Yuk…Gabung ke Grup Whatshap kami untuk leluasa berkonsultasi kitab kuning. Klik link berikut ini: Kitabkuning90 (Inan.id)
Terjemahan Kitab Matan Sulam Al-Munawraq Lengkap Makna Pesantren
بسْمِ اللهِ الرَّحَمَنِ الرَّحِيْمِ
Kitab Matan Sulam Al-Munawraq |
الحَمْـدُ لِلَّهِ الَّذِي
قَـدْ أَخْـرَجَا ♣ نَتَـائِجَ
الفِـكْرِ لِأَرْبَـابِ الحِـجَا
قَـدْ أَخْـرَجَا ♣ نَتَـائِجَ
الفِـكْرِ لِأَرْبَـابِ الحِـجَا
“(Bermula) segala puji (itu tsābit) bagi
Allah alladzī yang sungguh telah
menampakkan([1])
(Ia Allah) (akan) segala natijah/kesimpulan
pemikiran bagi orang-orang yang mempunyai akal”.
Allah alladzī yang sungguh telah
menampakkan([1])
(Ia Allah) (akan) segala natijah/kesimpulan
pemikiran bagi orang-orang yang mempunyai akal”.
وَحَـطَّ عَنْهُمْ مِنْ
سَمَـاءِ العَقْلِ ♣ كُلَّ حِجَـابٍ مِـنْ
سَحَابِ الجَهْلِ
سَمَـاءِ العَقْلِ ♣ كُلَّ حِجَـابٍ مِـنْ
سَحَابِ الجَهْلِ
“Dan menghapus (Ia Allah) dari
mereka (orang-orang yang berakal), (yaitu)([2])
dari pada langit (yang seperti) akal (mereka), (akan) tiap-tiap penghalang dari
pada awan (yang seperti) kejahilan”.
mereka (orang-orang yang berakal), (yaitu)([2])
dari pada langit (yang seperti) akal (mereka), (akan) tiap-tiap penghalang dari
pada awan (yang seperti) kejahilan”.
حَتَّى بَدَتْ لَهُـمْ شُمُوسُ المَعْرِفَهْ
♣ رَأَوْا مُخَــدَّرَاتِـهَا
مُنْكَــشِفَهْ
♣ رَأَوْا مُخَــدَّرَاتِـهَا
مُنْكَــشِفَهْ
“Sehingga nyata bagi mereka
(orang-orang yang berakal) (oleh) matahari (yang seperti) ma’rifah/pengetahuan, (hal keadaan mereka itu) yang melihat (oleh
mereka orang-orang yang berakal) (akan) penghalangnya (matahari ma’rifah) akan([3])
yang terbuka (ia penghalang)”.
(orang-orang yang berakal) (oleh) matahari (yang seperti) ma’rifah/pengetahuan, (hal keadaan mereka itu) yang melihat (oleh
mereka orang-orang yang berakal) (akan) penghalangnya (matahari ma’rifah) akan([3])
yang terbuka (ia penghalang)”.
نَحْمَـدُهُ جَـلَّ
عَـلَى الإِنْعَامِ ♣ بِنِعْــمَةِ
الإِيْمَــانِ وَالإِسْـلاَمِ
عَـلَى الإِنْعَامِ ♣ بِنِعْــمَةِ
الإِيْمَــانِ وَالإِسْـلاَمِ
“Kami
memuji akan-Nya (Allah) yang maha tinggi (Ia Allah) karena([4])
pemberian nikmat dengan nikmat iman dan Islam”.
memuji akan-Nya (Allah) yang maha tinggi (Ia Allah) karena([4])
pemberian nikmat dengan nikmat iman dan Islam”.
مَـنْ خَصَّنَا بِخَيْرِ مَنْ قَدْ أُرْسِلاَ ♣ وَخَيْرِ مَـنْ حَـازَ المَقَامَـاتِ
العُلاَ
العُلاَ
“(yaitu)([5]) Man/Zat yang mengkhususkan (Ia Man)
(akan) kita dengan sebaik-baik Man/Nabi
yang sungguh diutuskan (akannya Nabi) dan dengan sebaik-baik Man/Nabi yang memperoleh (ia Nabi)
(akan) segala kedudukan yang tinggi (ia segala kedudukan)”.
(akan) kita dengan sebaik-baik Man/Nabi
yang sungguh diutuskan (akannya Nabi) dan dengan sebaik-baik Man/Nabi yang memperoleh (ia Nabi)
(akan) segala kedudukan yang tinggi (ia segala kedudukan)”.
