Review Buku dan Film

Resign, Topik Percakapan Di Kantor Yang Selalu Menarik


Percakapan di Kantor


Resign, topik yang selalu menarik untuk dibicarakan di kantor. Entah saat break istirahat atau setelah office hour. Benar apa benar? Ngaku aja deh, terlepas siapa yang yang jadi subyek untuk dibicarakan.

Alasan tiap orang untuk resign pun berbeda-beda. Ada yang ingin mencari batu loncatan, suasana kerja yang tidak kondusif, atau bos yang super galak, sehingga tekanan yang diberikan kadang di luar batas kewajaran. Eits, batasnya siapa ya? batasan bos atau batasan anak buah? hmmm.

Sama halnya seperti topik yang diangkat oleh Almira Bastari di novel metropop dengan judul Resign. Beberapa kali saya membaca review tentang novel ini dan akhirnya saya penasaran. Dannnn saya suka dengan ceritanya yang related banget dengan saya beberapa waktu yang lalu.


Spesifikasi Buku

Judul buku : Resign!

Penulis: Almira Bastari

Penerbit: PT. Gramedia Pustaka Utama

Jumlah Halaman: 288 halaman

Cetakan keempat: Februari 2018

ISBN : 978-602-03-8071-1 dan 978-602-03-8072-8 e-ISBN

Format : soft cover dan e book

Untuk kesekian kalinya saya meminjam buku di ipunas. Sebuah aplikasi yang memudahkan saya untuk meminjam buku. Kelebihannya bisa membaca dimana saja karena mudah dibawa kemanapun, tinggal buka aplikasi ipunas di ponsel dan membaca.

Namun, bagi penyuka buku fisik seperti saya, kadang membaca di aplikasi kurang nyaman karena lebih menyiksa mata dan tidak tercium aroma buku. Hanya sesekali saja meminjam buku di ipunas, belum mencoba aplikasi membaca yang lain sih.


Resign, Topik Percakapan Di Kantor Yang Selalu Menarik

Blurb yang terletak di bagian belakang buku mendeskripsikan empat staf yang bekerja di sebuah kantor konsultan di Jakarta berkompetisi. Persaingan yang ketat untuk memenangkan kompetisi tersebut. Bukan sebuah kompetisi untuk meraih bonus atau merebut posisi tertentu. Namun, kompetisi untuk RESIGN.

Yup, keempatnya, yaitu Alranita, Carlo, Karenina, dan Andre membuat taruhan bahwa yang terakhir resign akan mentraktir teman lainnya di tempat makan yang lebih eksklusif dibandingkan dengan teman yang resign sebelumnya. Keempat staf tersebut diberi julukan oleh penulis sebagai ‘Cungpret’ yang merupakan akronim dari Kacung Kampret.

Auto ngakak saat saya membacanya, ada aja Almira memberikan istilah. Namun, hal ini menjadi menarik menurut saya, sehingga saya penasaran ingin segera menuntaskan membaca novel ini. 

Jujurly novel ini menemani saya saat saya tidak bisa tidur selama beberapa hari. Walaupun saya berusaha untuk melepaskan semua pikiran agar bisa rileks dan dibantu dengan membaca, tetap saya tidak bisa tidur. Padahal seharian lelah beraktivitas baik di rumah maupun di kantor.

Kembali ke cerita Resign. Keempat Cungpret merasa tertekan dengan bos mereka yang bernama Tigran. Bos yang seharusnya tidak perlu bekerja di tempat lain karena dia ternyata putra seorang pengembang sukses yang memiliki beberapa proyek besar di Indonesia. Namun, dia memilih untuk bekerja dengan orang lain, bukannya mengembangkan bisnis keluarganya.

Kekejaman bos Tigran dalam memberikan tugas maupun tenggat waktu untuk menyelesaikan tugas membuat timnya tidak betah bekerja sama dengannya. Sehingga topik resign selalu menjadi topik percakapan di kantor mereka yang menarik. Tidak hanya jam istirahat atau pulang kantor, setiap ada kesempatan topik utama yang dibahas siapa yang cuti untuk interview, berapa tawaran gaji di tempat baru, apapun itu yang terkait resign pokoknya.

Mereka berusaha mengatur strategi agar bisa melakukan interview atau negosiasi di instansi lain. Entah cuti menemani anak karena sering ditinggal lembur, cuti sakit bahkan izin makan siang di luar pun juga tidak berhasil. Entah kenapa rencana tersebut selalu berhasil digagalkan oleh bos Tigran. Mungkin dia punya indera keenam ya hehehe.


Kisah Cinta Yang Unik

Saat seru-serunya membaca novel ini eh ternyata ada kisah cintanya juga. Saya pikir novelnya cuma bahas persaingan tentang siapa yang duluan resign. Ternyata oh ternyata bos Tigran jatuh cinta dengan Alranita, tapi unik caranya sampai Alranita pun ga sadar kalau bos ini suka dengannya sejak kuliah.

Nah lo kok sejak kuliah. Apakah mereka berdua teman kuliah? Tentu tidak, teman Tigran ini bucin dengan Alranita, tetapi sayang seribu sayang Alranita sudah punya kekasih. Nah, karena si bos ini suka dengan Alranita, makanya dia sering membuat Alranita lembur entah revisi hal yang krusial atau hal yang remeh hingga ALranita sebal sesebalnya dengan Tigran.

Kisah cintanya bukan seperti kisah bos dan sekretaris yang penuh intrik lo. Almira mengemas cerita bos yang jatuh cinta pada anak buahnya dengan apik di antara cerita tentang rutinitas mereka bekerja di kantor Konsultan besar di Jakarta yang tidak kenal waktu bekerja. Benar-benar jadi budak korporasi deh, kerja hingga malam bahkan dini hari pun dilakukan oleh mereka.


Penutup

Kesimpulannya saya suka dengan novel ini, apalagi bagian Tigran yang berusaha mencari celah menyatakan rasa sukanya pada Alranita, tetapi Alranita berusaha menolak dengan alasan profesional bekerja.

Siapakah yang lebih dulu resign dari kantor Konsultan tersebut? Apakah Tigran berhasil menaklukan Alranita? Apakah semua Cungpret bertahan atau justru resign semua? Penasaran kan? Yuk, baca sendiri hehehe. Selain itu ada quote-quote setiap bab yang menyentil tapi benar adanya. 

Selamat membaca.


Terimakasih telah membaca di Piool.com, semoga bermanfaat dan lihat juga di situs berkualitas dan paling populer Aopok.com, peluang bisnis online Topbisnisonline.com dan join di komunitas Topoin.com.


Comments

Paling Populer

To Top