Topik

Saham INDF vs ICBP: Mana Yang Lebih Cuan?


Pak Teguh, saya saat ini ada pegang saham PT
Indofood CBP Sukses Makmur, Tbk (ICBP), namun saya terpikir untuk jual lalu alihkan
dananya ke saham PT Indofood Sukses Makmur, Tbk (INDF). Pertimbangannya, saat
ini market cap ICBP pada harga saham Rp11,350 tercatat Rp132 triliun, kemudian 80%
saham ICBP atau Rp105 triliun dimiliki oleh INDF. Sedangkan market cap INDF itu
sendiri pada harga saham Rp6,775 hanya Rp59 triliun. Jadi jika saya beli INDF
maka saya juga otomatis dapat ICBP tapi pada harga yang jauh lebih murah, dan itu
masih ditambah aset-aset INDF lainnya seperti Bogasari, PT Salim Ivomas Pratama,
Tbk (SIMP), PT PP London Sumatera (LSIP), dll. Bagaimana menurut bapak?

***

Ebook
Market Planning
 edisi Oktober 2023 yang berisi analisis IHSG, rekomendasi saham, info
jual beli saham, dan update strategi investasi bulanan akan terbit tanggal 1
Oktober. Anda bisa 
memperolehnya disini, gratis info jual beli saham,
dan tanya jawab saham/konsultasi portofolio untuk member.

***

Jawab:

Sebagai perusahaan consumer goods salah satu
yang terbesar di Indonesia, INDF memang memiliki banyak anak usaha yang terbagi
dalam empat segmen: 1. Produk konsumer bermerk atau consumer
brand products,
termasuk mi instan Indomie melalui ICBP, 2. Perkebunan
kelapa sawit dan hasil olahan sawit melalui SIMP (LSIP merupakan anak usaha
dari SIMP), 3. Tepung terigu melalui PT Bogasari, dan 4. Rantai distribusi
melalui PT Indomarco, yang juga merupakan pemilik jaringan minimarket Indomaret.

Jadi betul bahwa jika kita beli saham INDF,
maka kita akan menjadi pemilik dari semua anak-anak usahanya tersebut, termasuk
ICBP. Kemudian karena 80% saham ICBP yang dipegang INDF memiliki nilai Rp105
triliun, sedangkan market cap atau 100% saham INDF itu sendiri hanya bernilai
Rp59 triliun, maka sekilas tentu lebih baik beli INDF saja daripada beli saham
ICBP. Demikian pula jika kita lihat valuasinya dimana untuk ICBP, PER dan
PBV-nya tercatat masing-masing 11.6 dan 3.3 kali. Sedangkan INDF? Hanya 5.3 dan
1.0 kali.

Dan dulupun, tepatnya pada tahun 2014, penulis
mikirnya juga kurang lebih seperti itu
, dimana saya membeli saham SIMP pada
harga 900 berdasarkan analisa bahwa sahamnya adalah yang paling murah dibanding
saham-saham Grup Salim lainnya. Ketika itu PBV SIMP tercatat 0.9 kali,
sedangkan INDF 1.7 kali, ICBP 4.9 kali, dan LSIP 2.4 kali.
Pemikiran saya ketika itu, jika
ada orang mau beli saham INDF pada harga yang mencerminkan PBV 1.7 kali,
maka tentu lebih baik ambil SIMP yang valuasinya hanya setengahnya, mengingat
sekitar separuh dari aset INDF ya terletak di SIMP ini.

Namun beberapa waktu kemudian saya terpaksa cut
loss
SIMP di harga 700, setelah menyadari bahwa prospek perusahaan berubah
setelah harga minyak sawit mentah atau crude palm oil (CPO) ketika itu terus
turun. Kemudian dari pengalaman tersebut saya belajar bahwa, jika kita
menganggap bahwa sebuah saham murah
hanya karena PBV-nya paling rendah dibanding PBV saham lain dalam grup usaha yang
sama (SIMP lebih murah dibanding INDF, ICBP, dan LSIP), maka itu adalah
anggapan yang keliru
. Pada akhirnya investor hanya akan melihat kinerja
perusahaan serta prospeknya ke depan, dalam hal ini terkait dengan harga CPO
(karena SIMP ini perusahaan sawit), tak peduli apakah perusahaan tersebut berstatus sebagai anak usaha ataupun induk dari perusahaan lainnya. Disisi lain kinerja SIMP ini
sejak awal gak cukup bagus jika dibanding INDF, ICBP, dan juga LSIP. Beruntung penulis segera jual sahamnya dan sisa uangnya kemudian diputar di saham lain yang lebih baik sehingga bisa balik modal, bahkan lebih.