مُحَـمَّدٍ سَيِّـدِ كُـلِّ مُقْتَفَى ♣ العَـرَبِيِّ
الهَـاشِـمِيِّ المُصْـطَفَى
الهَـاشِـمِيِّ المُصْـطَفَى
“(yaitu)([6])
Nabi Muhammad, (yaitu) penghulu tiap-tiap (Nabi) yang diikutkan, lagi (yang
dibangsakan akannya Nabi Muhammad kepada) arab, (lagi yang dibangsakan akannya
Nabi Muhammad kepada) Hasyim lagi yang dipilihkan (akannya Nabi Muhammad)”.
Nabi Muhammad, (yaitu) penghulu tiap-tiap (Nabi) yang diikutkan, lagi (yang
dibangsakan akannya Nabi Muhammad kepada) arab, (lagi yang dibangsakan akannya
Nabi Muhammad kepada) Hasyim lagi yang dipilihkan (akannya Nabi Muhammad)”.
صَـلَّى عَلَيْهِ اللَّهُ
مَـادَامَ الحِجَا ♣ يَخُـوضُ مِـنْ بَحْرِ
المَعَانِي لُجَجَا
مَـادَامَ الحِجَا ♣ يَخُـوضُ مِـنْ بَحْرِ
المَعَانِي لُجَجَا
“Semoga memberi rahmat di atasnya
(Nabi Muhammad) (oleh) Allah selama senantiasa (lah) akal (itu) yang menyelami
(ia akal) dari pada lautan (yang seperti) makna-makna (hal keadaannya laut
ma’ani itu) yang bergelombang”.
(Nabi Muhammad) (oleh) Allah selama senantiasa (lah) akal (itu) yang menyelami
(ia akal) dari pada lautan (yang seperti) makna-makna (hal keadaannya laut
ma’ani itu) yang bergelombang”.
وَآلِـهِ وَصَـحْبِهِ ذَوِي الهُدَى ♣ مَـنْ
شُبِّهُـوا بِأَنْجُــمٍ في الِاهْتِدَا
شُبِّهُـوا بِأَنْجُــمٍ في الِاهْتِدَا
“Dan (semoga tercurahkan rahmat pula
di atas) keluarganya (Nabi) dan (di atas) Sahabatnya (Nabi) yang mempunyai
petunjuk, (yaitu) Man/sahabat yang
diserupakan (akan mereka sahabat) dengan bintang-bintang pada memberi
petunjuk”.
di atas) keluarganya (Nabi) dan (di atas) Sahabatnya (Nabi) yang mempunyai
petunjuk, (yaitu) Man/sahabat yang
diserupakan (akan mereka sahabat) dengan bintang-bintang pada memberi
petunjuk”.
وَبَعْـدُ فَـالمَنْـطِقُ
لِلْـجَنَانِ ♣ نِسْبَتُهُ
كَـالنَّحْـــوِ لِلِّسَــانِ
لِلْـجَنَانِ ♣ نِسْبَتُهُ
كَـالنَّحْـــوِ لِلِّسَــانِ
“Adapun sesudahnya (puji dan
shalawat) (niscaya) maka (bermula) ilmu Manthiq bagi pikiran (itu) (bermula) perbandingannya
(ilmu manthiq) (itu tsābit) seperti ilmu Nahwu bagi lisan”.
shalawat) (niscaya) maka (bermula) ilmu Manthiq bagi pikiran (itu) (bermula) perbandingannya
(ilmu manthiq) (itu tsābit) seperti ilmu Nahwu bagi lisan”.
فَيَعْصِمُ الأَفْكَارَ عَنْ غَيِّ الخَطَا ♣ وَعَـنْ دَقِيقِ الفَهْـمِ يَكْشِفُ
الغِطَا
الغِطَا
“Maka memelihara (ia ilmu manthiq)
(akan) fikiran-fikiran dari pada kesesatan tersalah dan (memelihara) dari pada yang
halus pemahaman, (lagi) membuka (ia ilmu manthiq) (akan) penghalang”.
(akan) fikiran-fikiran dari pada kesesatan tersalah dan (memelihara) dari pada yang
halus pemahaman, (lagi) membuka (ia ilmu manthiq) (akan) penghalang”.
