HIJRAH.COM-Shalat tarawih termasuk daripada shalat
ratibah yang memiliki waktunya tersendiri, yakni dilaksanakan pada bulan
Ramadhan pada malam hari. Shalat tarawih juga termasuk shalat sunnah yang
disunnahkan berjama’ah, selain shalat hari raya, shalat gerhana dan shalat
istisqa’.
ratibah yang memiliki waktunya tersendiri, yakni dilaksanakan pada bulan
Ramadhan pada malam hari. Shalat tarawih juga termasuk shalat sunnah yang
disunnahkan berjama’ah, selain shalat hari raya, shalat gerhana dan shalat
istisqa’.
Waktu Shalat Tarawih
Mengenai waktu shalat tarawih, Imam al-Nawawi rahimahullah
didalam Al-Majmu’ menjelaskan sebagai berikut:
didalam Al-Majmu’ menjelaskan sebagai berikut:
يَدْخُلُ وَقْتُ التَّرَاوِيحِ بِالْفَرَاغِ مِنْ صَلَاةِ
الْعِشَاءِ ذَكَرَهُ الْبَغَوِيّ وَغَيْرُهُ وَيَبْقَى إلَى طُلُوعِ الْفَجْرِ
وَلْيُصَلِّهَا رَكْعَتَيْنِ رَكْعَتَيْنِ كَمَا هُوَ الْعَادَةُ فَلَوْ صَلَّى
أَرْبَعَ رَكَعَاتٍ بِتَسْلِيمَةٍ لَمْ يَصِحَّ ذَكَرَهُ الْقَاضِي حُسَيْنٌ فِي
فَتَاوِيهِ لِأَنَّهُ خِلَافُ الْمَشْرُوعِ قَالَ وَلَا تَصِحُّ بِنِيَّةٍ
مُطْلَقَةٍ بَلْ يَنْوِي سُنَّةَ التَّرَاوِيحِ أَوْ صَلَاةَ التَّرَاوِيحِ أَوْ
قِيَامَ رَمَضَانَ فَيَنْوِي فِي كُلِّ رَكْعَتَيْنِ رَكْعَتَيْنِ مِنْ صَلَاةِ
التَّرَاوِيحِ
الْعِشَاءِ ذَكَرَهُ الْبَغَوِيّ وَغَيْرُهُ وَيَبْقَى إلَى طُلُوعِ الْفَجْرِ
وَلْيُصَلِّهَا رَكْعَتَيْنِ رَكْعَتَيْنِ كَمَا هُوَ الْعَادَةُ فَلَوْ صَلَّى
أَرْبَعَ رَكَعَاتٍ بِتَسْلِيمَةٍ لَمْ يَصِحَّ ذَكَرَهُ الْقَاضِي حُسَيْنٌ فِي
فَتَاوِيهِ لِأَنَّهُ خِلَافُ الْمَشْرُوعِ قَالَ وَلَا تَصِحُّ بِنِيَّةٍ
مُطْلَقَةٍ بَلْ يَنْوِي سُنَّةَ التَّرَاوِيحِ أَوْ صَلَاةَ التَّرَاوِيحِ أَوْ
قِيَامَ رَمَضَانَ فَيَنْوِي فِي كُلِّ رَكْعَتَيْنِ رَكْعَتَيْنِ مِنْ صَلَاةِ
التَّرَاوِيحِ
“Dimulainya shalat tarawih dengan selesainya shalat Isya’,
Al-Baghawi dan lainnya telah menuturkannya, dan sampai terbitnya fajar.
Hendaknya shalat tarawih dua raka’at dua raka’at, sebagaimana telah menjadi
kebiasaan umat Islam, maka seandainya shalat tarawih 4 raka’at dengan 1 kali
salam, tidak lah sah. Al-Qadli Husain telah menuturkan didalam fatwa-fatwanya,
karena pelaksanaan yang demikian itu menyelisihi yang masyru’ (sudah
disyariatkan). Ia juga berkata, tidak sah tarawih hanya dengan niat shalat mutlak,
tetapi dengan berniat shalat sunnah tarawih atau niat shalat tarawih atau niat
qiyam ramadhan. Berniat dilakukan setiap dua rakaat dua raka’at shalat
tarawih”.
Al-Baghawi dan lainnya telah menuturkannya, dan sampai terbitnya fajar.
