan karena masalah atau tuntutan penyesuaian
diri. Menurut Mangkunegara (2007:157), stres kerja merupakan perasaan tertekan yang dialami karyawan dalam menghadapi pekerjaan. Stres yang berlebihan akan
berakibat
buruk terhadap
individu untuk berhubungan
dengan lingkungannya secara normal. Akibatnya kinerja mereka menjadi buruk
dan secara tidak
langsung
berpengaruh
terhadap
organisasi dimana mereka bekerja.
PT. Pelabuhan Indonesia I adalah Badan Usaha Milik Negara yang
bergerak didalam bidang
jasa
kepelabuhanan. Di Indonesia untuk pengelolaan
kepelabuhanan  terbagi  menjadi
 empat  wilayah,  wilayah
 I  bergerak  meliputi
daerah provinsi
Nagroe Aceh Darussalam, Sumatera Utara, Riau Daratan dan
Riau Kepulauan, dan diberi nama Pelabuhan Indonesia I yang
berkantor pusat di
Medan.



Berdasarkan hasil pra survei yang telah dilakukan pada
PT.
Pelabuhan Indonesia I
(Persero) Medan, diketahui bahwa terdapat fenomena
permasalahan yang terjadi berkaitan dengan komitmen organisasi pada PT. Pelabuhan Indonesia I (Persero) Medan.                   Permasalahannya   terletak     pada       rendahnya  komitmen karyawan, hal ini terlihat dari
indikator komitmen kelanjutan dimana kurangnya rasa senang
terhadap pekerjaan karena tidak adanya penghargaan terhadap
karyawan    yang   berperstasi    dan   teladan.    Akibatnya   berdampak    terhadap
meningkatnya ketidakhadiran karyawan dan kinerja karyawan menjadi menurun. Komitmen para
karyawan akan mengganggu jalannya keefektifan dan keefisienan
perusahaan yang juga berakibat kepada prestasi karyawan. Berikut ini adalah tabel persentase ketidakhadiran karyawan PT. Pelabuhan Indonesia I (Persero) Medan dari
bulan MaretAgustus tahun 2015.
Tabel 1.1 Persentase Ketidakhadiran Karyawan PT. Pelabuhan Indonesia
I (Persero) Medan dari
Bulan MaretAgustus
2015
No
Bulan
Tepat Waktu
Terlambat
Sakit
Cuti
Alpa
Jumlah
Karyawan
1
Maret
174 orang
17 orang
37 orang
45 orang
11 orang
284 orang
61%
6%
13%
16%
4%
100%
2
April
171 orang
14 orang
43 orang
45 orang
11 orang
284 orang
60%
5%
15%
16%
4%
100%
3
Mei
168 orang
14 orang
45 orang
43 orang
14 orang
284 orang
59%
5%
16%
15%
5%
100%
4
Juni
168 orang
16 orang
43 orang
43 orang
14 orang
284 orang
59%
6%
15%
15%
5%
100%
5
Juli
162 orang
28 orang
37 orang
51 orang
6 orang
284 orang
57%
10%
13%
18%
2%
100%
6
Agustus
174 orang
25 orang
28 orang
48 orang
9 orang
284 orang
61%
9%
10%
17%
3%
100%
Sumber: PT. Pelabuhan Indonesia I (Persero) Medan. Data diolah penulis.
Dari  Tabe
1.1,  dapadilihat 
bahwa karyawan
 yang mengalami  sakit
tertinggi berada
pada
bulan Mei sebesar
16%, hal ini disebabkan karena
karyawan
sering pulang melebihi jam kerja normal. Sedangkan karyawan yang mengalami