فَهَـاكَ مِنْ أُصُـولِهِ
قَوَاعِـدَا ♣ تَجْـمَعُ
مِـنْ فُنُـونِهِ فَـوَائِـدَا
قَوَاعِـدَا ♣ تَجْـمَعُ
مِـنْ فُنُـونِهِ فَـوَائِـدَا
“Maka ambillah (oleh) mu([7])
dari dasar-dasarnya (ilmu manthiq) (akan) qā’idah–qā’idah yang menghimpun (ia qā’idah) dari materinya (ilmu manthiq)
(akan) faedah-faedah”.
dari dasar-dasarnya (ilmu manthiq) (akan) qā’idah–qā’idah yang menghimpun (ia qā’idah) dari materinya (ilmu manthiq)
(akan) faedah-faedah”.
سَمَّيْـتُهُ بِالسُّلَّــمِ المُنَـوْرَقِ ♣ يُرْقَـى
بِـهِ سَمَـاءُ عِلْـمِ المَنْطِقِ
بِـهِ سَمَـاءُ عِلْـمِ المَنْطِقِ
“Aku namai (akannya karangan ini)
dengan Sullam Al-Munawraq (hal keadaannya kitab sullam itu) dicapaikan
dengannya (kitab sullam) (akan) langit ilmu Manthiq”.
dengan Sullam Al-Munawraq (hal keadaannya kitab sullam itu) dicapaikan
dengannya (kitab sullam) (akan) langit ilmu Manthiq”.
وَاللهَ أَرْجُـو أنْ
يَكُونَ خَالِصَا ♣ لِـوَجْـهِهِ
الكَـرِيمِ لَيْـسَ قَالِصَا
يَكُونَ خَالِصَا ♣ لِـوَجْـهِهِ
الكَـرِيمِ لَيْـسَ قَالِصَا
“Dan hanya (akan) Allah aku berharap
(akan) bahwa ada (ia karangan) (itu) yang ikhlas/murni karena Zat-Nya (Allah)
yang Maha Pemurah([8]),
lagi tiada (ia karangan) (itu) yang kurang (ia karangan ini)”.
(akan) bahwa ada (ia karangan) (itu) yang ikhlas/murni karena Zat-Nya (Allah)
yang Maha Pemurah([8]),
lagi tiada (ia karangan) (itu) yang kurang (ia karangan ini)”.
وَأَنْ يَكُـونَ نَـافِعًا لِلْمُبْـتَدِي ♣ بِـهِ إِلَــى المُطَـوَّلاَتِ
يَهْتَـدِي
يَهْتَـدِي
“Dan (aku juga berharap) (akan) bahwa
ada (ia karangan) (itu) yang bermanfaat (ia karangan) bagi pemula yang
dengannya (kitab karangan ini) kepada kitab-kitab yang panjang lebar
terpetunjuk (ia para pemula)”.
Terjemahan Kitab matan Al-jurumiyah makna dayah lengkap.
ada (ia karangan) (itu) yang bermanfaat (ia karangan) bagi pemula yang
dengannya (kitab karangan ini) kepada kitab-kitab yang panjang lebar
terpetunjuk (ia para pemula)”.
Terjemahan Kitab matan Al-jurumiyah makna dayah lengkap.
فَصْلٌ فِي جَوَازِ الاِشْتِغَالِ بِهِ
“(Bermula ini) (itu) suatu fashal pada (menyatakan) boleh menyibukkan diri
dengannya (ilmu manthiq)”
وَالخُلْـفُ فِي جَـوَازِ الاِشْتِغَالِ ♣ بِــهِ عَـلَى ثَـلاَثَـةٍ أَقْــوَالِ
“Dan (bermula) selisih pendapat pada
boleh menyibukkan diri dengannya (ilmu manthiq) (itu tsābit) di atas tiga
(yaitu)([9])
segala pendapat”.
boleh menyibukkan diri dengannya (ilmu manthiq) (itu tsābit) di atas tiga
(yaitu)([9])
segala pendapat”.
فَابْنُ الصَّـلاَحِ وَالنَّوَاوِي حَرَّمَا ♣ وَقَـالَ قَـوْمٌ يَنْبَـغِي أَنْ يُعْـلَمَا
“Maka (bermula) Ibn Al-Shalāh dan
Imam Al-Nawawī (itu) mengharamkan (oleh mereka berdua), dan berkata(lah) satu
kaum: patut(lah) bahwa diketahui (akannya ilmu manthiq)”.
Imam Al-Nawawī (itu) mengharamkan (oleh mereka berdua), dan berkata(lah) satu
kaum: patut(lah) bahwa diketahui (akannya ilmu manthiq)”.