Hendaknya shalat tarawih dua raka’at dua raka’at, sebagaimana telah menjadi
kebiasaan umat Islam, maka seandainya shalat tarawih 4 raka’at dengan 1 kali
salam, tidak lah sah. Al-Qadli Husain telah menuturkan didalam fatwa-fatwanya,
karena pelaksanaan yang demikian itu menyelisihi yang masyru’ (sudah
disyariatkan). Ia juga berkata, tidak sah tarawih hanya dengan niat shalat mutlak,
tetapi dengan berniat shalat sunnah tarawih atau niat shalat tarawih atau niat
qiyam ramadhan. Berniat dilakukan setiap dua rakaat dua raka’at shalat
tarawih”.
Berdasarkan penjelasan Imam An-Nawawi diatas, shalat tarawih
dilaksanakan setelah shalat Isya’ sampai terbit fajar. Dalam keterangan lain,
dilaksanakan setelah shalat Isya’ beserta shalat sunnah ba’diyah isya’. Pendapat diatas merupakan madzhab mayoritas fuqaha
sebagaimana penjelasan didalam al-Mausu’ah al-Fiqhiyyah al-Kuwaitiyah berikut:
dilaksanakan setelah shalat Isya’ sampai terbit fajar. Dalam keterangan lain,
dilaksanakan setelah shalat Isya’ beserta shalat sunnah ba’diyah isya’. Pendapat diatas merupakan madzhab mayoritas fuqaha
sebagaimana penjelasan didalam al-Mausu’ah al-Fiqhiyyah al-Kuwaitiyah berikut:
ذهب جمهور الفقهاء إلى أن وقت صلاة التراويح من بعد صلاة
العشاء، وقبل الوتر إلى طلوع الفجر؛ لنقل الخلف عن السلف، ولأنها عرفت بفعل
الصحابة فكان وقتها ما صلوا فيه، وهم صلوا بعد العشاء قبل الوتر؛ ولأنها سنة تبع
للعشاء فكان وقتها قبل الوتر.
العشاء، وقبل الوتر إلى طلوع الفجر؛ لنقل الخلف عن السلف، ولأنها عرفت بفعل
الصحابة فكان وقتها ما صلوا فيه، وهم صلوا بعد العشاء قبل الوتر؛ ولأنها سنة تبع
للعشاء فكان وقتها قبل الوتر.
“Madzhab mayoritas fuqaha’, bahwa waktu shalat tarawih sejak
setelah shalat Isya’, dan sebelum witir, sampai terbit fajar, karena ulama
khalaf telah menaqalnya dari salaf, dan karena telah diketahui berdasarkan
perbuatan sahabat, sehingga waktu shalat tarawih sebagaimana para sahabat
shalat pada waktu tersebut. Dan mereka shalat setelah Isya’ sebelum witir,
karena shalat tarawih sunnah mengiringi Isya’ sehingga waktunya sebelum witir”.
setelah shalat Isya’, dan sebelum witir, sampai terbit fajar, karena ulama
khalaf telah menaqalnya dari salaf, dan karena telah diketahui berdasarkan
perbuatan sahabat, sehingga waktu shalat tarawih sebagaimana para sahabat
shalat pada waktu tersebut. Dan mereka shalat setelah Isya’ sebelum witir,
karena shalat tarawih sunnah mengiringi Isya’ sehingga waktunya sebelum witir”.
Hukum Shalat tarawih sebelum Shalat Isya’
ولو صلاها بعد المغرب وقبل العشاء فجمهور الفقهاء وهو
الأصح عند الحنفية على أنها لا تجزئ عن التراويح، وتكون نافلة عند المالكية،
ومقابل الأصح عند الحنفية أنها تصح؛ لأن جميع الليل إلى طلوع الفجر قبل العشاء
وبعدها وقت للتراويح؛ لأنها سميت قيام الليل فكان وقتها الليل.
الأصح عند الحنفية على أنها لا تجزئ عن التراويح، وتكون نافلة عند المالكية،
ومقابل الأصح عند الحنفية أنها تصح؛ لأن جميع الليل إلى طلوع الفجر قبل العشاء
وبعدها وقت للتراويح؛ لأنها سميت قيام الليل فكان وقتها الليل.
“Seandainya shalat tarawih setelah maghrib dan sebelum
Isya’, maka pendapat jumhurul ulama (mayoritas ulama) sekaligus Ashah (paling
shahih) menurut Hanafiyah adalah tidak mencukupi tarawih tersebut (tidak sah),
dan menurut ulama Malikiyah menjadi shalat sunnah biasa. Kebalikan pendapat
yang shahih (yakni pendapat yang lemah) disisi Hanafiyah adalah sah saja,
karena seluruh malam sampai terbit fajar, sebelum Isya’ maupun setelahnya
adalah waktu untuk tarawih, dan karena dinamakan pula shalat malam maka
waktunya adalah malam hari (seluruhnya)”.
