Dalam dua hari terakhir ini, ponsel penulis
dipenuhi dengan feed dari media sosial, grup-grup, dan juga artikel berita tentang kenaikan luar biasa saham PT Global Mediacom, Tbk (BMTR) dari 282 hingga
406, atau terbang 44% hanya dalam dua hari. Yang saya perhatikan disini bukan
kenaikan BMTR itu sendiri, melainkan bagaimana pemberitaannya sangat berisik termasuk banyak menyebut nama Bapak Lo Kheng Hong (LKH), yang kita tahu merupakan
salah seorang pemegang saham di BMTR dalam jumlah yang sangat besar. Yup, per
31 Maret 2022, LKH diketahui memegang 1 miliar lembar lebih saham BMTR, sehingga
hanya dalam dua hari tersebut, LKH menghasilkan profit Rp124 miliar dari BMTR
ini. Sebuah angka yang tentu saja sangat besar untuk ukuran investor ritel,
meskipun sejatinya angka segitu tidak seberapa bagi LKH itu sendiri.
***
Ebook
Market Planning edisi Agustus 2022 yang berisi analisis IHSG, rekomendasi saham, info
jual beli saham, dan update strategi investasi bulanan sudah terbit. Anda
bisa memperolehnya disini, gratis info jual beli saham, dan
tanya jawab saham/konsultasi portofolio untuk member.
***
Nah, tapi yang menarik disini bukan hanya nominal
profitnya diatas, melainkan banyak tulisan-tulisan seperti gambar dibawah ini: ‘LKH
cuan Rp124 miliar hanya dalam sepekan’. Seolah-olah LKH baru pegang BMTR sejak minggu
lalu. Padahal seperti yang dulu
pernah kita bahas disini, LKH diketahui sudah secara bertahap mengakumulasi
saham BMTR sejak setidaknya bulan Agustus 2020, atau hampir dua tahun lalu,
pada harga beli rata-rata sekitar Rp200 per saham.
![]() |
Salah satu artikel berita tentang BMTR, yang kemudian diposting ulang di banyak medsos |
Sehingga akan lebih tepat jika dikatakan
bahwa LKH profit 100% atau dua kali lipat dalam dua tahun, jadi bukan
profit 44% dalam dua hari. Nah, tapi kenapa media jarang menulis demikian? Jawabannya
karena faktor psikologis investor yang cenderung lebih menyukai profit
instan, dimana profit 44% dalam dua hari tampak lebih menggiurkan dibanding
profit 100% dalam dua tahun. Jadi maksud penulis adalah, jika BMTR ini naik
secara pelan-pelan dalam dua tahun ini dari 200 hingga 400, maka kemungkinan hal itu tidak akan menjadi headline pemberitaan,
karena tidak akan cukup menarik bagi pembaca. Tapi berhubung BMTR lompat bahkan hingga
hampir ARA hanya dalam dua hari, maka jadilah sahamnya kembali menarik
perhatian karena balik lagi: Semua orang, kecuali Pak LKH itu sendiri, hanya
menginginkan profit instan/harian. Perhatikan bahwa semua postingan di media
sosial ditulis oleh wartawan, investor ritel, atau pengamat (termasuk artikel ini), tapi bukan ditulis oleh LKH itu sendiri. Pada akhirnya
penulis yakin bahwa Pak LKH sendiri tidak peduli soal melejitnya BMTR tersebut,
karena toh dia bukan main jangka pendek apalagi harian, melainkan jangka panjang.
Dalam hal ini penulis sendiri pernah beberapa kali ditelpon dan dikasih ucapan selamat
oleh seorang teman karena salah satu saham saya sudah profit 100% lebih dalam
waktu beberapa bulan, dan teman saya ini menjadi excited sendiri
karenanya. Amazing! he said. Padahal saya sendiri ya biasa-biasa saja, karena itu bukan kali
pertama kita profit sebesar itu.
Masalahnya adalah, viralnya cerita BMTR
ini bisa menimbulkan masalah jika ditelan mentah-mentah oleh para investor/trader
pemula yang belum mengerti apa-apa. Yup, karena mereka bisa saja ‘kena pompom’ dan
alhasil ikut membeli BMTR ini pada harga atas, dengan harapan harganya bakal
naik lebih tinggi lagi, apalagi beredar isu bahwa BMTR akan merger dengan anak
usahanya, PT Media Citra Nusantara, Tbk (MNCN) sebagai alasan kenaikan harganya
tersebut. Karena itulah, penulis merasa perlu menulis artikel ini sebagai guidance,
yakni jika anda juga tertarik dengan BMTR tersebut.
Pertama, secara fundamental dan juga valuasi,
maka seperti yang saya sampaikan pada artikel
analisanya bulan Agustus 2020 lalu, saya sependapat dengan LKH bahwa BMTR
ini bagus dan memenuhi kaidah value investing, bahkan jika kita memasukkan
faktor GCG owner-nya (Hary Tanoesoedibjo, atau HT) yang tidak sebagus
katakanlah Grup Astra. Dan sampai per Kuartal I 2022, fundamental BMTR juga
masih cukup bagus dimana perusahaan membukukan laba bersih Rp327 miliar, naik lumayan dibanding periode yang sama tahun sebelumnya, dan ROE disetahunkan 9.0%. Jadi
dengan PER dan PBV masing-masing hanya 2.5 dan 0.2 kali pada harga 200 (harga
beli LKH), maka itu adalah benar seperti ‘beli mercy harga bajaj’.
