“Sesungguhnya Kami telah mengemukakan amanah kepada langit, bumi, dan gunung-gunung, maka semuanya enggan untuk memikul amanah itu dan mereka khawatir akan mengkhianatinya, dan dipikullah amanah itu oleh manusia”
Segala puji bagi Allah, Kekasih orang-orang yang bertaubat, Yang Maha Mengabulkan permohonan orang-orang yang meminta, Yang senantiasa mendekati hamba-hamba-Nya padahal Dia tidak membutuhkan kedekatan itu, meskipun hamba-hamba itu datang dan berlalu dari-Nya. Dialah Yang lebih dekat dari urat nadi mereka sendiri. Semoga rahmat dan kesejahteraan senantiasa tercurahkan atas pemimpin orang-orang yang datang kepada-Nya dan paling mulianya penunjuk kepada Allah, penghulu kami, Nabi Muhammad S.a.w, dan atas keluarganya, para sahabatnya, serta siapa pun yang meniti jalan dan petunjuknya, hingga hari Kiamat.
Semoga anda semua sudah tampil menghadap Allah S.w.t, (setelah merenungi pelajaran yang lalu). Sudah mengerjakan shalat dua raka’at Taubat. Dan semoga hati kita telah merasakan hakikat penyesalan, karena penyesalan adalah keadaan taubat dan inti taubat itu sendiri. Taubat adalah penyesalan, dan penyesalan adalah taubat. Dan semoga Anda pun sudah menetapkan langkah untuk memulai hidup bersama Allah dan sungguh-sungguh berjalan menuju Allah.
Kesungguhan dalam berjalan menuju Allah dan lahirnya kerinduan yang teramat dalam di hati untuk selalu dekat kepada-Nya merupakan hal paling agung yang menjadikannya istimewa. Siapa yang mendatangi taubat, ia pun akan sungguh-sungguh dalam mencari kedekatan dengan Allah, sehingga keadaannya akan menjadi berbeda dari keadaan sebelumnya.
Bagaimana keadaan hati setelah ia menghadap kepada Allah, singgah di halaman karunia-Nya dan mencari-cari pandangan dari-Nya? Bagaimana pula halnya keadaan hati setelah ia kembali dari halaman karunia-Nya untuk kembali mendaki dan meniti tangga-tangga kemurahan-Nya?
Syekh Sahal At-Tusturi bertanya kepada Imam Junaidi Al-Baghdadi, “Apakah benar tanda taubat yang sesungguhnya adalah tidak melupakan dosa?”
“Sebaliknya, tanda taubat yang benar adalah melupakan dosa,” jawab Imam Junaidi.
“Bagaimana itu terjadi?”, tanya Syekh At-Tusturi.
Imam Junaidi menjawab, “Mengingat dosa di waktu-waktu yang suci dari dosa.”
Maknanya, orang yang taubatnya benar kepada Allah S.w.t, pastilah ia akan melalui masa-masa merasakan pahit-getirnya penyesalan yang menghancur-leburkan hatinya. Demikian pula rasa takut yang menghantuinya terhadap saat-saat ketika kelak ia akan berdiri di hadapan Tuhannya dengan segala beban dosa-dosa yang diperbuat selama itu.
Akan tetapi, bila taubatnya itu benar dan ia mulai membuka jalannya untuk menuju Allah S.w.t, segala apa yang didapatkan dan ditemukan oleh hatinya dari berbagai karunia Allah berupa indahnya kedekatan dengan Allah, manisnya dzikir, dan lezatnya ketaatan, pastilah kepahitan maksiat dan pengaruh-pengaruhnya itu akan sirna dari dalam hatinya.
Imam Al-Ghazali pernah ditanya, “Apakah taubat pasti diterima disaat seseorang bertaubat?”
“Tidak ada sesuatu yang wajib atas-Nya selain apa yang diwajibkan atas diri-Nya sendiri. Akan tetapi sudah menjadi ketetapan Allah bahwa tidaklah datang kepada-Nya hamba yang mengharapkan taubat kecuali Allah menerima taubatnya dan mengampuninya,” jawab Imam Al-Ghazali.
“Bagaimana pun besarnya dosa-dosanya?”, beliau kembali ditanya.
“Bagaimana pun besarnya dosa-dosanya,”, jawab Imam Al-Ghazali lagi.
Karenanya, ulama mengatakan, “Sesungguhnya dosa itu ada yang besar dan ada yang kecil. Akan tetapi dosa yang lebih besar daripada dosa-dosa besar adalah agungnya dosa dalam pandangan hatimu melebihi dari agungnya ampunan Allah S.w.t. Dosa-dosa adalah musibah dan janganlah pernah meremehkannya, namun musibah yang paling besar adalah terbetiknya dalam hati bahwa dosa itu lebih besar dari ampunan Allah S.w.t dan kemurahan-Nya.”.
Menghadaplah kepada Allah dan yakinlah kepada-Nya. Lihatlah bagaimana Allah akan menyambutmu.
”Wahai siapa pun yang shalat karena Allah, bertaubat, dan datang menghadap kepada-Nya, menujulah kepada langkah pertama di hamparan lapangan taubat setelah mendatangi-Nya”
Mungkin sebagian kita ada yang bertanya, saat ini kita sudah sampai ke pelajaran yang ke-empat, mengapa disebut langkah pertama lagi… saat-saat munculnya al-baits dikatakan langkah pertama… taubat langkah pertama… sekarang pun masih langkah pertama?
