Mendidik anak laki-laki remaja menjadi sebuah tantangan baru bagi orang tua yang belum berpengalaman seperti kami. Usia remaja, anak mulai banyak mengenal orang selain keluarga di rumah, yaitu teman-temannya di sekolah dan di sekitar rumah.
Mendidik anak remaja berbeda ketika mendidiknya waktu usia toodler. Anak membutuhkan waktu privasi, tak jarang ia lebih menyukai waktu bersama temannya dibandingkan dengan orang tuanya.
Tidak usah khawatir, karena dalam Islam telah mengatur bagaimana anak remaja laki-laki seharusnya dan bagaimana orang tua menyikapinya, khususnya bagi anak laki-laki yang katanya tidak betah di rumah. Apakah benar ya?
Masa Remaja dalam Islam
Remaja adalah fase peralihan pertumbuhan dan perkembangan masa kanak-kanak menjadi dewasa. Masa remaja merupakan pematangan organ reproduksi yang juga disebut pubertas.
Menurut dr. Aisyah Dahlan dalam channel Youtube, pubertas adalah proses perubahan dari anak-anak menjadi orang dewasa yang terjadi karena pelepasan hormon-hormon yang berasal dari sebuah kelenjar kecil di otak. kalau dalam Islam disebut juga Aqill Baligh.
Baligh dan aqil tidak berjalan bersamaan. Ada faktor yang mempengaruhi karena ilmu juga semakin berkembang. Adanya pemberian nutrisi yang baik sedari bayi, maka baligh lebih dulu terjadi pada usia remaja sekitar usia 9-12 tahun. Barulah aqilnya berkembang.
Maka dari itu, dr. Aisyah membagi usia remaja ke dalam tiga golongan.
- Remaja dini : 10 – 13 tahun
- Remaja tengah:14-18 tahun
- Remaja lanjut: 19-21 tahun
Faktor yang mempengaruhi Aqil:
- Dewasa mental
- Pengaruh pendidikan
- Berkembangnya akal
- Fungsi tanggungjawab
- Mandiri, tanggungjawab
- peran ayah+ibu
Sedangkan faktor yang mempengaruhi Bbaligh:
- Dewasa fisik
- Pengaruh nutrisi
- Berkembangnya nafsu
- Fungsi reproduksi
- Life and death instinct
- Peran ibu+ayah
Keduanya sama-sama tetap masih membutuhkan peran Ayah dan Bunda. Tentu saja, masa remaja bukan berarti melepas anak agar mencari jati dirinya sendiri. Orang tua yang mendidik dan mengarahkannya.
Cara Mendidik Anak Laki-laki Remaja Menurut Islam
1. Memberikan Pemahaman tentang Nilai-nilai Islam
Kita sudah menanamkan aqidah sedari dini, saat usia remaja anak akan semakin bertanya tanya tentang agamanya. Kita bisa berikan pemahaman tentang nilai-nilai Islam.
Belajar agama pada guru ngaji, les private online agama atau kita sendiri yang membimbingnya baik tentang pemahaman Islam atau tentang bacaan ayat Al-Qur’an.
Usia remaja harus tetap dibekali dengan nilai agama karena ditengah tantangan zaman di mana.bukan hanya energi positif, namun energi negatif bisa datang kapan saja.
2. Mendisiplinkan Ibadah
Usia remaja dimana dunia paling asik bermain, namun, jangan lupa kewajibannya tentang ibadah shalat lima waktu. Remaja paling sulit jika disuruh untuk shalat lima waktu.
3. Menjadi Pendengar yang Baik
Tidak seperti perempuan, mungkin sulit bagi anak remaja laki-laki untuk bercerita. Maka ketika ia bercerita, orang tua sebaiknya menjadi pendengar yang baik, tidak menyalahkan apalagi menuduhnya tanpa bukti.
Jangan memotong pembicaraan, hargai pendapatnya jika ingin orang tua yang jadi tempatnya bercerita. Di rumahlah tempat ia bisa bercerita segala hal dan menjadi dirinya sendiri.
4. Membiasakan Akhlak yang Baik dalam Kehidupan Sehari-hari
Kebanyakan orang tua khawatir jika punya anak remaja laki-laki akan terlibat hal-hal negatif seperti tawuran, geng motor, bolos sekolah atau narkoba. Apalagi anak laki-laki yang susah diatur.
Memiliki anak sama dengan orang tua juga belajar menjadi lebih baik. Sama-sama belajar dan saling mengingatkan.
5. Hargai Privasi Anak
Ini nih yang paling penting, hehe. Kita melihat anak masih seperti bayi saat pertama dilahirkan. Nyatanya tidak bagi anak yang merasa sudah dewasa dan bisa melakukan apa-apa sendiri. Pengalaman soalnya, hehe.
Aku dulu paling tidak suka kalau orang tua tiba-tiba masuk ke kamar dan selalu mengecek handphone. Cek tugas-tugas di sekolah dan protect terhadap lawan jenis. Padahal sebagai anak ingin bisa dipercaya dan merasa bisa mengerjakan semuanya sendiri.
Sejak jadi orang tua jadi tahu bagaimana perasaan Mama dulu ketika melakukan itu semua. Tiada lain karena orang tua khawatir anaknya terlibat pergaulan yang salah atau ada yang menyakiti anaknya.
Orang tua boleh khawatir, namun tetap ada batasnya untuk menghargai privasi anak. Privasi anak juga bukan memberikan kebebasan mutlak pada anak, tetap harus diawasi. Keduanya harus bisa saling percaya satu sama lain.
Kesimpulan
Mendidik anak remaja laki-laki dalam Islam memang tidak mudah ditengah pergaulan zaman sekarang yang variatif bisa melalui media sosial. Bangun komunikasi yang baik dengan anak, maka akan lebih mudah untuk mendidiknya.
Jangan lupa selalu terapkan nilai-nilai Islam dalam kehidupannya, sehingga ketika ia melakukan sesuatu ia selalu ingat dengan Allah. Membentuk kebiasaan baik dengan mengucapkan basmallah setiap hari, menjadi pengontrol diri untuk tetap melakukan hal-hal baik.
Khawatir boleh, namun harus tetap percaya pada anak. Anak laki-laki lebih khawatir namun ingat kalau kita sedang mendidik calon pemimpin seperti yang sudah dibahas di artikel-artikel sebelumnya.
Referensi:
- Prinsip dan Cara Mendidik Anak Remaja untuk Para Orangtua – https://hellosehat.com/parenting/remaja/tumbuh-kembang-remaja/cara-mendidik-anak-remaja/
- 15 Cara Mendidik Remaja yang Efektif dalam Islam – https://chanelmuslim.com/ustazah/15-cara-mendidik-remaja-yang-efektif-dalam-islam
- Cara Mendidik Anak Remaja Laki-laki dan Perempuan Menurut Islam – https://www.youtube.com/watch?v=GhYSBxKCUJs&t=2735s
Terimakasih telah membaca di Piool.com, semoga bermanfaat dan lihat juga di situs berkualitas dan paling populer Aopok.com, peluang bisnis online Topbisnisonline.com dan join di komunitas Topoin.com.