cuti  tertinggberada
 pada bulan Juli  sebesar 18%,  hal  ini 
disebabkan  karena
karyawan
merasa tidak puas dengan
perlakuan perusahaan yang tidak memberikan
penghargaan   terhadap  karyawan         yang                        berprestasi dan              teladan                     sehingga memanfaatkan
sisa cuti.
Berdasarkan    hasil    wawancara    dengan    beberapa    karyawan    yang
mengalami rendahnya komitmen organisasi menyebutkan rendahnya komitmen karyawan akibat dari faktor worktofamily
conflict
dan stres kerja. Permasalahan
yang berkaitan dalam worktofamily conflict akibat dari indikator konflik karena waktu, dimana karyawan sering lama pulang sehingga kurangnya waktu kebersamaan dalam keluarga karena karyawan pulang kerja melebihi jam kerja
normal. Adapun jam kerja
normal karyawan adalah 8 jam dalam 1 hari, jam kerja karyawan dimulai
pukul 08.00 Wib sampai dengan
pukul 17.00 Wib. Berikut
adalah
tabel kelebihan jam kerja karyawan di PT. Pelabuhan Indonesia I
(Persero)
Medan dari bulan MaretAgustus 2015.
Tabel
1.2 Persentase Kelebihan Jam Kerja Karyawan Bulan Maret s/d
Agustus 2015
No
Bulan
Pulang
Tepat
Waktu
Kelebihan
Jam Kerja
1
Jam
Kelebihan
Jam Kerja
2
Jam
Kelebihan
Jam Kerja
3
Jam
Kelebihan
Jam Kerja
>3 Jam
1
Maret
40 orang
46 orang
54 orang
37 orang
14 orang
14%
16%
19%
13%
5%
2
April
48 orang
40 orang
43 orang
37 orang
17 orang
17%
14%
15%
13%
6%
3
Mei
28 orang
37 orang
54 orang
46 orang
17 orang
10%
13%
19%
16%
6%
4
Juni
85
orang
43 orag
25 orang
20 orang
11 orang
30%
15%
9%
7%
4%
5
Juli
96 orang
37 orang
28 orang
20 orang
9 orang
34%
13%
10%
7%
3%
6
Agustus
43 orang
43 orang
51 orang
43 orang
20 orang
15%
15%
18%
15%
7%
Sumber: PT. Pelabuhan Indonesia I (Persero) Medan. Data diolah penulis.



Berdasarkan Tabel 1.2, tingkat
kelebihan jam kerja
karyawan dari
bulan Maret sampai dengan Agustus tahun 2015 tertinggi berada pada
posisi Kelebihan Jam Kerja 2 jam yaitu bulan Maret dan Mei, masingmasing
sebesar 19% artinya karyawan pulang pukul 19.00 Wib. Tingginya kelebihan jam kerja karyawan akan
berdampak pada
semakin berkurangnya
waktu kebersamaan untuk keluarga
dan berpengaruh timbulnya worktofamily conflict.
Selain worktofamily conflict, stres kerja
di perusahaan juga mempunyai
permasalahan. Adapun indikator
stres kerja yang
terlihat yaitu gejala fisiologis, psikologis seperti karyawan mudah emosi, sensitif, tidak dapat relaks, dan sakit kepala. Beban kerja
dan
desakan waktu mengakibatkan stres terhadap karyawan. Semakin meningkatnya beban kerja yang
dihadapi karyawan, maka dapat
meningkatka
stres.  Karyawan  dihadapkadengaberbagai  masalah
 seperti
beban kerja yang
melebihi batas kemampuan. Misalnya
 tugas utama yang harus diselesaikan setiap karyawan berjumlah 2 tugas, namun diselasela
tugas tersebut terdapat beberapa tugas tambahan yang mana waktu untuk penyelesaian tugas mempunyai jadwal yang
sama. Tugas tambahan tersebut dapat berbentuk
dinas keluar kota, pekerjaan di kantor menjadi menumpuk
dan sejumlah tugas yang
menumpuk tadi harus diselesaikan
dalam waktu bersamaan
. Jumlah beban kerja
yang bertambah, namun perusahaan tidak memberikan adanya dispensasi waktu
(penambahan
waktu) dalam penyelesaian tugas
tambahan tersebut sehingga mengakibatkan karyawan mengalami stres. Halhal inilah yang
sering sekali
membuat           karyawan                   menjadi       stres         berkepanjangan.      Jika    karyawan             telat menyerahkan                   tugasnya,    maka        tunjangan    yang   umumnya    diberikan    akan