Perjalanan menuju Allah, kesemuanya adalah langkah pertama. Langkah ke-duanya di saat berpindah menuju negeri keridhaan-Nya. Perincian dari langkah-langkah itulah yang akan kita bicarakan pada pelajaran-pelajaran kita ini.
Kemudian langkah selanjutnya yang harus kita jalani setelah tashhih at-taubah (memperbaiki taubat) dan kembali kepada Allah S.w.t adalah mendatangi hati.
Mengapa kita mulai dari hati setelah taubat? Tidak lain agar kita merasakan sisi penting dari peranan hati. Coba renungkan sumpah Nabi S.a.w, sebagaimana dalam hadits shahih disebutkan, bahwa Rasulullah S.a.w bila menunjukkan kesungguhan dalam sumpah atau menghendaki sumpah yang besar, sumpah yang berat, beliau selalu berkata, “La wa muqallibal qulub wal abshar (Tidak, demi Yang Maha Membolak-balikkan segala hati dan pandangan).”
Rasulullah S.a.w menjadikan sumpahnya yang paling besar dengan keadaan hati dan tajalli Allah (pancaran keberadaan-Nya) terhadapnya.
Mengapa sumpah Nabi S.a.w yang paling agung dilakukan dengan taqlib Allah (membolak-balik) terhadap hati? Karena, Allah memilih dari kita satu tempat untuk menjadi pusat pandangan-Nya, yakni hati.
Dalam hadits yang shahih, Nabi S.a.w bersabda, “Sesungguhnya Allah tidak memandang kepada bentuk rupa kalian dan tidak pula kepada tubuh fisik kalian, melainkan kepada hati dan perbuatan kalian.”.
Setiap kita, bukanlah sesuatu yang haram ataupun salah, pasti senang memperindah tempat pandangan manusia terhadap dirinya. Ia tahu bahwa orang-orang akan memandang wajahnya, maka ia pun membasuhnya di saat bangun dari tidurnya. Ia hiasi wajahnya dan mengenakan pakaian yang indah, ditambah lagi dengan wewangian yang semerbak, karena semua itu menjadi tempat perhatian dan pandangan makhluk.
Mengapa hal itu dilakukan? Karena makhluk memiliki kedudukan di hati kita.
Hal itu tidaklah mengapa. Tema ini akan dijelaskan dalam pelajaran-pelajaran kita (pada bahagian lain), bagaimana kita dapat terlepas dari mencintai kedudukan di hati makhluk. Bagaimana kita dapat memperbaiki tempat yang menjadi pusat pandangan Allah S.w.t.
Termasuk dosa besar adalah agungnya dosa dalam pandangan hatimu
melebihi dari agungnya ampunan Allah S.w.t,
dan musibah yang besar adalah terbetiknya dalam hatimu
bahwa dosa itu lebih besar dari ampunan Allah S.w.t dan kemurahan-Nya
Hati dalam Ilmu Suluk
Jika berbicara tentang hati dalam pandangan ilmu suluk ilallah, bukanlah yang dimaksud dengan hati itu adalah organ tubuh yang dapat memompakan darah. Dan jika berbicara tentang akal, bukanlah yang dimaksud dengan akal di sini adalah sesuatu yang mengirim pesan-pesan atau menerimanya. Bila berbicara tentang nafs, bukanlah yang dimaksud dengannya adalah kumpulan syahwat atau marah. Dan bila berbicara tentang ruh, bukanlah yang dimaksud dengannya adalah pusat kehidupan dan gerak yang kita hidup dengannya. Jika disebut kata hati, nafs, akal, dan ruh, orang yang berjalan menuju Allah mengetahui bahwa yang dimaksud dengan semua itu adalah kelembutan rahmaniyah yang membedakan manusia dari semua makhluk Allah S.w.t.
Keistimewaan apa yang membedakan kita dengan hewan? Kemampuan berbicara? Semua hewan pun dapat berbicara, tetapi dengan bahasa mereka.
Keistimewaan yang membedakan kita dengan sekalian makhluk yang lain adalah sesuatu yang Allah titipkan kepada kita berupa rahasia amanah. Allah S.w.t berfirman, “Sesungguhnya Kami telah mengemukakan amanah kepada langit, bumi, dan gunung-gunung, maka semuanya enggan untuk memikul amanah itu dan mereka khawatir akan mengkhianatinya, dan dipikullah amanah itu oleh manusia.”. (QS Al-Ahzab (33): 72). Rahasia amanah yang dimaksudkan di sini adalah hati, yakni tempat lahirnya kehendak di dalam diri kita.
~ Al Habib Ali Al Jufri ~
Madrasah Hadhramaut
اَللّهُمَّ صَلِّ وَسَلِّمْ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ
Baca juga: Keutamaan Lapar dan Tercelanya Banyak Makan
Terimakasih telah membaca di Piool.com, semoga bermanfaat dan lihat juga di situs berkualitas dan paling populer Aopok.com, peluang bisnis online Topbisnisonline.com dan join di komunitas Topoin.com.