Isya’, maka pendapat jumhurul ulama (mayoritas ulama) sekaligus Ashah (paling
shahih) menurut Hanafiyah adalah tidak mencukupi tarawih tersebut (tidak sah),
dan menurut ulama Malikiyah menjadi shalat sunnah biasa. Kebalikan pendapat
yang shahih (yakni pendapat yang lemah) disisi Hanafiyah adalah sah saja,
karena seluruh malam sampai terbit fajar, sebelum Isya’ maupun setelahnya
adalah waktu untuk tarawih, dan karena dinamakan pula shalat malam maka
waktunya adalah malam hari (seluruhnya)”.
وعلل الحنابلة عدم الصحة بأنها تفعل بعد مكتوبة وهي
العشاء فلم تصح قبلها كسنة العشاء، وقالوا: إن التراويح تصلى بعد صلاة العشاء وبعد
سنتها، قال المجد: لأن سنة العشاء يكره تأخيرها عن وقت العشاء المختار، فكان
إتباعها لها أولى.
العشاء فلم تصح قبلها كسنة العشاء، وقالوا: إن التراويح تصلى بعد صلاة العشاء وبعد
سنتها، قال المجد: لأن سنة العشاء يكره تأخيرها عن وقت العشاء المختار، فكان
إتباعها لها أولى.
“Ulama Hanabilah menegaskan ketidaksahan shalat tarawih
sebelum Isya’ dengan sebab shalat tarawih dilaksanakan setelah shalat Isya’,
maka tidak sah dilaksanakan sebelumnya seperti halnya shalat sunnah (ba’diyah)
Isya’. Mereka berkata: Tarawih dilaksanakan setelah shalat Isya’ dan setelah
sunnah-sunnahnya. Al-Majd berkata: karena sungguh sunnah Isya’ dimakruhkan
mengakhirkannya dari waktu Isya’ yang mukhtar maka melaksanakannya mengiringi
shalat Isya’ itu lebih utama”.
sebelum Isya’ dengan sebab shalat tarawih dilaksanakan setelah shalat Isya’,
maka tidak sah dilaksanakan sebelumnya seperti halnya shalat sunnah (ba’diyah)
Isya’. Mereka berkata: Tarawih dilaksanakan setelah shalat Isya’ dan setelah
sunnah-sunnahnya. Al-Majd berkata: karena sungguh sunnah Isya’ dimakruhkan
mengakhirkannya dari waktu Isya’ yang mukhtar maka melaksanakannya mengiringi
shalat Isya’ itu lebih utama”.
Masalahnya adalah bagaimana bila seorang datang ke sebuah masjid
atau mushalla yang tengah melaksanakan shalat tarawih, sementara dirinya belum
shalat Isya’.
atau mushalla yang tengah melaksanakan shalat tarawih, sementara dirinya belum
shalat Isya’.
Dalam hal ini, orang tersebut boleh melaksanakan shalat Isya’
dengan bermakmum kepada imam yang melaksanakan shalat sunnah tarawih tersebut. Praktik tersebut diperbolehkan dan sah meskipun adanya
perbedaan niat, tetapi format shalatnya sama. Ketika imam selesai melaksanakan
shalat tarawih, maka makmum menambah raka’at yang kurang daripada shalat
isya’-nya. Hukumnya seperti makmum masbuq.
dengan bermakmum kepada imam yang melaksanakan shalat sunnah tarawih tersebut. Praktik tersebut diperbolehkan dan sah meskipun adanya
perbedaan niat, tetapi format shalatnya sama. Ketika imam selesai melaksanakan
shalat tarawih, maka makmum menambah raka’at yang kurang daripada shalat
isya’-nya. Hukumnya seperti makmum masbuq.
Imam An-Nawawi didalam Al-Majmu’
berkata:
berkata:
ولو صلى العشاء خلف التراويح جاز فإذا سلم الإمام قام إلى
ركعتيه الباقيتين
ركعتيه الباقيتين
“Seandainya shalat Isya’ dibelakang shalat tarawih, itu
boleh, maka bila imam sudah salam, makmum berdiri menuju dua raka’at sisanya
(menyempurnakan raka’at yang kurang)”.
boleh, maka bila imam sudah salam, makmum berdiri menuju dua raka’at sisanya
(menyempurnakan raka’at yang kurang)”.
Terimakasih telah membaca di Piool.com, semoga bermanfaat dan lihat juga di situs berkualitas dan paling populer Aopok.com, peluang bisnis online Topbisnisonline.com dan join di komunitas Topoin.com.