mengalami pemotongan. Berikut tabel beban kerja karyawan pada PT. Pelabuhan
Indonesia I (Persero)
Medan.
Tabel
1.3 Beban Kerja Karyawan
PT. Pelabuhan Indonesia
I (Persero) Medan Bulan MaretAgustus
2015
Bulan
Beban Kerja/Orang
Waktu/orang
Beban Kerja
Utama
Tambahan
Beban Kerja
Waktu Penyelesaian Tugas
Utama
1
Maret
2 Tugas
2 Tugas
1 Bulan
2
April
2 Tugas
3 Tugas
1 Bulan
3
Mei
2 Tugas
4 Tugas
1 Bulan
4
Juni
2 Tugas
4 Tugas
1 Bulan
5
Juli
2 Tugas
4 Tugas
1 Bulan
6
Agustus
2 Tugas
5 Tugas
1 Bulan
Sumber : PT. Pelabuhan Indonesia I (Persero) Medan. Data diolah penulis.
Berdasarkan Tabel 1.3, dapat dijelaskan bahwa dari bulan Maret-Agustus tahun 2015, beban kerja utama
per orang yaitu 2 tugas. Namun lain halnya dengan
tugastugas tambahan (di luar
tugas utama) yang mengalami kenaikan setiap
bulannya. Namun waktu penyelesaian tugas utama tidak terdapat penambahan
waktu. Mereka menginginkan adanya
penambahan waktu di luar dari tugas utama tersebut. 
 Denga singkatny waktu   untuk 
 menyelesaikan  
tugasnya maka
karyawan
semakin stres.
Pada penelitian ini untuk mengidentifikasi tingkat ketidakpuasan kerja pada
PT.
P
elabuhan Indonesia I
(Persero) medan dilakukan studi pendahulu atau pra survei pada 20 orang
karyawan. Berikut tabel studi pendahulu identifikasi
tingkat ketidakpuasan kerja pada karyawan PT. Pelabuhan Indonesia I (Persero)
Medan.



Tabel
1.4 Studi Pendahulu Identifikasi Tingkat Ketidakpuasan Kerja Pada
Karyawan PT. Pelabuhan Indonesia
I (Persero) Medan
No
Pertanyaan Identifikasi Ketidakpuasan Kerja
Jawaban
Karyawan
Persentasen
(%)
1
Ketidakpuasan   terhadap   pekerjaa
 pad
 PT.
Pelabuhan Indonesia I
(Persero) Medan
Tidak puas
15
2
Ketidakpuasan terhadap gaji pada PT. Pelabuhan
Indonesia I (Persero) Medan
Tidak puas
10
3
Ketidakpuasan   terhadap    promosi    pada    PT.
Pelabuhan I (Persero) Medan
Tidak puas
25
4
Ketidakpuasan   terhadap   supervisi/pengawasan
pada PT. Pelabuhan Indonesia I (Persero) Medan
Tidak puas
55
5
Ketidakpuasan    terhadap    rekan     kerja     PT.
Pelabuhan Indonesia I
(Persero) Medan
Tidak puas
20
Sumber : PT. Pelabuhan Indonesia I (Persero) Medan. Data diolah penulis.
Berdasarkan Tabel 1.4, fenomena yang terjadi di PT. Pelabuhan Indonesia I (Persero) Medan dalam kepuasan kerja, ini berkaitan dengan pengawasan yang berhubungan dengan                          kurangnya intensitas pertemuan antara
atasan dengan karyawan. Karyawan merasakan bahwa atasan jarang melakukan pengawasan secara
langsung yang mana pengawasan itu sangat perlu agar
memudahkan karyawan dalam menyelesaikan pekerjaan ketika
ada beberapa hal
yang perlu dipertanyakan oleh karyawan ketika sedang
mengalami kendala.
Pengawasan secara
dominan menggunakan room chat disetiap komputer
masing– masing karyawan yang
telah tersambung
langsung dengan atasan yang dirasakan kurang      efektif               dalam          berkomunikasi.            Terkadang                       dikarenakan   jarangnya
pengawasan, karyawan menyelesaikan tugas tidak sesuai dengan apa yang di instruksikan      oleh      atasan,                       Hal              ini  menyebabkan        terjadinya              pengulangan
pengulangan dalam memperbaiki tugas.
Selain kurangnya
pengawasan yang
kurang, karyawan menjadi kurang
disiplin seperti keluar ruangan dengan meninggalkan pekerjaan yang seharusnya karyawan dituntut untuk cepat menyelesaikan  tugastugas
 tersebut
 mengingat
 waktu  penyelesaian
 tugas
 yang