Namun demikian ketika artikel diatas
ditulis, harga BMTR bukan lagi 200, melainkan 300 sekian. Jadi kalaupun kita tetap
masuk di harga segitu karena menganggapnya masih murah, tapi tetap saja dalam
hal ini posisi kita berbeda dengan LKH, karena harga belinya beda.
Dengan kata lain, LKH bisa tenang-tenang saja kalau misalnya BMTR turun ke 240,
toh beliau masih cuan. Tapi bagaimana dengan kita yang pegang BMTR itu di harga
300? Posisinya jadi nyangkut bukan?
Jadi berdasarkan logika diatas, jika
anda misalnya baru masuk BMTR di harga 400 ini, maka posisi anda semakin berbeda
lagi dibanding LKH. Dalam hal ini penulis tidak bilang bahwa besok-besok BMTR
ini akan turun lagi, karena pada akhirnya kita tidak bisa menebak hal tersebut
(bisa saja BMTR naik lebih tinggi lagi). Melainkan, perbedaan harga
beli ini membuat risk and reward yang kita miliki menjadi sangat berbeda
dibanding risk and reward yang dimiliki LKH. Karena balik lagi: Jika BMTR
lanjut naik maka LKH cuan, anda juga cuan. Tapi bagaimana jika BMTR langsung turun
lagi? Maka LKH masih cuan, anda nyangkut.
Kedua, LKH membeli sebagian saham BMTR
langsung dari tangan HT sendiri melalui mekanisme private placement, sehingga
ia kenal dan berkawan secara personal dengan owner dari BMTR ini. Dan penulis
yakin ketika LKH berani menggelontorkan Rp140 untuk menebus saham baru yang
diterbitkan BMTR, dua tahun lalu, maka itu salah satunya karena adanya semacam jaminan
personal dari HT itu sendiri. Sehingga terkait hal inilah, meski sejak dua
tahun lalu penulis mengatakan bahwa saya setuju bahwa BMTR ini bagus, tapi saya
tetap ragu-ragu untuk masuk karena posisi saya sekali lagi berbeda dengan LKH, dimana
saya tidak kenal dan tidak bisa mengajak Om HT makan siang, sehingga saya tidak
memiliki akses informasi tertentu terkait perusahaan yang mungkin dimiliki oleh
LKH.
Okay Pak Teguh, jadi intinya tulisan ini
adalah sebagai warning agar investor ritel lebih hati-hati ya, agar
tidak terjebak masuk ke BMTR ini hanya karena sahamnya sekarang lagi viral.
Tapi kebetulan saya sudah pegang BMTR ini sejak awal di harga 200-an, jadi
apakah sarannya jual saja? Nah, kalau anda sudah masuk ke BMTR ini sejak awal
pada harga bawah, maka penulis asumsikan bahwa anda masuk ke BMTR ini bukan
hanya karena ikut-ikutan, melainkan karena anda sudah menganalisa laporan
keuangannya dll secara seksama, dan anda kemudian menyimpulkan bahwa BMTR
memang bagus dan murah. Jika demikian maka hold saja, karena posisi anda dalam
hal ini mirip dengan LKH, yakni membeli BMTR berdasarkan kaidah value
investing, sama-sama mau sabar menunggu, dan posisi harga belinya memang rendah
sehingga risikonya kecil/anda akan tetap profit jika BMTR ini besok-besok malah
turun lagi.
Namun demikian jika anda baru masuk ke
BMTR sekarang, maka sekali lagi hati-hati karena posisi anda sangat berbeda
dibanding LKH ataupun investor-investor lainnya yang sudah masuk di harga
bawah. Memang, jika melihat valuasinya dimana PER masih 5.2 kali, dan PBV 0.5
kali, maka BMTR pada harga 406 masih relatif murah, sehingga tidak menutup
kemungkinan harganya naik lebih lanjut. Tapi jika anda misalnya langsung saja
masuk ke BMTR ini hanya karena penasaran dengan pemberitaannya tanpa membaca laporan
keuangannya sama sekali, maka itu bukan investasi melainkan spekulasi, dan risikonya
sangat tinggi. Sehingga jika anda tetap ingin masuk BMTR ini maka saran penulis
baca lagi laporan keuangannya, materi public expose-nya, dan juga laporan
tahunannya agar anda memperoleh analisa yang detil tentang kualitas kinerja, valuasi
sahamnya, serta prospek kedepan perusahaan. Kemudian jika anda sudah mengerjakan analisa
tersebut dan kesimpulannya, oke, BMTR ini bagus, then go ahead!
***
Ebook
Market Planning edisi Agustus 2022 yang berisi analisis IHSG, rekomendasi saham, info
jual beli saham, dan update strategi investasi bulanan sudah terbit. Anda
bisa memperolehnya disini, gratis info jual beli saham, dan
tanya jawab saham/konsultasi portofolio untuk member.
Dapatkan postingan terbaru dari blog ini via email

Terimakasih telah membaca di Piool.com, semoga bermanfaat dan lihat juga di situs berkualitas dan paling populer Aopok.com, peluang bisnis online Topbisnisonline.com dan join di komunitas Topoin.com.