Jadi kembali ke INDF vs ICBP. Jika anda perhatikan, selama ini valuasi
ICBP sejak IPO-nya pada tahun 2010 lalu sampai dengan hari ini selalu lebih
tinggi dibanding INDF, dan itu adalah karena kinerja ICBP memang selalu lebih
bagus dibanding kinerja perusahaan induknya tersebut. Disisi lain valuasi, atau
dalam hal ini PBV INDF selama ini juga selalu lebih tinggi dibanding PBV SIMP,
dan alasannya juga sama: Karena kinerja INDF lebih bagus dibanding SIMP.
Diantara semua anak usaha INDF maka memang kinerja ICBP-lah yang paling bagus,
karena mi instan Indomie yang legendaris dan prospeknya gak ada matinya itu
ditempatkannya dibawah ICBP ini.

Sehingga, daripada beli saham INDF dimana dengan demikian kita menjadi pemilik ICBP dan sekaligus SIMP, Bogasari, dan Indomarco yang kinerjanya tidak sebagus
ICBP, dan karena itulah kinerja INDF tidak akan pernah sebagus ICBP, maka lebih
baik kita langsung saja ambil ICBP itu sendiri bukan? Dan memang dalam jangka panjangnya anda bisa lihat sendiri saham ICBP sudah naik banyak dalam 5 – 10 tahun terakhir, sedangkan saham INDF cenderung disitu-situ saja. Analoginya, INDF ini merupakan
reksadana saham dengan isi portofolio ICBP, SIMP, LSIP dll, sehingga profit yang
dihasilkan INDF merupakan rata-rata dari profit dari tiap-tiap anak usahanya
tersebut mulai dari yang profitnya paling besar (ICBP) hingga yang profitnya
paling kecil (SIMP). Nah, jadi jika kita tahu bahwa saham paling cuan yang dimiliki
INDF adalah ICBP, maka kita bisa beli ICBP saja langsung, jadi gak usah ikut ‘reksadana’
INDF itu lagi.

Anyway, dalam value investing maka kita tidak hanya melihat kinerja fundamental perusahaan, tapi juga valuasi sahamnya, dan pada harga mereka masing-masing saat ini
maka valuasi INDF relatif lebih menarik dibanding ICBP (meski PBV wajar ICBP memang lebih tinggi dibanding INDF, namun ICBP baru bisa disebut murah pada PBV kurang dari 3 kali, setara harga Rp10,000 per saham). Kemudian jangan lupa bahwa kinerja ICBP
di tahun 2023 ini sebenarnya gak terlalu bagus, dimana labanya naik banyak
karena tertolong laba kurs saja, tapi disisi lain sahamnya tetap sudah naik
lumayan, sedangkan INDF relatif belum kemana-mana. Jadi bapak boleh jual ICBP, atau boleh jual sebagian saja, lalu pindah ke INDF. Atau boleh juga tunggu INDF turun sedikit lagi sampai kurang
lebih 6,200 yang mencerminkan PER 4.9 dan PBV 1.0 kali, dimana barulah pada
harga segitu dia benar-benar murah.

***

Ebook
Market Planning
 edisi Oktober 2023 yang berisi analisis IHSG, rekomendasi saham, info
jual beli saham, dan update strategi investasi bulanan akan terbit tanggal 1
Oktober. Anda bisa 
memperolehnya disini, gratis info jual beli saham,
dan tanya jawab saham/konsultasi portofolio untuk member.

Dapatkan postingan terbaru dari blog ini via email. Masukkan alamat email anda di kotak dibawah ini, lalu klik subscribe

Terimakasih telah membaca di Piool.com, semoga bermanfaat dan lihat juga di situs berkualitas dan paling populer Aopok.com, peluang bisnis online Topbisnisonline.com dan join di komunitas Topoin.com.


Comments

Paling Populer

To Top