singkat. Hal ini menjadi masalah yang
cukup serius mengakibatkan atasan
tidak
puas dengan hasil kerja karyawan, dan karyawan juga merasa tidak puas dengan
pengawasan yang diberlakukan
ini.
Atas  dasar  permasalahan
 dan  uraian  diatas  maka 
akan  dilakukan
penelitian dengan judul Pengaruh WorkToFamily
Conflict
dan Stres Kerja terhadap Komitmen
Organisasi dengan Kepuasan Kerja
Sebagai Variabel
Intervening pada PT. Pelabuhan Indonesia I (Persero) Medan.
1.2 Perumusan Masalah Penelitian
Berdasarkan latar belakang yang
telah dipaparkan diatas, maka masalah penelitian
ini dapat dirumuskan sebagai berikut:
1.   Apakah  WorkToFamily  Conflict
 
berpengaruh  signifikan  terhadap
 Stres
Kerja?
2.   Apakah WorkToFamily Conflict berpengaruh signifikan terhadap Komitmen
Organisasi?
3.   Apakah Stres Kerja berpengaruh
signifikan terhadap Komitmen
Organisasi?
4.  
Apakah    Kepuasan    Kerja    perpengaruh    signifikan    terhadap    Komitmen
Organisasi?
5.   Apakah WorkToFamily Conflict berpengaruh signifikan terhadap Kepuasan
Kerja?
6.   Apakah Stres
Kerja berpengaruh
signifikan terhadap
Kepuasan Kerja?
7.   Apakah WorkToFamily Conflict berpengaruh signifikan terhadap Komitmen
Organisasi melalui Kepuasan Kerja?



8.   Apakah Stres Kerja berpengaruh signifikan terhadap Komitmen Organisasi melalui Kepuasan Kerja?
1.3 Tujuan Penelitian
Berdasarka pemapara diatas,   maka 
 tujua penelitia ini   dapat dirumuskan sebagai
berikut:
1.   Untuk  mengetahui
 dan  menganalisis
 pengaruh  Work-ToFamily
 Conflict
berpengaruh signifikan
terhadap Stres Kerja.
2.   Untuk  mengetahui
 dan  menganalisis
 pengaruh  Work-ToFamily
 Conflict
berpengaruh signifikan
terhadap Komitmen Organisasi.
3. Untuk mengetahui dan menganalisis pengaruh Stres Kerja
berpengaruh signifikan terhadap Komitmen Organisasi.
4.   Untuk mengetahui dan menganalisis pengaruh Kepuasan Kerja berpengaruh
signifikan terhadap Komitmen
Organisasi.
5.   Untuk  mengetahui
 dan  menganalisis
 pengaruh  Work-ToFamily
 Conflict
berpengaruh signifikan
terhadap Kepuasan Kerja.
6. Untuk mengetahui dan menganalisis pengaruh Stres Kerja
berpengaruh signifikan terhadap Kepuasan
Kerja.
7.  
Untuk  mengetahui     dan
 menganalisis  pengaruh  Work-To-Family  Conflict
berpengaruh
signifikan terhadap Komitmen Organisasi melalui Kepuasan Kerja.
8. Untuk mengetahui dan menganalisis pengaruh Stres Kerja
berpengaruh signifikan terhadap Komitmen
Organisasi
melalui Kepuasan Kerja.



1.4 Manfaat Penelitian
Hasil penelitian ini diharapkan
dapat memberikan manfaat
antara lain:
1.   Bagi
Perusahaan
Hasil penelitian ini diharapkan dapat sebagai informasi dan
bahan
masukan bagi perusahaan untuk dijadikan
bahan landasan dalam menentukan
kebijakan perusahaan guna meningkatkan
komitmen karyawan.
2.   Bagi
Peneliti
Penelitian
ini diharapkan dapat memberikan kontribusi pemikiran guna
memperluas wawasan dan pengetahuan berpikir dalam bidang sumber daya manusia,  khususnya
 yang  berkaitan  dengan
 worktofamily  conflict,
 stres
kerja, komitmen
organisasi
dan kepuasan kerja pada karyawan.
3.   Penelitian selanjutnya

Penelitian ini berguna bagi acuan
bagi peneliti selanjutnya yang
berniat
melakukan penelitian dengan
mengembangkan penelitian
ini. Penelitian selanjutnya
dapat melakukan eksplorasi dengan mengembangkan faktorfaktor yang
lain yang mempengaruhi komitmen organisasi selain yang digunakan dalam
penelitian ini.


Terimakasih telah membaca di Piool.com, semoga bermanfaat dan lihat juga di situs berkualitas dan paling populer Aopok.com, peluang bisnis online Topbisnisonline.com dan join di komunitas Topoin.com.


Comments

Paling Populer

To Top