Pertemanan Laki-Laki dan Perempuan (indahladya.com) |
Maraknya hubungan laki-laki dan perempuan bertajuk teman seringkali meresahkan orang yang menjadi pasangan dari objek pertemanan itu sendiri, baik pasangan dari pihak laki-laki ataupun pasangan dari pihak perempuan.
Tak jarang juga beberapa orang justru terjebak dalam hubungan friendzone karena terlanjur nyaman sebagai teman dan takut untuk mengungkapkan perasaan mereka yang ternyata lebih dari sekedar teman.
Nah, kira-kira dari hubungan laki-laki dan perempuan ini ada gak sih yang beneran cuma sekedar teman? Atau memang pasti ada salah satu pihak yang menyimpan perasaan? Yuk, simak ulasannya berikut ini!
Persahabatan Antar Lawan Jenis yang Less-Drama
Persahabatan yang Less-Drama (indahladya.com) |
Persahabatan antara laki-laki dan perempuan seringkali diidam-idamkan oleh sebagian besar perempuan. Beberapa perempuan mengungkapkan bahwa persahabatan seperti ini biasanya lebih less-drama atau tidak menimbulkan banyak masalah dan kesalahpahaman.
Berbeda dengan persahabatan sesama perempuan yang cenderung memiliki ego yang sama, maka biasanya sering kali terjadi kecemburuan sosial yang membuat mereka cenderung berdebat akan banyak hal.
Kesalahpahaman Dalam Mengartikan Sebuah Bentuk Perhatian
Kesalahpahaman Dalam Mengartikan Sebuah Bentuk Perhatian (indahladya.com) |
Beberapa perempuan merasa dirinya lebih spesial ketika berada di ruang lingkup pertemanan laki-laki. Perasaan seperti lebih dilindungi dan lebih diperhatikan tentunya membuat mereka merasa lebih nyaman dalam pertemanan tersebut.
Sayangnya, beberapa perempuan ataupun laki-laki salah dalam mengartikan bentuk perhatian tersebut. Bentuk perhatian yang saling timbal balik ini biasanya akan cenderung dianggap berbeda dengan pihak lain yang mungkin selama ini jarang mendapatkan hal tersebut sehingga bentuk perhatian seperti itu dianggap lebih spesial.
Hal inilah yang biasanya menimbulkan keraguan dari pasangan pihak laki-laki ataupun pihak perempuannya. Mereka cenderung berpikir bahwa pertemanan dari pasangan mereka sudah dianggap tidak wajar jika teman lawan jenisnya tersebut menuntut pasangan mereka untuk selalu ada, bahkan dengan mengorbankan waktu dari diri mereka dan pasangan mereka sendiri.
Tak Sedikit Pasangan yang Memulai Hubungan Asmaranya Dari Pertemanan
Banyak Hubungan yang Diawali Dengan Pertemanan (indahladya.com) |
Tidak ada yang bisa menjamin bahwa sebuah pertemanan tidak akan berlanjut ke hubungan asmara. Karena pada kenyatannya, tidak sedikit pasangan yang memulai hubungan asmaranya dari pertemanan.
Sejak film Teman Tapi Menikah beberapa waktu yang lalu release, beberapa orang mulai menyadari bahwa ternyata sangat jarang untuk menemukan pertemanan yang murni tanpa perasaan tertarik satu sama lain.
Hal ini masih berhubungan dengan poin sebelumnya, di mana sebagian orang cenderung menyalahartikan bentuk perhatian yang diberikan teman lawan jenisnya kepada mereka.
Perempuan Hanya Bisa Berteman Dengan Seseorang yang Tidak Ia Sukai
Perempuan Hanya Bisa Berteman dengan Orang yang Tidak Ia Sukai (indahladya.com) |
Dikutip dari kelascinta.com, laki-laki (biasanya) bersahabat dekat dengan perempuan yang menarik hati, di mana mereka biasanya bersahabat atas dasar ketertarikan. Berbeda dengan perempuan yang cenderung dekat dengan seseorang karena kenyamanan yang diberikan oleh sahabatnya tersebut.
Untuk poin ini, saya sebagai perempuan sangat menyetujui hal tersebut. Karena untuk bisa bercerita banyak hal dengan orang lain, saya membutuhkan rasa nyaman itu terlebih dahulu. Saya bisa menyatakan bahwa saya dekat dengan seseorang apabila seseorang tersebut mampu saya ajak bicara mengenai banyak hal, melakukan deep talk, dan tidak menunjukkan ketertarikannya dengan diri saya pribadi.
Terlepas dari bagaimana perasaan dia ke saya. Namun, saya biasanya merasa aneh ketika pembicaraan antara saya dan dia sudah melenceng ke hal yang berbau romantisme.