وَالقَـوْلَةُ المَشْهُـورَةُ الصَّحِيحَهْ ♣ جَـوَازُهُ لِـكَامِـلِ القَـرِيحَـهْ
“Dan (bermula) pendapat yang masyhur
lagi yang sahih (ia pendapat) (itu) bolehnya (sibuk dengan ilmu manthiq) bagi
orang yang sempurna pemikiran”.
lagi yang sahih (ia pendapat) (itu) bolehnya (sibuk dengan ilmu manthiq) bagi
orang yang sempurna pemikiran”.
مُمَـارِسِ السُّـنَّةِ
وَالكِتَـابِ ♣ لِيَـهْتَدِي
بِـهِ إِلَـى الصَّـوَابِ
وَالكِتَـابِ ♣ لِيَـهْتَدِي
بِـهِ إِلَـى الصَّـوَابِ
“(lagi) yang mahir hadis dan Al-Quran, supaya terpetunjuk
ia (orang yang mahir tersebut) dengannya (ilmu manthiq) kepada kebenaran”.
ia (orang yang mahir tersebut) dengannya (ilmu manthiq) kepada kebenaran”.
فَصْلٌ فِي أنْوَاعِ العِلْمِ الحَادِثِ
“(Bermula
ini) (itu) suatu fashal pada
(menyatakan) segala pembagian ilmu yang hadits/baharu”
ini) (itu) suatu fashal pada
(menyatakan) segala pembagian ilmu yang hadits/baharu”
إِدْرَاكُ مُفْـرَدٍ تَصَـوُّرًا عُـلِمْ ♣ وَدَرْكُ نِسْـبَةٍ بِتَـصْدِيقٍ
وُسِـمْ
وُسِـمْ
“(Bermula) ilmu/pemahaman (dari
sebuah makna) yang terasing (dari hukum) (itu) dinamakan([10])
(akannya ilmu) (akan) tashawwur, dan (bermula) ilmu/pemahaman
(dari) sebuah keterkaitan (hukum) (itu) dinamakan (akannya ilmu) dengan tashdīq”.
sebuah makna) yang terasing (dari hukum) (itu) dinamakan([10])
(akannya ilmu) (akan) tashawwur, dan (bermula) ilmu/pemahaman
(dari) sebuah keterkaitan (hukum) (itu) dinamakan (akannya ilmu) dengan tashdīq”.
وَقَـدِّمِ الأَوَّلَ عِنْـدَ الوَضْـعِ ♣ لِأَنَّــهُ مُقَــدَّمٌ بِـالطَّبْــعِ
“Dan dahulukanlah (oleh mu) (akan) yang
pertama diketika menetapkan sesuatu, karena sesungguhnya (yang pertama) (itu) yang
didahulukan (akannya yang pertama) dengan secara tabi’at”.
pertama diketika menetapkan sesuatu, karena sesungguhnya (yang pertama) (itu) yang
didahulukan (akannya yang pertama) dengan secara tabi’at”.
وَالنَّظَـرِي مَا احْتَاجَ لِلتَّـأَمُّلِ ♣ وَعَكْسُـهُ هُـوَ الضَّرُورِيُّ
الجَلِي
الجَلِي
“Dan (bermula) ilmu nazharī
(itu) ma/sesuatu yang perlu (Ia ma)
bagi berfikir, dan (bermula) sebaliknya (demikian: butuh kepada berfikir) dia
(sebaliknya) (itu) ilmu dharurī yang jelas (ia ilmu dharurī)”.
(itu) ma/sesuatu yang perlu (Ia ma)
bagi berfikir, dan (bermula) sebaliknya (demikian: butuh kepada berfikir) dia
(sebaliknya) (itu) ilmu dharurī yang jelas (ia ilmu dharurī)”.
وَمَـا بِهِ إِلَى تَصَـوُّرٍ وُصِلْ ♣ يُدْعَـى
بِقَـوْلٍ شَـارِحٍ فَلْتَبْتَهِلْ
بِقَـوْلٍ شَـارِحٍ فَلْتَبْتَهِلْ
“Dan (bermula) ma/sesuatu yang dengannya (sesuatu) dapat menyampaikan kepada ilmu tashawwur
(itu) dinamakan (akannya sesuatu) dengan Qaul syārih, maka hendaklah
engkau tuntut([11])
(dengan sungguh-sungguh)”.
(itu) dinamakan (akannya sesuatu) dengan Qaul syārih, maka hendaklah
engkau tuntut([11])
(dengan sungguh-sungguh)”.
