Paulo Coelho adalah novelis asal Negeri Samba, Brasil. Ia lahir 24 Agustus 1947, di Rio De Janeiro dari orang tua Pedro Queima de Coelho de Souza dan Lygia Coelho.
Tampaknya, Coelho benar-benar menemukan legenda pribadi sebagaimana yang ia tulis dalam The Alchemist.
Saya menemukan novelis Brasil ini secara tidak sengaja di sebuah pembatas buku yang mengutip quote Coelho, itu berbunyi:
“Tidak ada hal yang betul-betul salah. Bahkan jam rusak pun benar dua kali dalam sehari.”
Kejadiannya sekitar pertengahan 2020 silam, bahkan sekarang saya tidak ingat pembatas buku untuk judul yang mana dan terbitan siapa.
Membaca kembali quote tersebut, saya jadi teringat beberapa kegagalan besar dan tak terhitung kegagalan kecil selama ini.
Seolah seperti masih kemarin saya menjadi bocah sembrono yang berangkat memancing sendirian saat hujan. Atau seolah seperti masih kemarin saya masih menjadi administrator beberapa website.
Banyaknya kegagalan tersebut tidak semestinya selalu disesali. Ada kalanya kita menyandingkan seloki dan cangkir kopi, namun ada baiknya kita menempelkan jidat ke sajadah.
Blog Sastra yang Menemukan Ajal
Sebelum ulasanesia, sebagaimana yang sudah saya sampaikan, bahwa saya menjadi administrator dari beberapa website blog, dan kesemuanya membahas perihal sastra.
Jangan salah, saya sama sekali bukan sastrawan betulan. Sekadar mengagumi orang-orang yang sepenuhnya mengabdikan diri pada kesusastraan.
Coelho yang dulu kiranya juga memiliki kegagalan, ia pernah masuk rumah sakit jiwa hingga penjara. Namun lihatlah ia sekarang, berada di puncak kehidupan yang sepertinya sesuai dengan apa yang ia harapkan.
Tulisan ini sekadar refleksi, berbagai kegagalan dalam website blog yang saya bangun bukan berarti akhir dari segalanya. Sebab, akhir yang sejatinya akhir hanyalah kematian.
Selama saya masih hidup, saya akan tetap menulis. Terlepas seburuk apa tulisan itu, terlepas ada yang membacanya atau tidak.
Paulo Coelho Belum Memasukkan Moncong Pistol ke Mulut
Hingga saya menulis artikel ini, alhamdulillah Coelho masih belum memasukkan moncong pistol ke mulut dan menarik pelatuknya, sebagaimana yang dilakukan Hemingway.
Coelho sekarang berusia 77 tahun, masih aktif menulis dan mengamati perkembangan kesusastraan dunia. Meski tidak seagresif pada saat muda hingga dimasukkan ke rumah sakit jiwa oleh orang tuanya sendiri.
Satu hal yang tidak banyak disadari tentang Coelho, bahwa sebelum The Alchemist, banyak karya yang dilahirkan olehnya menemui jalan buntu.
Hingga judul itu menjadi titik tolak perubahan hidupnya, Coelho menulis The Alchemist saat usianya sudah 38 tahun.
Bukan buku yang tebal, itu hanya seperti novela ringan yang ternyata memiliki makna mendalam. Legenda pribadi yang erat kaitannya dengan kebangkitan spiritual Coelho di Spanyol.
Apakah Semua Sastrawan Melalui Kebangkitan Spiritual?
Kebangkitan spiritual seperti sebuah evolusi kesadaran yang menghubungkan seseorang dengan sesuatu yang lebih besar atau berkuasa. Saya (sepertinya) belum pernah mengalaminya, jadi mustahil menjelaskan definisi secara pasti.
Meski begitu, saya teringat bahwa Pramoedya Ananta Toer juga pernah mengungkapkan suatu kejadian di dalam penjara yang mendefinisikan “kebangkitan spiritual” pada sesi wawancara.
Ia menceritakan ada seekor harimau besar yang entah bagaimana keluar dari tembok penjara. Bukannya lari dan gentar, ia justru menantang harimau tersebut.
Cerita yang agaknya klenik dari Pram ini bisa menjadi sebuah tanda dari apa yang disebut sebagai kebangkitan spiritual.
“Saya bersemadi menghadap dinding, kemudian dari dinding itu keluar macan yang mau mengoyak-ngoyak saya. Saya bilang kepada binatang yang keluar dari tembok itu, saya tidak takut sama kau, bunuh lah kalau mau bunuh, terus dia hilang. Kemudian terdengar suara siapa kau sebenarnya? apa yang kau kehendaki sebenarnya?” ungkapnya dalam wawancara.
Jadi, apakah nantinya saya, kamu, dan setiap orang yang mau mencapai evolusi kesadaran harus melalui fase kebangkitan yang demikian, seperti Pramoedya atau Paulo Coelho, atau dalam bentuk lain? Entahlah.
Tentang Quote Paulo Coelho, Tidak Ada yang Betul-Betul Salah
Pada akhirnya tentang kata-kata Paulo Coelho “Tidak ada hal yang betul-betul salah. Bahkan jam rusak pun benar dua kali dalam sehari”, mengingatkan agar tidak terlampau terjerumus pada dunia gelap kesalahan.
Pram juga mengatakan kata-kata senada, “Kehidupan ini seimbang, Tuan. Barangsiapa hanya memandang pada keceriaannya saja, dia orang gila. Barangsiapa memandang pada penderitaannya saja, dia sakit.”
khususon ila ruhi Pramoedya Ananta Toer bin Mastoer, alfatihah…
Biarkan hidup ini mengalir, terima dengan lapang dada segala macam takdir yang senang pun getir. Sembari tetap berusaha menjadi lebih baik. Sekian!
Terimakasih telah membaca di Piool.com, semoga bermanfaat dan lihat juga di situs berkualitas dan paling populer Aopok.com, peluang bisnis online Topbisnisonline.com dan join di komunitas Topoin.com.