Bukan berarti saya menjamin diri saya untuk tidak memiliki perasaan dengan teman lawan jenis. Namun, setidaknya alasan yang mendasari saya untuk dekat dan bersahabat dengan lawan jenis bukanlah atas dasar ketertarikan.
Jika kalian menganggap bahwa seiring berjalannya waktu, maka perasaan itu bisa saja tumbuh, saya pun bisa setuju. Karena sebagai manusia, siapa sih yang bisa menjamin bahwa hati kita tidak mungkin berubah begitu saja?
Bukan Tidak Punya Perasaan, Hanya Saja Beberapa Orang Memilih Untuk Menahannya
Bukan Tidak Punya Perasaan (indahladya.com) |
Nah, sebagaimana yang saya ungkapkan sebelumnya, beberapa orang mungkin memiliki getaran-getaran asmara tersebut dalam hubungan pertemanan yang mereka jalani. Namun, tidak sedikit yang lebih memilih untuk menahan perasannya dibandingkan mengambil risiko dengan mengungkapkan perasaannya yang pada akhirnya membuat hubungan tersebut terkesan lebih awkward.
Saya pun pernah menjalin hubungan pertemanan dengan lawan jenis yang cukup panjang. Kami sudah melalui begitu banyak cerita pahit dan manis. Dan selama hubungan pertemanan itu pula saya sempat memiliki rasa yang ingin lebih dari sekedar teman. Namun, pada akhirnya waktu membuktikan bahwa saya mampu untuk menetralkan perasaan tersebut karena rasa tertarik yang ada dalam diri saya telah saya ubah menjadi rasa saling membutuhkan.
“Emangnya yakin nih beneran gak punya perasaan lagi?”
Mungkin tidak ada jawaban pasti dari pertanyaan tersebut. Namun, satu-satunya cara yang bisa mengukur ada atau tidaknya perasaan lebih dari sekedar teman adalah ketika teman lawan jenismu menceritakan ketertarikan mereka dengan orang lain. Jika kamu merasa jealous karena cerita tersebut, maka bisa dipastikan bahwa kamu menyimpan rasa ingin lebih dari sekedar teman. Namun, jika kamu merasa baik-baik saja daripadanya, maka bisa dipastikan bahwa kamu murni merasa nyaman di dekatnya hanya sebagai teman biasa.
Salah satu faktor yang mendukung saya untuk secepatnya menetralkan perasaan saya adalah sikap dari teman lawan jenis saya ini sendiri. That’s why, telah saya katakan sebelumnya bahwa saya hanya bisa berteman dengan seseorang yang tidak menunjukkan ketertarikannya dengan diri saya. Terlepas dari bagaimana perasaannya yang sebenarnya, setidaknya hal tersebut tidak perlu diungkapkan karena akan menimbulkan kesan awkward yang sangat tidak saya sukai.
Menurut pendapat saya pribadi, pertemanan dengan lawan jenis sering kali memang dibutuhkan. Di mana terkadang kita membutuhkan pendapat dari sudut pandang yang berbeda, yang hanya bisa kita dapatkan dari pendapat teman lawan jenis kita ini sendiri. Namun, setiap orang tentu memiliki opininya masing-masing mengenai hal ini. Apalagi kita tentunya tidak ingin menyakiti perasaan pasangan dari teman lawan jenis kita tersebut.
Saran saya, bertemanlah sewajarnya. Jangan mengglorifikasi pertemanan kamu dengan lawan jenis di mana kamu bisa seenaknya meminta dia membatalkan janji dengan pasangannya, atau bahkan melakukan hal yang tidak wajar sampai cipika cipiki dan gandeng sana sini. Wah, karena pertemanan lawan jenis yang saya jalani hanya sebatas saling meminta pendapat satu sama lain, tanpa ada unsur romantisme apapun di dalamnya.
Ketika kamu memutuskan untuk melakukan suatu hal, maka kamu harus mencoba memposisikan dirimu terlebih dahulu, “gimana sih kalo saya yang ada di posisi pasangannya teman lawan jenis saya?”. Terlepas dari posesif atau tidak pasangannya, pastikan bahwa teman lawan jenismu tetap menjadikan pasangannya sebagai prioritas utamanya, karena nantinya ketika kamu sudah memiliki pasanganmu sendiri, kamu pun akan memprioritaskan pasanganmu lebih dulu.
Jadi, yang sekarang sedang menjalin hubungan pertemanan dengan teman lawan jenis, yuk latihan untuk tidak menjadi egois. Karena kehidupan mereka bukan hanya tentang kamu. Masuk akal kan?
Baca Juga :
So, Who Pays The Bill?
White Lies Dalam Suatu Hubungan, Bolehkah?
Komitmen Atau Sekedar “Jalanin Aja”?
Terimakasih telah membaca di Piool.com, semoga bermanfaat dan lihat juga di situs berkualitas dan paling populer Aopok.com, peluang bisnis online Topbisnisonline.com dan join di komunitas Topoin.com.