وَمَـا لِتَصْـدِيقٍ بِهِ تُوُصِّـلاَ ♣ بِحُـجَّةٍ
يُعْـرَفُ عِنْـدَ العُقَـلاَ
يُعْـرَفُ عِنْـدَ العُقَـلاَ
“Dan (bermula) ma/sesuatu yang dengannya (sesuatu) dapat menyampaikan bagi tashdīq (itu) dinamakan (akannya
sesuatu) dengan hujjah di sisi
orang-orang yang berakal (ahli manthiq)”.
sesuatu) dengan hujjah di sisi
orang-orang yang berakal (ahli manthiq)”.
فَصْلٌ فِي أَنْوَاعِ الدَّلاَلَةِ الوَضْعِيَّةِ
“(Bermula
ini) (itu) suatu fashal pada
(menyatakan) segala macam dalalah yang wadh’iyyah”
ini) (itu) suatu fashal pada
(menyatakan) segala macam dalalah yang wadh’iyyah”
دَلَالَـةُ اللَّفْـظِ عَلَى مَا وَافَقَهْ ♣ يَدْعُـونَـهَا دَلاَلَـةَ
المُطَـابَقَـهْ
المُطَـابَقَـهْ
“(Bermula) pemahaman (dari) suatu lafazh
di atas ma/makna yang sesuai (ia
makna)([12])
(akannya lafazh) (itu) menamai (oleh mereka ulama manthiq) (akannya pemahaman)
(akan) dalalah muthābaqah”.
di atas ma/makna yang sesuai (ia
makna)([12])
(akannya lafazh) (itu) menamai (oleh mereka ulama manthiq) (akannya pemahaman)
(akan) dalalah muthābaqah”.
وَجُـزْئِهِ تَضَمُّنًا وَمَـا لَـزِمْ ♣ فَهْـوَ التِـزَامٌ إِنْ بِعَقْـلٍ
التُـزِمْ
التُـزِمْ
“Dan (Bermula pemahaman dari suatu lafazh
di atas) juzu’/bagiannya (makna lafazh)
(itu) (menamai oleh mereka ulama manthiq akannya pemahaman) (akan) dalalah
tadhammun, dan (di atas) ([13])
ma/makna yang melazimi (ia ma/makna) (itu) maka (bermula) dia
(pemahaman) (itu) dalalah iltizām, jika melazimi (akannya ma/makna) dengan akal”.
Selanjutnya>>
di atas) juzu’/bagiannya (makna lafazh)
(itu) (menamai oleh mereka ulama manthiq akannya pemahaman) (akan) dalalah
tadhammun, dan (di atas) ([13])
ma/makna yang melazimi (ia ma/makna) (itu) maka (bermula) dia
(pemahaman) (itu) dalalah iltizām, jika melazimi (akannya ma/makna) dengan akal”.
Selanjutnya>>
KITAB AL-FURUQU AL-LUGHAWIYYAH ( كتاب الفروق الغويّة ) PDF, PERBEDAAN KOSA KATA BAHASA ARAB, PRAKTIS DAN MUDAH DI AKSES DI HP
(DOWNLOAD)
([11]) “Faltabtahil”
bermakna “faltathlub mubālighan”=maka hendahklah engkau tuntut bersungguh-sungguh, (Syarh Al-Sullam Li
Al-Malawī, hal.49)
Kunjungi juga: Terjemahan kitab khamsatun mutun JAUHARAH TAUHID lebgkap dengan referensi syarahannya
bermakna “faltathlub mubālighan”=maka hendahklah engkau tuntut bersungguh-sungguh, (Syarh Al-Sullam Li
Al-Malawī, hal.49)
Kunjungi juga: Terjemahan kitab khamsatun mutun JAUHARAH TAUHID lebgkap dengan referensi syarahannya
([13]) “Juz’ihi” di-‘atafkan kepada lafazh “mā” pada kata “mā wāfaqah”, begitu juga lafazh “mā lazim”, (Syarh Qawaisīnī Mantiq, hal.12)
Alhamdulillah terjemahan matan sullam al munawraq ini sudah khatam. Semoga bermanfaat…
Kunjungi daftar isi terjemahan matan sullam al munawraq ini agar lebih mudah melihat halaman yang lain.
Salam santri Indonesia 🤗
Terimakasih telah membaca di Piool.com, semoga bermanfaat dan lihat juga di situs berkualitas dan paling populer Aopok.com, peluang bisnis online Topbisnisonline.com dan join di komunitas Topoin.com.